Agam menangis sepanjang perjalanan pulang. Ia masih teringat dengan wajah Reva yang bersedih hingga membuatnya tak tega. Padahal, Agam masih mencintai wanita itu. Di dalam hati kecilnya masih ada nama Reva. Namun, kejadian nahas ini malah membuat mereka jadi berpisah.
Dengan langkah gontai, Agam masih terus berjalan seorang diri di pinggir jalan. Tak ada siapa pun lagi yang lewat karena jalanan sudah sepi. Ia mengusap wajahnya dengan kasar.
"Kenapa aku begitu dingin padanya tadi? Kenapa juga aku mengatakan bahwa Reva kuanggap sebagai teman biasa? Padahal aku masih mencintainya."
Memang tak mudah bagi Agam untuk melupakan Reva begitu saja. Wanita itu sungguh berjasa dalam hidupnya. Reva sering kali membantu dalam hal keuangan. Wanita itu juga yang memberinya cinta dan kasih sayang.