"Dok, apa yang terjadi pada istri saya? Kenapa dia jadi seperti ini?"
"Istri Anda mengalami depresi. Dia merasa sangat putus asa karena sudah kehilangan bayinya. Pandangannya jadi kosong seperti itu."
Saga tak kuasa menahan tangis. Ia tak tega melihat Alisa harus seperti ini. Cobaan datang bertubi-tubi pada keluarga mereka.
"Temani istri Anda selalu, pak. Saya permisi dulu."
"Silakan, dok," ujar Anton yang seakan mewakili Saga.
Saga meraup wajahnya sendiri dengan kasar. Merasa tak becus dalam menjaga istri dan anaknya yang sudah tiada. Pria itu merasa bersalah. Anton yang melihat pemandangan ini, sama sekali merasa kasihan.
"Alisa ...." Saga meraih tangan sang istri, lalu menciuminya. Namun, tetap saja, respons Alisa masih diam.
"Anton, segera urus administrasi rumah sakit. Aku akan membawa Alisa pulang dari sini."
"Tapi, Ga? Kau akan membawa Alisa pulang dari sini? Kenapa? Bukankah dia masih perlu perawatan."