Chereads / ATMA-TRUTH OF SOUL / Chapter 44 - Rubik's Cube

Chapter 44 - Rubik's Cube

Tujuan Awal

Ayah rigma sudah menyiapkan rumah baru untuk rigma, sebuah apartemen mewah dengan 2 kamar. Rigma yang baru saja kembali dari kalimantan cukup terkejut karena rumahnya sudah dalam keadaan rapi. Barang-barang sudah tertata dan rumahnya juga dalam keadaan bersih seperti baru saja dibersihkan.

"Aku tidak menyangka ayah menyiapkannya secepat ini…"

"Woaa… siapa sangka rumahmu akan semewah ini…?"

Asrea yang sibuk menarik koper besar miliknya pun ikut terkejut, namun dalam hal yang berbeda.

"Ya kalau cuma segini... rumahnya terbilang agak kecil… ya kan dini…?"

Tiba-tiba pintu salah satu ruangan terbuka dan sosok wanita remaja bertubuh kecil pun keluar. Wanita kecil yang memakai seragam maid itu tidak lain adalah dini sang senjata hidup.

"Tentu saja tuan… membersihkan rumah sekecil ini sangatlah mudah untuk saya… ngomong-ngomong… apa dia wanita yang anda bilang akan tinggal sebagai asisten baru anda…?"

"Ya… perkenalkan namanya adalah Asrea Ulamia… dia partner sekaligus teman yang bisa aku percaya saat menjalankan misi sebagai etranger lepas..."

"Nona asrea… saya ucapkan selamat datang di rumah kecil ini… saya Dini Amirah pelayan pribadi tuan rigma sekaligus senjatanya…"

Dini memperkenalkan dirinya dengan sangat sopan pada asrea, rigma pun mengajak asisten barunya berkeliling.

"Rumahnya tidak terlalu besar jadi cukup sampai di sini saja…"

"Ya… terima kasih karena mau menerimaku disini…"

"Bukan masalah… ngomong-ngomong… apa kau masih mau melanjutkan karir sebagai etranger lepas dengan tubuhmu yang sekarang…?"

Asrea tertegun ketika mendengar pertanyaan rigma, ia benar-benar lupa kalau sekarang dirinya bukan lagi manusia.

"Seperti tidak bisa... "

Senyuman kosong terlihat ketika asrea menjawab pertanyaan rigma dengan suara pelan. Rigma tersenyum karena tahu bagaimana perasaan asrea yang tidak bisa menjadi etranger lagi.

"Kalau begitu… aku juga akan berhenti jadi etranger…"

"Eh…? tapi… bukannya sangat disayangkan…?"

"Ya mau gimana lagi… aku ini orang yang tidak gampang percaya pada orang lain… apalagi mempercayakan punggungku pada orang lain di pertarungan…"

Dini yang mendengar percakapan rigma dan asrea langsung maju untuk menengahi pembicaraan.

"Permisi tuan dan nona… sepertinya saya punya opsi lain…"

"Opsi lain…?"

"Benar… 2 hari yang lalu… saya mendapat sebuah surat undangan dari organisasi pandawa… mereka ingin merekrut anda… dan isi suratnya mengatakan bahwa anda boleh mengajukan syarat apapun agar dapat bergabung secara resmi di organisasi pandawa..."

"Hmmm… kenapa mereka repot-repot… aku kan sudah bergabung dengan guild mereka…"

"Saya rasa ini berbeda tuan… guild adalah lembaga bawah tanah yang bekerja secara ilegal di dunia bawah tanah… sementara organisasi pandawa adalah perkumpulan resmi yang diakui pemerintah indonesia…"

"Jadi dengan kata lain aku harus tetap melakukan pendaftaran ulang secara resmi…?"

"Benar dan anda bisa mengajukan syarat untuk menerima asrea sebagai anggota yang anda rekomendasikan…"

"Woah… kau jenius dini…!"

Rigma terkejut dengan jalan pemikiran pelayan pribadinya yang memanfaatkan celah dari pengajuan syarat. Etranger akan mendapat perlindungan saat bergabung dengan organisasi secara resmi. Ditambah seorang etranger yang bergabung dalam organisasi lebih difokuskan dalam misi penaklukan retakan dimensi. Semua hal itu sangat menguntungkan bagi asrea karena identitasnya tidak akan terbongkar.

"Kalau begitu segera hubungi pihak organisasi pandawa… aku ingin berbicara dengan perwakilan mereka…"

"Dimengerti tuan…"

Sementara dini mencoba menghubungi serikat pandawa, pada waktu yang sama di sisi lain kota purwakarta seorang gadis diculik dan dikurung dalam tabung.

"Sangat disayangkan kita tidak boleh menyentuhnya… padahal tubuhnya sangat sexy dan wajahnya cantik…"

"Dasar bodoh… kita dibayar mahal karena ini pekerjaan sulit… kau harus bisa menahan dirimu… setelah kita dapat bayaran aku akan carikan wanita yang seperti ini…"

"Hehehe oke… aku akan menahannya… client kita memang sedikit aneh dan terlihat agak mengerikan… jadi aku juga lebih baik main aman…"

Pria bertubuh kurus dan tinggi mengobrol dengan seorang pria gagah di dalam mobil van setelah selesai menculik. Mereka berdua adalah kriminal kelas kakap yang sangat ahli dalam pencurian dan penculikan.

"Bagus kalau kau mengerti… syarat pekerjaan kita adalah menculik wanita ini… menelanjanginya dan memasukkannya ke dalam tabung berisi cairan hijau… kita dilarang berbuat hal aneh selama proses penculikan… kalau sampai ketahuan ada keanehan pada tubuhnya… bayaran kita akan hangus… ingat itu…"

"Dimengerti bos…"

Mereka pun membawa tabung berisi wanita ke suatu tempat terpencil di tangerang. Perjalanan mereka cukup jauh sebab mereka harus menculik wanita dari purwakarta. Ditambah bukan cuma mereka kelompok bayaran yang menculik wanita untuk dikirim ke tangerang. Total ada 6 kelompok bayaran yang menculik wanita dari berbagai kota di area sekitar jakarta dan jawa barat.

"Penculikan misterius, peperangan antar guild, dan pergerakan pasukan misterius yang berburu monster dimensi secara ilegal… ini sudah terlalu banyak… siapa yang mengira akan ada peperangan di dunia bawah… haaa… untuk sementara amati terus dunia bawah biar aku yang mengatasi penculikan misterius dan pasukan misterius…"

"Dimengerti tuan…"

Azin pun menghilang dari pandangan rigma setelah selesai melapor dan mendapat perintah baru.

"Huaaa sepertinya aku harus mencari anggota untuk membantu azin dan siar… ditambah besok aku juga harus mendatangi markas organisasi pandawa… ini terlalu menyulitkan… hidup tenang tanpa halangan itu sulit juga ya... sialan..."

Rigma mengeluh sambil meremas kepalanya yang terlalu banyak memikirkan masalah. Ia pun menoleh ke arah jendela kamarnya dengan wajah sedih. Rigma mengingat kembali alasan kenapa dirinya menjadi seorang etranger. Rigma langsung memakai jas putihnya kemudian keluar dari kamarnya.

"Mau kemana tuan…?"

"Aku ingin mengunjungi rumah sakit…"

"Rumah sakit…? Perlu saya antar…?"

"Tidak usah… tugasmu adalah menyiapkan barang-barang ini… sebab habis dari rumah sakit aku akan langsung melakukan eksperimen…"

"Dimengerti tuan… selamat jalan…"

Rigma menaiki mobil otomatis yang membawanya menuju rumah sakit, suasana hujan rintik menghiasi perjalanannya. Ia berjalan melewati tangga gelap rumah sakit untuk mencapai lantai 4 dan langkahnya pun terhenti di depan kamar 401. Rigma membuka pintu kamar 401, di dalamnya ada seorang wanita yang dirawat dengan banyak peralatan pendukung.

"Aisha…"

Wajah sedih dengan tatapan sayu rigma muncul begitu saja ketika melihat aisha yang masih terbaring di atas kasur. Sudah lebih dari 6 bulan berlalu sejak insiden yang menimpa teman masa kecil rigma.

"Maaf aisha… aku belum bisa menemukan cara untuk menyembuhkanmu…"

Syna pernah menjelaskan pada rigma soal kontaminasi jiwa yang dialami aisha cukup unik. Berbeda dengan kontaminasi tubuh yang dialami oleh dini, kontaminasi yang dialami aisha adalah pencemaran jiwa dan raga. Tubuh fisik dan jiwanya sudah terkontaminasi sebanyak 80% dan sangat sulit untuk disembuhkan dengan cara biasa.

'Hmmm… berapa kali pun aku melihat wanita ini… penyakitnya tetap terlihat unik… kemungkinan ini berhubungan dengan bentuk jiwa miliknya…'

'Apa ada petunjuk lain syna…?'

'Sudah aku bilang cuma ada dua cara menyembuhkan penyakit ini… pertama kau harus mengerti intisari jiwa dan memperbaiki jiwanya secara manual… kedua terapi jiwa yang memakan waktu dan memerlukan bantuan seorang ahli spiritualis tingkat tinggi…'

'Jadi memang tidak ada cara lain untuk menyembuhkannya…'

'Sebenarnya sih ada cara ketiga… hanya saja aku tidak mau memberimu harapan palsu… karena cara ketiga hampir mustahil dilakukan…'

'Apa itu…? Ceritakan padaku…!'

Rigma langsung tertarik dengan perkataan syna soal cara ketiga untuk menyembuhkan aisha dari kontaminasi jiwa.

'Hahaha… baiklah akan aku ceritakan… tapi kau harus berjanji untuk tidak bergantung dengan cara ketiga…'

'Iya aku janji…'

'Oke… cara ketiga adalah membuat ramuan darah dewa… alasan disebut darah dewa karena warna ramuannya merah pekat seperti darah…. Aku pernah membuat ramuan itu sekali… jadi aku sangat tahu betapa sulitnya mendapatkan bahan untuk membuatnya…'

'Jadi ramuan dari alkimia ya…'

'Benar… ramuan tersebut terdiri dari 3 bahan utama yang sulit ditemukan… pertama buah jiwa… buah yang terlahir dari pohon berusia ratusan tahun… pohon tersebut harus menyerap energi jiwa secara berkala selama ratusan tahun hingga bisa menghasilkan buah jiwa yang matang… kedua tanah kematian… tanah yang telah menyerap ribuan tubuh makhluk hidup dan mengandung energi jiwa dalam jumlah besar...yang terakhir adalah bunga kehidupan dari ratu tanaman… ketiga bahan itu sangat mustahil didapatkan… bahkan di dunia tempatku hidup dulu ketiganya termasuk bahan legendaris...'

'Ya... paling tidak aku tahu kenapa ketiga bahan itu mustahil didapatkan… sangat mustahil di dunia ini ada bahan-bahan yang sama seperti yang kau sebutkan… terutama bunga kehidupan...'

Rigma pun bangkit kemudian meninggalkan ruangan aisha setelah mendengar penjelasan syna. Ia memutuskan untuk kembali pulang dan mempersiapkan peralatan baru miliknya agar bisa digunakan.

"Selamat datang tuan… semua barang material yang anda minta sudah saya siapkan…"

"Terima kasih dini…"

Rigma berjalan sambil memberikan jasnya pada dini dan menghampiri meja yang sudah disiapkan. Di atas meja sudah tersedia beberapa material dengan bahan utama berupa item dari pelelangan bawah tanah.

"Baiklah kita mulai dari mana dulu…"

'Aku sarankan mulai dari rubik cube batu… artifak ini dapat dipoles dengan proses alkimia ringan…'

Rigma pun memulai eksperimennya dari rubik cube, ia membuat beberapa cairan dari zat kimia buatannya. Setelah beberapa kali mencampurkan cairan kimia akhirnya cairan berwarna bening dan bercahaya seperti kristal es tercipta.

"Sekarang tinggal menuangkannya pada rubik cube…"

Rigma dengan sangat hati-hati meneteskan cairan buatannya ke rubik cube secara perlahan. Setelah memastikan seluruh bagian rubik cube tersiram cairan kimia buatannya, perlahan kulit luar rubik cube mengelupas. Kulit luar rubik cube yang bentuk dan teksturnya terlihat seperti batu mulai berjatuhan. Rigma akhirnya dapat melihat bentuk asli dari artifak jiwa rubik cube yang penuh dengan warna.

"Indah sekali…"

Warnanya berkilauan seperti permata yang menghiasi setiap kotak pada sisi rubik cube. Tiba-tiba rubik cube yang baru saja mendapatkan energi jiwa dari cairan sebelumnya mulai melayang. Setiap kotak pada rubik cube mulai memancarkan cahaya yang semakin terang hingga menyilaukan mata.

"Waaa apa ini…!! Aaaaaa….!!"

Bersamaan dengan hilangnya cahaya dari rubik cube, rigma pun menghilang. Dini yang mendengar teriakan majikannya langsung berlari ke tempat eksperimen.

"Tuan…!? Eh…? tuan…?"

Dini yang tidak melihat sosok majikannya pun kebingungan dan juga terkejut.

Bersambung…