Eza mengunci rapat mulutnya saat tiba di lab,dia sangat kesal dengan vicky yang mangabaikan pertanyaan sedari tadi.Wanita itu mengembung kan kedua pipinya,vicky melirik sekilas dan tersenyum lucu,betapa imut gadis kecil ini saat merajuk.Ah...manisnya....
"kamu abis dimarahi pak vicky..." tanya lina yang memperhatikan tatapan tajam dan kesal eza kearah vicky.
"enggak tuh..." jawabnya ketus.
Reka yang baru tiba ikut menyela nimbrung diantara keduanya..
"kalian makan berdua tadi,?lagi kencan ya..."
Eza langsung menatap horor kearah reka yang asal nyablak,ini dilab gaes..jangan sampe nyebar gosip yang tidak tidak.WHAT THE,,,...
"astaga...ngomong apaan kamu re..."
"lah kan aku Cuma nanya,ngapain kamu makan diluar sendiri enggak ngajak ngajak kita.lagian kalian juga datengnya bareng..."
"beneran za,kalian makan berdua..." lina menyipitkan matanya memandang curiga kearah rekan kerjanya satu ini.
Merasa tidak bisa mengelak akhirnya eza menarik nafas dalam,teman temannya ini benar benar kepo dengan urusan orang,ck...
"iya kita makan bareng,,"
What the...lina dan reka saling tatap tak percaya,keduanya bahkan membuka mulut dengan lebar saking kagetnya,bersyukur saja tidak ada binatang masuk,terutama peliharaan mereka.
"kalian pacaran za..."
"sembarangan lu,kita Cuma makan lin,MAKAN...jangan ngadi ngadi lu,.." eza menoyor dahi lina dan dengan nada penekananyang sarkas eza berlalu meninggalkan keduanya yang masih memaku seperti orang linglung.
.
.
.
Eza keluar dari insect rearing room membawa dua cup ulat kantong mahasena corbetti yang sempat ia silangkan waktu itu,ia berjalan mendatangi pak krish diruang pengamatan yang memang sedang mendampinginya di lab.
"pak...menetas..." serunya berlonjak senang,krish terdiam sejenak mencerna ucapan eza dan melihat sesuatu yang dipegang wanita itu.Seketika senyumnya mengembang sempurna,menatap cup yang dibawa eza.
"saya lapor keruangan mister dulu za,tunggu disini ya,...?" ucapnya sembari berlalu meninggalkan eza menuju ruangan mister yang terletak disisi lain laboraturium.
Eza mengangguk sekilas dan kembali fokus kepekerjaannya bertepatan dengan masuknya nining dan staff lain keruang pengamatan menghampiri eza dan kawan kawan.
"besok para staff dan karyawan lab akan training pembuatan media PDA ( Potato Dextrose agar)...." eza beserta yang lain saling tatap,itu pekerjaan baru di lab,karena sebelumnya belum pernah dilakukan,walaupun sesekali lihat bu nining melakukannya.
"za pagi pagi besok siapkan peralatannya yang akan digunakan ya,letakkan dan susun rapi dimeja ini.." nining mengintruksi eza menuju salah satu meja batu diruangan itu.
"baik bu..."
"juga besok bawa jas lab yang baru untuk mengikuti training,karena berada dalam ruang inkubasi harus benar benar bersih dan steril,jangan sampai nanti mister komentar sana sini akibat kecerobohan kalian..."
Eza dan yang lain mengangguk mendengar ucapan cetus bernada perintah dari nining,ini seperti tugas negara yang harus mereka tuntaskan dengan baik.
***
Pagi pagi sebelum sarapan eza menyiapkan peralatan yang diminta nining kemarin dibantu dengan lina juga reka.Timbangan analitik,kertas timbang,beaker glass 1000ml,batang pengaduk,gelas ukur,pemanas listrik (mikrowave oven),petridisk steril yang sudah diautoclave,api spritue,serta bahan seperti aquades juga serbuk PDA.
Setelah dirasa sudah lengkap semua eza dan yang lain berjalan menuju pantry untuk sarapan terlebih dahulu,tapi mereka tidak melihat Rena ada diantara mereka,dimana dia....
Saat ketiganyamemasuki pantry rena sudah berdiri disana dengan semua karyawan cowok,dia tersenyum sinis seraya memegang sebuah gelas.Lina menatap curiga kearah rena,...ada yang tidak beres,seperti ada gelagat tidak baik dari caranya tersenyum.
Tepat saat eza masuk ia dengan sengaja menjatuhkan gelas yang dipegangnya,eza yang kebetulan belum memakai sandal lab langsung memijak pecahan kaca dilantai dengan keterkejutannya.
"eza awas..!!!" pekik rendi yang diikuti suara lina dan reka.
"akh...!!!" semua terlambat,kaki eza sudah menancap pada serpihan kaca itu.
"kamu apa apaan sih ren,sengaja ya" hardik lina dengan tampang emosi yang tak terbendung.
"kamu uda gila ya ren,ini bahaya tau...kamu kenapa sih.." bentak rendi juga yang tak kalah kalapnya melihat eza meringis kesakitan,lantai sudah dipenuhi dengan cucuran darah,eza juga belum beranjak dan masih mematung menahan sakit.Sementara rekan rekannya sibuk menghakimi akan tindakan rena.
"aku enggak sengaja,tiba tiba tangan aku licin,ini kecelakaan loh,bukannya aku sengaja..." sangkalnya mencoba membela diri dengan segala keangkuhannya.
"kamu itu eang enggak suka sama eza,ngaku aja ren...tapi jangan main kotor dan nyakiti gini,ini bahaya..."sontal reka tak habis pikir atas tindak tanduk rena itu.
Mendengar suara ribut ribut dari pantry yang letaknya tidak jauh dari ruang staff itu Nining mendengus kesal.
"ada apa sih masih pagi dan mereka uda seribut ini,ck...sarapan pun bertengkar,uda pada gede semua juga,kaya anak kecil rebutan ayam goreng..."gerutunya seraya keluar dari ruang staff menuju pantry dengan diikuti oleh krish juga vicky yang sama penasarannya.
"ada apa ini...!!!" bentak nining sembari menghentakkan pintu dengan keras,ia langsung membelalak kaget melihat banyak darah dilantai.
"eza kamu kenapa..?" suara vicky yang mengintrupsi terlebih dahulu karena tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya,ia bahkan langsung menerobos masuk melewati nining yang masih terpaku didepan pintu pantry,.
"lina,kenapa sama eza,..kenapa dia.." bentak nining kearah lina.
"rena tu bu,sengaja jatuhi gelas dikaki eza.."
"enggak bu,saya tidak sengaja,ini kecelakaan bu..' bantah rena tak mau disalahkan.Reka menatap jijik kearah rena,
""kamu tu sengaja,banyak saksi kalo kamu emang sengaja melukai eza,kamu iri sama dia.." ucapan frontal reka memicu kesitegangan diruangan itu.
"cukup..!!!!tidak usah saling menyalahkan,ini masih pagi dan kalian sudah membuat masalah besar,rena kamu bersihkan semua ini....dan eza..." nining menjeda ucapannya dan menatap eza,wajahnya sudah pucat,airmatanya bahkan sudah menggelayut disudut matanya karena rasa sakit juga banyak darah yang mengucur.
"kamu ikut pak vicky ke klinik,sebelum itu bersihkan dulu darahnya diruang kotak p3k..."
Eza mengangguk pelan,vicky mendekati wanita itu dan memapahnya menuju nruangan yang terdapat kotak p3k.
"kalian cari masalah sepagi ini,seperti ini sudah masuk dalam kecelakaan kerja karena berada dilingkungan kerja,kalian tau ini menambah kerja saya,saya harus membuat laporan karena ulah konyol kalian.Seharusnya jangan ikutkan perasaan iri kalian jika bekerja,saya tidak mau lihat hal seperti ini lagi...terutama kamu rena,kamu keterlaluan,kamu masih baru disini tapi sudah menunjukan watak egois kamu...." seketika amarah nining meledak ledak dan suasana paginya memburuk karena ulah satu orang.
.
.
.
Vicky mendudukan eza dan mengangkat kaki yang terluka,membuat eza merasa risih melihat atasannya duduk bersimpuh didepannya sembari menopang kakinya.
"apa sakit,,,?"
"tidak apa kak,hanya perih sedikit..." ia bersikap seolah tidak merasakan apapun dan tidak ingin membuat orang lain risau.Vicky menatap wajah pucat eza,mengusap sudut mata eza yang berair dengan punggung tangannya.
"kamu bilang seperti ini tidak sakit,lihatlah ini za,...kakimu terluka begini.."
"kenapa kakak menangis,aku sungguh tidak apa apa..." eza menghapus balik air mata diwajah atasannya itu,ia jadi merasa bersalah tanpa sebab.
"hatiku sakit melihatmu begini za..." bisiknya dihati.
Vicky mengambil kapas dan membersihkannya dengan alkohol dari kotak p3k,ia bersihkan dengan pelan dan mencoba menghentikan pendarahan.membungkus dengan asal luka itu dengan kassa sebelum membawanya ke klinik,ia bahkan tidak tau bagaimana mengobati luka besar seperti itu.
Tak lama krish masuk menemui keduanya yang masih sama sam terdiam dalam pikiran mereka.
"ayo kita antarkan eza ke klinik,takutnya infeksi jika ada serpihan yang tertinggal didalam.Lagian wajahnya terlihat pucat,darahnya pasti banyak keluar,kemungkinan dia bisa demam nanti,,,..."
Vicky mengangguk setuju,sebenarnya ia ingin sekali menggendong eza memasuki mobil mister yang akan mengantarkan mereka,tapi itu tidak baik mengingat situasi keduanya.Ia kembali memapah eza dibantu krish...
Hatiku sakit,terasa sakit dan sesak mengingat betapa kamu hanya diam untuk tidak terlihat lemah didepan orang,aku tau kamu....
Vicky berbisik lirih dan menatap khawatir ke eza yang masih setia dalam diamnya meski mereka sudah tiba didalam mobil,Tapi vicky bisa melihat bagaimana mata wanita itu berkaca kaca,...pasti sangat sakit.