"...?"
"Bagaimana penjelasan Gustav barusan?" dia bertanya dengan sungguh-sungguh.
"Iya?" Mafu juga langsung meresponsnya dan berusaha untuk memandang serius ke arah Gustav, "Hmm, dia ... sangat jujur." Ucap Mafu serius.
Tentu saja tidak ada satu pun yang meleset soal kebohongan maupun perasaan tersembunyi yang seseorang ungkapkan dengan perkataan lain di hadapan lelaki imut ini, semua terbaca dengan akurat.
Lalu, sang lelaki tampan yang masih berdiri dengan gagah dan mempertahankan senyum lembutnya itu memberikan tepuk tangan dengan jeda sekitar tiap satu detik.
"Kalian hebat, hebat sekali." Dia memuji mereka yang berasal dari masa depan ini dari lubuk hati yang tulus meski senyum lembutnya yang saat memuji itu kembali dikencangkan terlihat seperti dipaksa.
"I-iya?" ucap Anko meresponsnya dengan tidak yakin sampai memiringkan sedikit kepalanya ke arah kiri dan kanan secara perlahan.