Waktu sudah menunjukkan sore hari. Evelyn dan Robert sudah berpamitan dengan Clarin dan mereka berdua sudah berada di dalam mobil, melakukan perjalanan pulang. Kedua insan tersebut diam, tak ada satupun dari mereka yang mengangkat suara, baik Davit maupun Evelyn bungkam.
Di satu sisi Evelyn merasa jika ia pantas untuk marah atau ngambek pada Davit karena cemburu, namun di sisi lain Davit yang tidak peka dengan hal tersebut menganggap bahwa itu semua adalah hal yang biasa saja. Tak ada istimewanya. Ia menganggap jika Evelyn kecapekan, bukannya sedang ngambek.
Evelyn memutar bola matanya, ia ingin Davit yang mencairkan suasana dan meminta maaf, namun ternyata Davit tetaplah Davit. Pria itu tidak akan pernah peka terhadap sesuatu yang menurutnya tersirat. Pasti pria terlanjur tampan itu menganggap jika Evelyn diam karena kecapekan, padahal tidak.
"Aku marah," ujar Evelyn memberitahu. Bibirnya dicondongkan beberapa sentimeter, matanya sinis serta tajam.
