Mark dan Ben kembali bertukar pandang karena bingung. Mark mendekati si kecil dan berjongkok di depannya.
"Hai, tampan! Kamu ingin bertemu dengan Tante Mayang?" tanya Mark dengan senyum. Ziel yang awalnya ketakutan dan bersembunyi di belakang sang Daddy, berangsur maju saat nama Mayang Mark sebut. Ia pun mengangguk.
"Maaf, tapi aku tidak bisa berbuat banyak. Kami tidak berani membangunkan Tante Mayang yang sedang tidur," ucap Mark lagi dan menjelaskan. Wajah Ziel semakin murung. Dia juga tahu kalau Mayang sangat mengerikan saat bangun tidur. Tapi ia ingin sekali bertemu dengan ibu perinya.
Ziel mendongak ke Daddy-nya sambil menarik ujung jas Bian seakan meminta tolong.
"Daddy tidak bisa membantumu. Ibu peri marah pada Daddy. Dan sekarang, kalau mereka saja tidak berani membangunkan Ibu peri, bagaimana kamu bisa bertemu dengannya?" Bian menjelaskan semuanya dengan perlahan.