Ratu Livia terbangun saat seorang pengawalnya itu mengatakan jika ada yang ingin bertemu dengan dirinya.
Livia hanya mengangguk lantas berjalan keluar dan betapa terkejutnya Livia melihat tamu yang datang, kakaknya yaitu olive
"apa tujuan kau datang kesini?"tanya Livia dingin dan tajam
"oh jangan marah wahai adikku aku hanya ingin mengajak mu untuk bertarung dan jika kau kalah aku akan membuat ayah dan ibu menjadi eksperimen ku dan jika kau menang aku berjanji akan mengembalikan ayah dan ibu padamu"kata olive membuat Livia berpikir sejenak
"oh ya kau kira aku ini takut?aku akan berusaha melenyapkan mu olive"kata Livia dingin
"perang akan dimulai pada Minggu depan"kata olive sedikit tertawa dan langsung meninggalkan istana ratu Livia.
Livia termenung dan mencerna baik kata kata olive.ia kemudian menyuruh penjaganya untuk mengawalnya ke kamarnya
sedangkan Peter pria itu yang sedari tadi mendengar percakapan antara Livia dan olive ia langsung teringat jika pedang yang diberi padanya itu hari untuk bertarung.
"aku sekarang mengerti kenapa peri itu memberikan ku pedang es kristal tersebut"kata Peter pada dirinya sendiri.
Ia kemudian berjalan ke arah kamar Livia dan melihat Livia disana sedang duduk bersila.ia kemudian berjalan ke arah Livia dan langsung berkata
"ratuku"kata Peter membuat Livia menghentikan kekuatan nya itu
"kau ini kenapa setiap aku ingin mengeluarkan kekuatan ku kau selalu saja mengganggu ku"kata Livia kasar
"Baik ratu ku maaf"kata Peter membungkuk hormat dan langsung meninggalkan ratu Livia
Livia meminta pada pengawalnya ingin berjalan memantau negerinya itu.pengawal hanya mengangguk Livia langsung membuat kereta es dengan kekuatannya dan pergi berkeliling negerinya.
saat ditengah perjalanan Livia melihat seorang pria yang sedang menggoda seorang wanita desa ia kemudian turun dari keretanya itu dan berjalan ke arah pria tersebut.
ia lalu mengubah pria tersebut menjadi es batu kemudian beralih menatap perempuan yang masih nampak ketakutan itu.
"pengawal bawa lelaki ini ke kerajaan penjara kan dia didalam sel tahanan yang sangat dingin"kata Livia beberapa orang pengawal langsung membawa pria tersebut
"kau juga ingin kujadikan es?"tanya Livia dingin pada wanita itu.wanita itu menggeleng lalu cepat berlari.
Livia melanjutkan perjalannya dan akhirnya pulang ke istananya kembali.peter yang melihat Livia kembali langsung berjalan ke arah Livia
"ratuku aku ingin memberikan mu kabar gembira"kata Peter
"apa itu?"tanya Livia dingin
"aku akan membuatkan mu makanan spesial hari ini kau tunggu saja"kata Peter langsung berjalan ke dalam.
Sore tak terasa berganti menjadi malam.livia hanya menatap jam dinding masih menunjukkan pukul 23.59 malam ia kemudian berjalan ke arah ruang makan
ia sangat terkejut melihat Peter yang menyediakan banyak makanan untuknya salah satunya makanan favoritnya,pasta.
ia kemudian duduk di kursi yang di buat khusus untuk Livia oleh Peter.
Livia mulai memakan makanan yang dimasak oleh peter.ia tertegun merasakan makanan yang sangat enak tersebut.
"kau seorang koki?"tanya Livia dingin
"oh ya aku seorang koki lalu aku menjadi seorang petani di desaku dulu"kata Peter tertawa kecil
"bisa kah kau tidak tertawa?"tanya Livia
yang menganggap Peter tidak waras lagi karena selalu tertawa
"ratu aku takkan pernah bisa berhenti tertawa karena itu adalah sumber kebahagiaan ku"kata Peter tertawa lagi
Livia yang mendengar perkataan Peter sedikit sadar bahwa jika orang tertawa orang itu bahagia dan jika tak pernah tertawa berarti malah sebaliknya ia tak akan pernah mendapatkan kebahagiaan.