Livia menyuruh Peter duduk di kursi taman ia duduk tepat di dekat ratu livia.peter menandai bahwa ratu Livia ingin makan ia kemudian meminta izin sebentar.
kemudian saat ia kembali ia membawa pasta kesukaan Livia ia kemudian menyuapi sang ratu itu dengan sangat pelan.
"Makan dulu ya ratuku"kata Peter menyuapi sang ratu Livia
Livia mulai membuka mulutnya dan ya satu suapan masuk.setelah ratu Livia selesai makan Peter mengembalikan piring dan tetap duduk di samping ratu Livia.
"tuan Alfredo"Livia memanggil nama Peter
"Ya ratuku?"tanya Peter dan Livia membuka mahkotanya lalu menyandarkan kepalanya di bahu Peter.
"terima kasih kau memberi ku makan"kata Livia dingin
"sama sama ratu ku"kata Peter mencium puncak kepala Livia.
Livia kemudian memeluk Peter dari samping Peter tau persis bahwa Livia masih menginginkan pelukan hangatnya.
"tuan Alfredo"panggil Livia
"iya ratu?"tanya Peter sedikit penasaran
"Aku sangat sayang padamu tuan Alfredo"kata Livia memeluk erat tubuh Peter.
"Aku juga ratu ku ya walaupun aku tahu besok kau akan pergi ke perang itu"kata Peter membuat Livia menunduk dan meninggalkan Peter sendiri di taman.
Pagi harinya adalah pagi dimana awan berwarna hitam kelabu nampak kuda kuda yang ditunggangi oleh pengawal kerajaan Livia serta Livia yang datang membawa tongkat es nya dan menaiki kuda.
sesampainya di kerajaan tampak olive yang sudah lama menunggu kedatangan adiknya itu olive memperlihatkan orang tua nya di kurung dalam sebuah tabung berisi es.
"kau mau dia atau--"ucapan olive terhenti karena serangan tiba tiba dari Livia ia menatap kakaknya itu dingin.
seketika peperangan hebat terjadi antara keduanya kebanyakan pengawal dari ratu Livia yang kalah dalam peperangan dan kini hanya tersisa sepuluh pengawal
Livia turun dari kudanya dan langsung berlari ke arah kakaknya dan menusuknya menggunakan tongkat es nya itu namun tak disangka olive menyerang balik hingga membuat dahi ratu Livia terluka
olive kemudian berjalan mendekati Livia yang sudah tersungkur di pasir ia kemudian menaikkan tongkatnya dan menusuk Livia
saat ingin menusuk Livia tiba tiba seorang pria dengan gagahnya menunggangi kuda dan langsung membuang tongkat olive membuat nya tidak jadi menusuk Livia.
lelaki itu turun dari kudanya dan berdiri di hadapan olive pria itu kemudian melawan Olive menggunakan tongkatnya.
namun olive akhirnya jatuh di pasir dan terluka.pria itu kemudian berjalan mendekati Livia dan menyamakan tingginya dengan Livia
"Peter"Livia membuka tutup wajah Peter ia langsung memeluk peter.peter hanya tersenyum membalas pelukan Livia.
saat mengurai pelukan Livia menanyakan bagaimana dia bisa mendapat tongkat es kristal yang sangat kuat itu
Peter menjelaskan bahwa peri datang padanya lalu membawakan nya tongkat tersebut Livia hanya tersenyum
saat mereka berdua bicara tiba tiba
"tuan Alfredo awas"kata Livia dan seketika tubuh Peter terjatuh kepalanya berdarah tubuhnya juga Akibat olive menusuk keras belakang Peter
amarah Livia memuncak ia kemudian duduk bertapa dan mengeluarkan semua kekuatan esnya lalu ia mengeluarkan pedang es yang Peter bawah dan langsung menusuk tepat di perut olive
ia menusuk berkali kali sampai akhirnya olive tidak sadarkan diri.
"rasakan"bisik Livia dingin dan langsung berlari memasuki istana olive disana ia melihat orang tuanya di dalam tabung
saat Livia ingin menyentuh tabung tersebut tiba tiba tabung tersebut hilang.Apa yang terjadi?Livia semakin bingung dan keluar dari istana olive
"olive"teriak Livia mencari olive yang sudah tidak ada disana,dimana olive berada?
Livia kemudian melihat sebuah surat yang tertulis bahwa olive akan membawa orang tuanya menjauh dari Livia membuat Livia sangat marah
namun marahnya itu berubah menjadi air mata saat melihat Peter yang tertidur di pasir ia kemudian menyuruh pengawalnya untuk membawa Peter di kerajaan.