Chapter 6 - PART 5

Peter menjalankan kehidupannya seperti hari biasa.tak terasa hari terlalu cepat Peter menyadari jika dia sudah berada di kerajaan es tersebut selama sepuluh hari

itu artinya waktu Peter tinggal dua puluh hari di kerajaan tersebut.ia kemudian berjalan ke arah luar ia melihat Livia sedang memarahi seorang nenek tua bersama ketiga cucunya

"ratu Livia maaf sebelumnya mereka ini sangat kasihan kenapa ratu memarahinya? apakah ratu tidak puas dengan menyakiti hati orang banyak?"tanya Peter kini tak ada senyum di bibirnya tak ada tawa di mulutnya Livia yang melihat itu terkejut

"kamu siapa mau mengatur saya?"tanya Livia dingin

"ok saya bukan siapa siapa saya hanya orang biasa dari negeri yang jauh di sana andai bukan karena saya main main berpetualang di negeri ini saya tidak akan tinggal disini selama tiga puluh hari!namun siapa kau berani menyuruhku untuk tinggal hah? sekarang aku akan keluar dari kerajaan ini"kata Peter, amarahnya sangat tak terkendali.

Livia mendengar itu langsung berlari ke dalam.peter yang melihat itu langsung merasa bersalah ia sangat bersalah atas perkataannya

"nek saya minta maaf nenek bisa pulang"kata Peter sambil tersenyum nenek itu hanya mengangguk lantas membawa ketiga cucunya itu keluar

Peter kemudian berlari mencari kemana Livia pergi.tepat dikamarnya ia melihat Livia yang sedang memainkan kekuatannya.livia kemudian melempar kristal itu ke arah jendela membuat kaca jendela itu pecah

Peter yang melihat itu langsung berlari dan memeluk dengan penuh cinta Livia ia memeluk Livia Sangat erat tangan nya ia letakkan di pinggang langsing milik ratu livia.livia terkejut mendapat pelukan tiba tiba dari Peter

ia memejamkan matanya baru kali ini ratu Livia yang dikenal sangat kejam merasakan cinta dari pria yang tersesat di negerinya.

Peter membalikkan tubuh Livia dan menatap Livia penuh cinta dan kasih sayang ia kemudian mendekap erat tubuh Livia.

Livia perlahan membalas pelukan peter.baru kali ini ratu Livia yang sangat kejam itu menangis padahal ia tak pernah menangis sama sekali.

"Ratuku"kata Peter membuka mahkota di kepala Livia mencium puncak kepala Livia

"tuan Alfredo apakah kau tau hatiku bahagia jika melihat dirimu tersenyum atau tertawa dari sekian banyak raja dan pangeran yang membuat lelucon aku tak pernah tertawa tapi kau hanya dengan tersenyum kau dapat membuat hatiku bahagia"kata Livia memeluk erat tubuh peter

"aku berjanji akan membuat ratuku ini bahagia"kata Peter sambil tersenyum manis

Livia perlahan menaikkan sudut bibirnya.peter sangat terkejut melihat Livia,Livia tersenyum.peter hampir dibuat pingsan dengan senyuman ratu es itu.

"Peter aku berjanji aku akan selalu tersenyum"kata Livia memeluk erat tubuh Peter.

disaat ia berdua berpelukan tiba tiba pengawal masuk dan terkejut melihat Livia berpelukan dengan Peter

senyuman di bibir Livia menghilang berganti menjadi tatapan sangat dingin.ia Kemudian bertanya kenapa pengawalnya masuk ke kamarnya secara tiba tiba.

"ada apa pengawal ku?"tanya Livia dingin

"kami mencari mu ratu kenapa kau tak keluar?"tanya salah satu pengawal tersebut.

"lebih baik kalian yang keluar sebelum kalian menjadi es"kata Livia lantas pengawal ketakutan dan berlari meninggalkan Livia dan Peter

Livia tertawa kecil perlahan Peter ikut bahagia melihat Livia tertawa.

tiba tiba Livia merasa lemas hingga akhirnya pingsan Peter yang melihat itu langsung menggendong Livia ke tempat tidurnya.

ditempat tidur Livia terbangun ia menatap ke arah Peter yang menggenggam erat tangan Livia.livia hanya tersenyum

"Peter mauka kau tidur bersama ku?"tanya Livia

"aku tak bisa tidur bersama mu karena aku bukan suamimu"kata Peter pelan

perlahan Livia terbangun dan mengajak Peter untuk berjalan ke arah taman belakang.disana Peter dapat melihat taman yang seluruhnya dibuat dari es