Setelah beberapa menit menaiki mobil sport nya. akhirnya Xora pun sampai di depan sekolah nya, dan sayangnya gerbangnya telah tertutup menandakan bahwa dia telah terlambat.
Xora pun perlahan melihat kearah sekitarnya untuk mengetahui apa ada yang melihatnya. Xora yang merasa tidak ada orang yang memperhatikan nya, dia pun berlari dan...
Bruk!!
Xora melompat naik keatas tembok pagar lalu kemudian melompat turun. saat berhasil turun, Xora pun berbalik dan menatap pria gendut dan jelek tengah menatapnya dengan tatapan bodoh!
Xora tanpa berkata apapun, langsung pergi begitu saja meninggalkan pria gendut itu.
Xora dengan cepat berlari ke arah kelasnya, dan langsung masuk begitu saja membuat seisi kelas menjadi kaget, termasuk guru yang kala itu tengah mengajar.
"Kamu!! kamu terlambat!? " Ucapnya sambil menahan emosinya, karena jujur saja, dia begitu takut dengan Xora yang orangnya tak segan dengan orang yang mengusik dan membuat masalah dengannya.
"Wc, mules! " Ucap Xora singkat dengan tatapan datar dan dingin, kemudian dia melangkah menuju mejanya yang terletak di pojok paling belakang dekat jendela.
"Baiklah, aku mengerti! " ucap guru itu lalu melanjutkan mengajar para murid.
Jujur saja, guru itu tentu tau jika Xora berbohong, tapi dia takut jadi dia membiarkan Xora begitu saja.
Pembelajaran terus berlangsung, dengan Xora yang memilih untuk tidur dengan kepala di meja, dan tangan sebagai bantalnya. Xora setiap hari selalu begadang karena mengurus urusan kantor, hingga setiap pagi dia sering terlambat dan juga tertidur di kelas.
Tentu tidak ada yang membangunkan Xora, karena mereka semua tahu bahwa xora kini tak memerlukan lagi pelajaran/ilmu kelas 9, karena IQ Xora yang berada di atas rata rata dan juga karena dia suka membaca/belajar di rumah sedari kecil, membuat Xora kini telah mengetahui banyak pelajaran pelajaran yang seharusnya kini siswa kuliahan pelajari. bahkan bisa dikatakan, Xora dapat menandingi kepintaran siswa siswi kuliahan.
***
Kring.. kring..
Bel istirahat telah berbunyi, membuat siswa dan siswi segera keluar kelas dan berjalan ke kantin.
"Xora! ke kantin yuk" Ajak Lily, sahabat Xora sedari kecil. Xora yang mendapatkan ajakan dari sahabatnya itu hanya bisa mengangguk dan mulai berjalan menuju kantin.
Saat mereka melewati suatu kelas, mereka dapat mendengar jika seseorang tengah marah marah!
"Xafia!! apa kamu tidak malu punya nilai nol hah!! " Bentak wanita itu, yang Xora yakini adalah seorang guru.
"Yaelah buk, santai aja, emangnya kenapa kalau dapat nilai nol? " ucap Xafia dengan santai sambil berjalan menuju seorang laki laki yang lumayan tampan lalu duduk di pangkuan laki laki itu.
"Kamu!! " Guru itu terlihat marah dengan sikap Xafia yang semena mena. guru itu pun hanya berjalan keluar dari kelas.
***
Sedangkan Xora yang mendengar semua itu hanya diam dengan mimik wajah datar.
"Ayo! " Ajaknya sambil berjalan melewati Lily yang masih menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Xafia.
"Xora, kamu gak marahin adik kamu? dia udah keterlaluan loh" ucap lily yang telah mengejar Xora.
"Gak! " ucap Xora dengan singkat.
"Kenapa? " tanya Lily dengan bingung.
"Itu hidupnya, dan ini hidupku, kami memang bersaudara, tapi kehidupan kami begitu jauh berbeda, kami tak memiliki hak untuk mengurus urusan satu sama lain. " ucap Xora panjang lebar disertai wajah datar.
Lily pun hanya mengangguk paham mendengarkan perkataan Xora.
'Yah.. mereka memang berbeda, dari wajah dan sifat, semuanya berbeda, dan tak ada yang sama' batin Lily.
***
Kini Xora tengah memasuki sebuah kawasan toilet.
"Ahh!! emm..! ah,sayang!"
"Umm.. uh!! nikmat sekali"
"Tentu, kini tubuhku milikmu sayang! "
"Faster sayang.. uh!! ahh.. "