Xora kini telah puas setelah membuat Alex dan Axel babak belur. dan kini pandangan Xora beralir menatap Xafia yang mulai ketakutan.
"Atas dasar apa kau mencampuri urusanku!! " Teriak Xafia dengan marah, tapi tak dipungkiri bahwa dia juga sangat takut. Xafia tentu tahu jika Xora marah, dia bisa menjadi psikopat seketika. tapi tentu saja Xora tak mudah untuk marah.
"Kau sudah keterlaluan Xafia! " Ucap Xora dengan dingin dan menusuk.
"Sepertinya, kini kau bisa disebut dengan jalang? " Lanjut Xora.
"Iya, aku memang jalang, aku sudah bermain dengan ratusan pria!! " Ucap Xafia dengan emosi yang menggebu gebu.
"Emangnya kenapa jika aku jadi jalang hah!!? " Teriaknya lagi.
'Plakk!! '
Xora menampar pipi Xafia dengan keras. membuat Xafia menjerit kesakitan.
"Sadarlah bodoh!! kenapa kau mau menjadi wanita kotor. dari dulu aku memang diam melihatmu bermain dengan banyak pria. tapi sekarang hentikan semuanya! kau mau dapat penyakit karena gonta ganti pasangan hah!? " Bentak Xora dengan emosi.
Tanpa berbasa basi lagi, Xora menarik kerah seragam Xafia, lalu menariknya dengan kasar.
Xora pun berjalan menuju keluar sekolah sambil menarik kerah Xafia yang kini tengah meronta ronta.
Tentu hal itu di saksikan oleh banyak mata. kini mereka tengah membicarakan Xora yang mimik wajahnya terlihat marah, sambil menarik kerah seragam Xafia yang kini tengah meronta ronta minta dilepaskan. mereka sangat penasaran, mengapa Xora kini bisa marah besar? biasanya Xora tak mudah untuk marah atau terprovokasi. tapi ketika dia marah, dia akan menjadi seseorang yang berbeda, dan hampir menyerupai psikopat.
Xora pun mendorong tubuh Xafia untuk masuk kedalam mobil sport milik Xora. lalu Xora ikut masuk kedalam dan mengendarai mobilnya pulang kerumah. bahkan Xora tak lagi memperdulikan tasnya yang ada di kelas.
Setelah beberapa menit mengendarai mobilnya, mereka pun sampai di kediaman Alexander.
Xora kembali turun sambil menarik kerah seragam Xafia dengan kasar. Xora pun menarik Xafia masuk kedalam rumah mewah milik keluarga Alexander.
Saat melihat ayah dan ibunya yang kini berdiri sambil melihat kearah Xora dan Xafia dengan pandangan yang sulit di artikan.
Tampa berbasa basi lagi, Xora tiba tiba menghempaskan tubuh Xafia ke lantai dengan kasar.
"Aww...kenapa kau begitu kasar Xora!! " Ucap Xafia yang kini hendak menangis karena kesakitan.
"Xora!! kenapa kau berlaku kasar seperti ini!? " Ucap Xafier sambil menatap tajam kearah Xora.
"Halah, palingan dia(Xafia) buat masalah lagi, dan sialnya sudah membuat Xora marah" Ucap Xifa dengan santai, dia memang tidak menyukai anak bungsunya itu, karena sifatnya yang terlalu buruk, ditambah lagi, Xafia yang terkadang memukul Xifa ketika dia emosi.
"Ekhem!! " Terdengar suara pria yang begitu tiba tiba membuat Xora, Xafier, Xifa dan Xafia kini berbalik ke arah suara itu.
Terlihat dua orang laki laki, dan satu perempuan yang sedang duduk di ruang tamu sambil menatap keluarga Alexander dengan aneh. Xora mencoba mengingat ingat siapa laki laki itu, ketika dia merasa familiar dengan wajahnya.
"Ah!! maaf tuan, anda jadi menunggu dan melihat hal yang tak pantas di lihat ini. " Ucap Xafier dengan nada bersalah.
"Xora, bawa adikmu kekamarnya, kita akan membahas ini nanti. " Ucap Xafier lalu melangkah mendekati ketiga orang itu.