Mendengar kata kata Tamuz.
Semua ksatria bersorak bergembira.
Begitu juga Bramasta dan Azlan.
Karena Azlan juga belum pernah merasakan kebersamaan yang seperti ini.
Termasuk punya teman yang banyak.
Disaat semua berpesta minuman dengan sangat gembira.
Tamuz menggenjot empat wanita sekaligus di dalam kamarnya. (Kamar budak atau ksatria yang sudah di berikan kepada semua ksatria dengan masing-masing mempunyai satu kamar.)
Walaupun ukuran-nya kecil tapi seenggak-nya, itu tidak membuat Tamuz kerepotan saat bercinta dengan empat wanita sekaligus dikamar nya.
Kamar tersebut penuh dengan desahan-desahan nikmat dari mereka.
Tamuz menggenjot nya satu persatu dengan sangat rakus dan penuh nafsu.
Ada yang nungging, ada yang ngangkang dan bahkan ada yang di genjot berdiri.
Sambil menunggu giliran-nya di genjot oleh Tamuz, sebagian dari wanita-wanita itu saling mengobok-obok privasinya satu sama lain.
Saking asiknya bercinta dengan para wanita wanita seksi tersebut.
Tanpa mereka sadari hari sudah pagi, matahari sudah terbit lumayan tinggi.
Dan salah satu wanita dari mereka masih asik bercinta dengan Tamuz.
Dan Tamuz juga masih terus menggenjot nya.
Hingga ada Seseorang yang mengetuk pintu kamar tersebut.
"Tok! Tok! Tok! ."
Namun Tamuz tidak menggiharaukan nya karena tinggal sedikit lagi puncak kenikmatan-nya tercapai. Dan lebih mementingkan kepuasan-nya terlebih dahulu dari pada membuka pintu tersebut.
Dan setelah beberapa kali menggonyang-nya dengan sangat cepat.
Akhirnya Tamuz pun telah mencapai titik kenikmatan-nya.
Saat itu pula seseorang tersebut kembali mangetuk pintu kamarnya.
"Tok! Tok! Tok!. "
Tamuz segera memakai celana nya,karena pada zaman itu laki laki hanya memakai sehelai kain saja untuk menutupi kemaluan nya. Tanpa ada yang menggunakan baju, kecuali para saudagar-saudagar kaya dan keluarganya.
Dan Wanita hanya memakai rok mini yang tipis dengan sehelai kain yang lebarnya hanya sekitar sepuluh centi meter yang terhubung dengan rok tersebut. Dan di ikatkan ke lehernya untuk menutupi bagian payudara nya yang indah, dengan menyilang kan-nya mengikat ke leher di bagian tengkuknya.
Sedangkan pusar perut dan tubuh bagian belakang tidak ada sehelai kainpun yang menutupinya.
Sehingga sangat terlihat jelas keindahan bentuk tubuh, halus dan mulusnya kulit semua wanita pada Zaman Kuno Ngkik.
Bahkan semua keluarga saudagar pun sama model pakaian-nya dengan mereka.
Hanya saja kain yang di gunakan jauh lebih mewah, karena mereka lebih banyak harta dari pada wanita biasa dan para budak.
Sasha, nama salah satu wanita yang masih bercinta dengan Tamuz itu pun segera memakai pakaian-nya.
Dan bergegas membuka pintu kamar tersebut.
"Klarisa .... " ucap Sasha setelah membuka pintu kamar dan melihat Klarisa yang sudah berada di depan kamar Tamuz.
Sembari tersenyum dengan wajah yang ceria dan bahagia bahkan sangat puas dengan kenikmatan yang ia rasakan saat bercinta sama Tamuz. Sasha pergi meninggalkan tempat tersebut.
Tamuz segera keluar kamar karena Klarisa telah menunggunya di depan pintu.
"Ada apa Klarisa?." tanya Tamuz.
"Tutor memanggilmu." ucap Klarisa.
Dan mereka pun berjalan untuk menemui Tutor.
Sambil berjalan Klarisa bertanya.
"Apakah kamu merasa puas dengan pelayanan para wanita tadi?." tanya Klarisa.
"Lumayan ...." sahut Tamuz.
Lalu Klarisa memberikan sehelai kain kepada Tamuz.
"Nih ..., bersihkan dulu air manimu yang menempel ditubuhmu." kata Klarisa sembari memberikan sehelai kain kepada Tamuz.
Karena tanpa di sadari oleh Tamuz, banyak air mani di sekitar pusar perutnya yang masih terlihat basah dan menempel di perutnya.
Tanpa ada rasa malu. Tamuz pun membersihkan-nya dengan sehelai kain yang di berikan oleh Klarisa.
Klarisa adalah istri Bramasta. Selain masih muda, cantik dan manis dengan sedikit tahi lalat di pipinya.
Klarisa juga sosok wanita yang lembut dan penyayang.
Hubungan Klarisa dengan Tamus sangatlah dekat dan sangat baik, bahkan sudah seperti saudara.
Beberapa menit kemudian merekapun sampai di kamar Bramasta dan Klarisa.
Tempat Dimana Bramasta menunggu Tamuz.
"Duduklah." kata Bramasta.
Karena saking dekatnya hubungan mereka.
Tamuz tidak pernah memanggilnya Tutor. Dan tetap memanggil nya dengan nama Bramasta.
Tamuz pun akhirnya duduk disamping Bramasta.
Dan Klarisa segera mengambilkan minum untuk mereka.
Saat mengambilkan minuman buat Tamuz dan suaminya.
Klarisa bertemu dengan para wanita yang tadi berkencan dengan Tamuz.
Mereka sedang asik mengobrol dan memperbincangkan keperkasaan Tamuz saat bercinta dengan mereka.
"Gila gede banget ...." kata Melinda salah satu dari keempat wanita yang bercinta dengan Tamuz.
"Bukan gede lagi!, tapi Jumbo!".sahut Sasha.
Dan semua langsung tertawa saat itu.
"ha ha ha ha.".
"Dia bercinta seperti dewa saja ..., tidak pernah puas!." kata salah satu wanita tersebut.
"Aku sampai keluar lima belas kali ...." ungkap Sasha.
"Puas dong ...." sahut Melinda.
"Banget!, emang kamu nggak puas ...?" ucap Sasha dan lalu bertanya.
"Nggak puas gimana?!, aku keluar sepuluh kali!, tapi gede nya itu lho ..., bikin ketagihan!." kata Melinda.
Dan mereka semua kembali tertawa.
"Ha ha ha ha ha.".
"Kalian ini ngomongin apa sih?!, cepat rapikan kamar Tuan Mada sana!. " perintah Klarisa.
Dan mereka pun bergegas pergi dari tempat tersebut, namun Sasha masih membantu Klarisa menyiapkan minuman.
"Sudahlah!, ikutlah dengan mereka, biar aku siapkan sendiri saja!." kata Klarisa.
"Baiklah ...." sahut Sasha dengan lembut.
"Dengar baik -baik!," ucap Klarisa ketika Sasha hendak menyusul teman temannya.
Sasha pun terhenti dan memandang Klarisa.
"Jangan pernah kamu merasa bangga dengan sesuatu yang menurutmu gede." kata Klarisa.
Mendengar itu Sasha langsung menundukkan kepalanya.
"Karena aku sudah pernah melihat yang lebih besar dari pada yang kalian bicarakan." ujar Klarisa sembari tersenyum.
Sasha pun kemudian tersenyum saat mendengar nya.lalu ...
"Menurutku tidak ada yang lebih besar dari pada milik Tamuz." kata Sasha sembari tersenyum dan langsung meninggalkan Klarisa.
Mendengar itu, Klarisa tidak menanggapi-nya, dan langsung bergegas kembali kekamar nya dengan membawa minuman untuk Tamuz dan suaminya.
"Tamuz ..., lebih seriuslah dalam bertarung dan jangan menyepelekan lawan, lawanmu akan semakin berat." kata Bramasta.
"Tenanglah kawan ..., aku tau itu." ucap Tamuz.
"Sudahlah ..., percayalah sama Tamuz. Aku yakin dia bisa mengalahkan musuh musuhnya." ucap Klarisa sembari memberikan minuman kepada mereka (Tamuz dan Bramasta).
"Nah ..., mungkin Klarisa lebih mengenal diriku." ucap Tamuz dan lalu meminum minuman yang di berikan oleh Klarisa.
Setelah itu Tamuz langsung pergi begitu saja.
Melihat hal tersebut Bramasta hanya menggelengkan kepalanya.
Melihat suaminya begitu cemas, lalu Klarisa memeluknya.
"Sudahlah ..., aku yakin Tamuz adalah petarung yang hebat, dan bahkan mungkin akan jauh lebih hebat dari dirimu." kata Klarisa.
"Semoga saja!." sahut Bramasta dan lalu mencium Klarisa.
Hingga akhirnya, ciuman mersa diantara mereka pun terjadi.
Dan Klarisa perlahan melepaskan tali pakaian yang terikat di lehernya.
Sehingga pakaian itupun jatuh ke lantai dan tak ada sehelai kainpun menutupi tubuhnya.
Kemudian Klarisa kembali mencium Bramasta dan langsung mengangkangi nya.
Percintaan yang mereka lakukan sangatlah singkat.
Namun ..., walaupun singkat, tetapi mereka sama sama mencapai puncak kenikmatan hingga akhirnya ..., mereka berdua justru tertidur.