Wajahnya semakin dekat, bibir yang akan menyatu. Namun, Rachel memalingkan wajahnya kesamping. Tak mau jika harus mengulang hal kemarin, Rachel malu. Apalagi Kenzo bersikap yang entahlah seenaknya sendiri. Rachel mencoba memberontak lagi, mendorong sekuat mungkin dada cowok itu. Akhirnya Rachel lolos, ia berlari menuju pintu. Kenzo tak kalah diam, tangannya kembali mencengkram lengan Rachel sangat kuat.
"Aw, lepas Kenzo. Ini sakit, hiks-hiks." isak Rachel, cowok ini benar-benar kasar padanya.
"Lo mau kemana ha? Lo fikir semudah itu lari dari gue ha?" ucap Kenzo, dengan tatapan tajam.
Rachel terdiam, keringat dingin mengucur dari sela rambut poninya. Lengannya terasa sangat sakit. Kemudian, Kenzo mulai mengelus pipi Rachel, menyingkirkan rambut yang menutup mata dan hidung. Perlakuannya begitu lembut, lalu tersenyum tipis. Namun, tanpa diduga Kenzo membungkukkan kepalanya dan melumat bibir Rachel.
