Mereka saling bersandar, Jino mulai mengurus pekerjaan malamnya ini. Seharusnya ia bermantap-mantappan, bukan bekerja seperti ini. Pekerjaannya juga lebih penting, apalagi perusahannya sedang melejit tinggi. Sangat disayangkan kalau Jino mengabaikannya.
"Aku capek, huh." gumamnya sembari menghela nafas lirih. "Sini aku pijitin dulu, abis itu merem yah. " Jino langsung memijit Agnes dengan tangannya yang lembut. Tidak meminta hal itu untuk malam ini.
"Iya kak, jangan terlalu larut. Besok harus ke kantor" ucap Agnes kemudian merebahkan dirinya di samping Jino. Lelaki itu sembari memijit serta mengecek semua artikel serta memeriksa materi untuk besok.
"Iya, oke My queen" jawab Jino.
Jino ingin mengatakan kalau akan menikahi Agnes tapi gimana caranya. "Sayang," panggil Jino.
"Eum?" tanya Agnes.