Happy Reading!
"Bagaimana pendapatan kita, apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Damian.
"Sangat baik, Hotel kita kali ini semakin maju Tuan, jangan khawatir." jawab Mark, kepercayaan Damian yang mengurus Hotel miliknya.
"Kabar buruk kemarin tidak membuat bisnis kita down, mereka sangat mendukung. Bahkan banyak sekali yang mempromosikan Hotel kita." lanjut Mark menjelaskan semuanya.
Kedengarannya sangat memuaskan di telinga Damian. Ternyata memang kebaikan berpihak kepadanya, jadi Damian tidak perlu khawatir lagi. Banyak pembisnis lain yang tidak menyukainya dan berusaha menjatuhkannya. Tapi Damian tetap kokoh dan kuat. Tidak sia-sia menjadi penggila kerja keras. Memboyong seluruh karyawan dalam kesuksesan bersama. Memang melelahkan. Namun, keuntungan nya sangat luar biasa.
"Baiklah, tetap pertahankan. Kembalilah bekerja, dan tolong panggilkan sekertaris Angel untuk keruangan saya." ujar Damian.
"Baik pak, saya permisi." Mark membalikkan badannya kemudian keluar ruangan. Ia menuju ke meja kerja Angel yang berada di depan agak jauh dari ruangan Damian. Terlihat gadis itu sedang sibuk membaca dokumen di iPad miliknya. Sembari mendengarkan musik Ost Stay With Me lagu favorite Angel.
Ketika Mark berada di hadapan Angel, cowok itu sedikit gugup karena memang Angel cantik. Membuat para lelaki salah tingkah. "Sekertaris Angel, Bos memanggil anda untuk keruangan nya." ucap Mark sembari tersenyum getir tapi jantung jedag-jedug tidak karuan.
"Eum, Pak mark selamat siang. Maaf saya sedang fokus memeriksa dokumen dari karyawan magang. Ada apa ya?" Angel terkejut sampai kikuk sendiri karena tidak mendengar perkataan Mark. Terlalu fokus atau terlalu asik mendengarkan musik. Dasar Angel!
"Selamat siang kembali. Iya, Pak Damian memanggil anda untuk keruangan nya." balas Mark ramah.
"Oh begitu. Oke, baiklah pak." respon Angel.
"Kalau begitu saya permisi, sampai bertemu lagi." pamit Mark sembari tersenyum ramah ke arah Angel.
Angel mengangguk kecil, setelah Mark meninggalkannya. Angel langsung menuju masuk ke dalam ruangan. "Apalagi yang akan dia minta awas saja kalau tidak berfaedah. Aku benar-benar lelah." gerutu Angel, hari ini benar-benar lelah di otak. Rasanya ingin refreshing ke pantai, ke tempat paling nyaman untuk piknik.
"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Angel sembari berdiri tegap di hadapan Damian. Lelaki itu sibuk dengan laptop serta beberapa dokumen di meja nya.
"Saya akan pergi menemui pembisnis besar bersama manager. Periksa lebih teliti jangan ada kesalahan. Ok!" ujar Damian menatap Angel dengan tanpa ekspressi. Wajah datar yang menyebalkan.
"Baik pak,"
"Dan jangan lupa untuk mewakilkan saya rapat di room 2. Pastikan semua lancar, jangan sampai kau ceroboh!" peringat Damian,
"Baik pak, saya akan melakukannya dengan baik." balas Angel menyakinkan Bosnya, meski menyebalkan, tapi tidak masalah bagi Angel. Huft, sabar.
Setelah itu Angel keluar ruangan, otak sudah lelah tapi pekerjaan terus menggerogotinya. Tapi kalau bukan dia yang di percaya siapa lagi? Wakil ketua Ceo ya sekertaris. Angel mendengus sabar sembari menerbitkan senyum paksa.
****
Sudah waktunya pulang, Angel buru-buru keluar kantor sembari membawa jurnal yang akan dia kerjakan di rumah. Cuaca malam ini lumayan dingin sangat menusuk tubuh tubuh mungil Angel. "Dingin sekali, sepertinya akan hujan." gumam Angel mempercepat jalannya menuju parkir.
Melawan angin malam, membuat Angel terus mengegaskan motornya. Memakai rok shirt mini, tidak membuat paha Angel kedinginan. Jarak rumah dan kantor lumayan jauh. Setengah jam lagi baru sampai, seharusnya ia tidak menjual mobil waktu itu. Demi membalaskan dendam, apapun itu ia akan lakukan. Demi merubah penampilan Angel dari wajah sampai kaki.
"Huft," dengusnya resah.
Sesampainya di depan Apartemen, Angel merasa ada yang aneh. Ada mobil yang tak asing baginya, gadis itu memasukkan motornya lebih dulu ke dalam. Kemudian masuk ke dalam Apartemen, mengingat ingatannya tentang mobil ini. Angel sedikit kesulitan untuk mengorek beberapa tahun lalu. Ketika melihat seseorang di sana, Angel langsung menjatuhkan jurnalnya tanpa sengaja. Ia memeluk kakaknya dengan erat. Rindu yang teramat sangat.
"Kakak, kemana saja selama ini. Aku merindukan mu. Hiks," ujar Angel, isak tangis tak bisa ia tahan lagi. Devano perlu melihat betapa rindunya Angel.
"Maaf kan kakak, ini demi kebaikan mu." balas Devano.
"Tapi kau tega, kenapa meninggalkan aku selama bertahun-tahun. Hiks." sesak Angel, pelukannya semakin erat, tidak peduli kalau dada sang kakak basah karena air matanya.
"Aku ingin membencimu, tapi aku tidak bisa!" cetus Angel melanjutkan ucapannya.
Devano hanya membalas pelukan Adiknya, hatinya juga masih terasa sakit kalau Angel belum ingat sepenuhnya. Padahal saat Angel kecelakaan siapa yang menjaga kalau bukan Devano. Tapi, semua itu ia alihkan kepada Arya kepercayaannya. Salah satu sahabatnya yang Devano minta sebagai kakak angkat Angel.
Devano adalah sahabat Arya, begitu juga Arya juga bersahabat dengan Damian. Mereka bertiga teman sejak kecil. Hanya saja karena suatu masalah mereka berpisah sampai tidak bertemu lagi. Apalagi setelah keluarga Devano terbantai dan menuduh keluarga Damian sebagai tersangka.
To be continued❤