Waktu telah berjalan begitu cepat
Layaknya sebuah katapel yang dilontarkan dengan kecepatan penuh
Tanpa sadar, kita berjalan beriringan
***
"Kerja bagus!" Manajer Kim berseru ketika memasuki ruang tunggu E-X dan melempar tubuhnya ke sofa.
Mereka baru saja selesai mengisi acara Maroon Awards yang diadakan setiap menjelang akhir tahun. Saat ini mereka memilih untuk duduk sejenak sebelum kembali ke asrama mereka. Beberapa member tampak mengganti pakaian dibantu dengan para stylist, kecuali Loey yang saat ini sibuk dengan ponselnya dan mengetik sesuatu.
Manajer Kim yang penasaran bangkit dan menghampiri Loey. "Kau sedang menghubungi seseorang?"
Loey yang tersentak mundur beberapa langkah. Ia cepat-cepat menyembunyikan ponselnya dari Manajer Kim. "Tidak."
Alis Manajer Kim bertaut ketika mendapat reaksi Loey yang tidak biasa. Sebagai seorang manajer yang telah menaungi E-X sejak debut, Manajer Kim sangat mengenali karakter idola bimbingannya. Firasatnya tidak pernah salah dan hal itu terbukti saat skandal Jae-Hyun dengan leader S0Ne beberapa waktu lalu. Kali ini, firasatnya mengatakan telah terjadi sesuatu pada Loey.
Manajer Kim memilih untuk memerhatikan Loey lebih khusus. Ia tidak mengalihkan pandangannya dari pemuda berambut hitam dengan gaya comma yang tampak memperhatikan kerumunan staf. Ah, tidak. Tepatnya memerhatikan Hana yang tampak canggung bergabung dengan staff lainnya.
"Bagaimana kalau kita semua makan malam hari ini? Sekalian acara penyambutan Hana sebagai stylist baru di sini," usul Jun sembari merangkul Shi-Jin yang berdiri di sampingnya.
"Setuju!! Tapi hyung yang bayar ya," celetuk K dan Shi-Jin bersamaan sambil tersenyum usil. Jun hanya menghela napas. Sebagai leader, ia mempunyai beban yang berat. K dan Shi-Jin yang nakal, Loey yang jahil, Dae-Hyun dan Jae-Hyun yang cempreng, Min-Soo yang kekanakan meski dia yang paling tua dan Jung-Soo yang irit bicara. Meski begitu, ia lega karena mereka sudah mulai pulih dari kesedihannya, khususnya Shi-Jin yang sempat depresi karena keluarnya Yi Han.
Jun mengangguk. Ia ingin membuat hubungan mereka semua semakin erat agar tidak kehilangan siapa pun. Meski harus mengorbankan uang pribadinya untuk mentraktir mereka makan. "Baiklah, jadi kita mau makan di mana?"
"Bagaimana kalau bulgogi? Nah, apa Hana suka itu?"
"Hmm? Aku belum pernah mencobanya," jawab Hana sambil tersenyum malu.
"Kau belum pernah makan bulgogi?" Mata K membulat tak percaya ketika mendengar jawaban Hana. Ia tidak menyangka ada orang Korea yang belum menikmati bulgogi sebelumnya.
Hana menggeleng. "Meski sudah bertahun-tahun di Korea, aku belum pernah makan di luar karena lidahku terbiasa dengan masakan Indonesia."
"Kau bukan orang Korea asli?"
Hana mengangguk, lalu menjelaskan sedikit tentang keluarganya sambil mengimbangi langkah mereka keluar dari gedung. Kadang Hana tertawa ketika melihat reaksi K yang berlebihan padanya. Seperti membandingkan warna kulit, kelopak mata ganda, juga masakan Indonesia yang terkenal dengan kelezatannya.
***
Seorang wanita berambut hitam panjang sedikit ikal duduk tak jauh dari tempat member E-X dan para staff merayakan keberhasilan mereka. Di hadapannya, dua sahabatnya tampak berbincang, sedangkan ia tak mengalihkan pandangannya dari seorang pemuda berambut hitam yang tampak berinteraksi dengan seorang perempuan.
"Eun-Soo, apa yang kau lihat?" tanya salah satu temannya yang merupakan member S0Ne ketika menyadari perempuan itu tidak berbincang dengan mereka.
Perempuan itu menggeleng. "Kenangan lama," jawabnya sambil kembali fokus menyantap makanannya. Kedua temannya itu melihat ke arah pandangan Eun-Soo tadi, menyadari apa yang dilihat Eun-Soo barusan.
"Apa kau masih mencintainya?"
Eun-Soo menggeleng sambil meneguk minumannya. "Daripada mencintai, aku lebih ingin menghancurkannya."
"Aku tidak tahu apa masalah kalian, tapi jangan bertindak yang aneh-aneh, Eun-Soo. Lupakan saja masalah kalian," ujar leader S0Ne yang dulu sangat dekat dengannya saat trainee. Eun-Soo terdiam sejenak sambil menyantap makanan di hadapannya.
Sesekali Eun-Soo melirik ke meja member E-X dan stafnya. Mereka tampak menikmati waktu mereka. Sesekali Shi-Jin mengambil jatah bulgogi milik Min-Soo, sedangkan Jun dan Jae-Hyun sibuk menambahkan jatah Hana. Loey yang jahil kadang mencuri milik Shi-Jin diam-diam dan membuat Shi-Jin kesal.
Mereka tampak menikmatinya dengan baik. Para staf tertawa melihat kelakuan Loey pada Shi-Jin. Loey juga terlihat memperlakukan Hana dengan baik dan itu membuatnya cemburu. Bukan karena ia masih mengharapkan Loey, tapi karena Loey memperlakukan wanita lain sama seperti memperlakukannya dulu.
Jika dulu hubungan mereka tidak terbongkar oleh direktur SEnt, mungkin hubungan mereka masih berlanjut sampai sekarang. Dulu mereka mencintai satu sama lain, bahkan para trainee menjuluki mereka pasangan terbaik. Eun-Soo memiliki wajah yang sangat cantik dan Loey memiliki wajah yang tampan.
Sejak hubungan mereka kandas, mereka tak saling bertemu dan hari ini Eun-Soo melihat pemuda itu lagi. Loey yang jauh lebih baik dari Loey yang dulu. Apalagi melihat Loey memperlakukan Hana dengan baik membuatnya bernostalgia dengan kenangan mereka.
***
"Baiklah, sambil menunggu makanan lebih baik kita dengarkan perkenalan diri dari stylist baru kita, Hana. Nah, perkenalkan dirimu." Sang Manajer menyuruh Hana berdiri dan memperkenalkan dirinya.
"Namaku Kim Hana, usiaku dua puluh empat tahun, aku bekerja dengan Nona Jung setelah lulus kuliah." Hana memperkenalkan dirinya secara singkat, membungkukkan tubuhnya sedikit, lalu kembali duduk.
"Wow, kau masih sangat muda. Tadi kau bilang kalau kau berasal dari Indonesia, apa kau bisa memasak makanan Indonesia?" tanya K antusias. Ia sangat penasaran dengan makanan Indonesia yang terkenal dengan kelezatannya.
Hana tersenyum malu. "Tentu saja bisa. Apa kalian ingin aku buatkan?"
"Ah! Aku ingin rendang!" K tampak antusias membuat semua member tertawa, temasuk para staf dan Hana.
"Aku pikir rendang tidak cocok untukmu, hyung," ujar Shi-Jin sambil memamerkan senyum nakalnya. "Nanti kau tambah hitam," lanjut Shi-Jin diiringi gelak tawa yang lain disusul jitakan dari K.
"Dasar maknae kurang ajar," celetuk K. Shi-Jin dan Loey hanya tertawa keras.
"Jadi kau memiliki darah campuran? Pantas kau memiliki mata yang indah, jarang ada orang Korea asli yang memiliki kelopak mata ganda." Manajer Kim berdeham, lalu kembali melanjutkan perkenalan mereka dengan Hana.
Hana mengangguk, lalu memulai cerita singkat tentangnya. Tentang dirinya yang mendapat darah Indonesia dari ibu, dan darah Korea dari ayahnya. Ia juga menceritakan tentang dirinya sebagai penggemar E-X. Pertemuan pertamanya dengan E-X, lalu alasannya menyukai mereka.
"Sebenarnya, aku masih tidak menyangka bisa semeja dengan kalian semua seperti ini." Hana tidak lagi mampu menyembunyikan senyum bahagianya.
Ya, mereka kini berhadapan. Delapan idolanya itu kini memandang ke arahnya, memerhatikan setiap kalimat yang ia ucap seraya tersenyum. Kadang tertawa, kadang tersenyum, dan kadang berdecak kagum tiap kali ia melanjutkan ceritanya. Tentang impian, lalu ambisinya saat ini.
Loey tersenyum tipis. Ia tidak pernah menyangka bahwa Hana sangat menyukai mereka. Terlihat dari nada perempuan itu ketika menceritakan pertemuan awal Hana dengan MV mereka beberapa tahun yang lalu.
***
Hana memandang cermin toilet sambil tersenyum. Ia bisa melihat lingkaran hitam di matanya dan wajah polos tanpa riasan. "Hei, Kim Hana. Kau beruntung. Dari sekian juta fans mereka, kau yang terpilih untuk mendampingi mereka selama dua bulan. Kau harus berikan yang terbaik. Jangan mengeluh, jangan putus asa dan kau harus tetap tersenyum untuk mereka. Ingatlah bahwa mereka sudah memberikan yang terbaik untuk fansnya, jadi sekarang kau harus membayarnya."
"Kau sudah berjanji akan bersama mereka selamanya, jadi kau harus tepati janji itu. Jangan pernah pergi atau berpaling."
Setelah bicara pada dirinya sendiri, Hana memutuskan untuk keluar dari toilet, tapi tanpa disengaja, ia melihat Shi-Jin sedang berdiri di dekat toilet lelaki sambil memandang ponselnya. Wajahnya tampak sedih, sangat berbeda dengan yang ia tunjukkan saat mereka makan bersama.
"Kau pembohong Yihan, kau bilang kita semua akan selalu bersama ... tapi malah kau yang pergi," ujar Shi-Jin lirih, tapi masih bisa didengar Hana. Spontan hati Hana terasa remuk. Ia tahu kalau Shi-Jin dan Yihan sangat dekat dan ia melihat kesedihan Shi-Jin saat ini. Sayangnya ia hanya bisa terdiam dan memperhatikan Shi-Jin dari belakang.
Tiba-tiba Shi-Jin berbalik dan melihat Hana berdiri agak jauh di belakangnya.
"Ah, maaf, bukan maksudku—"
"Tidak apa-apa," jawab Shi-Jin cepat sambil berjalan mendekati Hana yang mematung dengan tatapan gusar.
"Ayo kembali ke sana." Shi-Jin menarik lengan Hana menuju meja mereka dan bergabung bersama member dan staff lainnya. Meski ia melihat Shi-Jin yang nakal dan ceria, ia tahu bahwa luka atas keluarnya Yihan masih berbekas.
Ia kembali bertanya pada dirinya sendiri tentang apa yang bisa ia berikan pada mereka? Semua member tampak tersenyum di hadapannya dan menangis di belakangnya.
"Kau kenapa? Apa kau sakit?" tanya Shi-Jin pada Hana sambil tersenyum. Hana menggeleng dan ikut tersenyum. "Aku baik-baik saja."
Hanya itulah yang bisa ia lakukan. Berpura-pura baik-baik saja dan tersenyum seperti mereka.