Chereads / Return to Polaris / Chapter 15 - Chapter 14

Chapter 15 - Chapter 14

Loey memakirkan mobilnya agak jauh dari apartemen Hana. Ia memutuskan untuk menunggu di mobil mengingat sekarang adalah jam sibuk. Sepuluh menit kemudian ia mendapati sosok yang ditunggunya. Hana berjalan mendekati mobilnya dengan gaun merah muda selutut. Ia bisa melihat polesan makeup tipis yang menghiasi wajah cantiknya. Jangan lupakan rambut Hana yang diikat satu.

"Maaf, anda siapa?" tanya Loey berpura-pura tidak mengenal Hana.

"Ah, sepertinya saya salah orang," jawab Hana meladeni candaan Loey. Ia berpura-pura membalikkan tubuhnya dan hendak beranjak, tapi tangan kokoh Loey sigap menahannya. Hana kembali membalikkan tubuhnya menghadap Loey, melihat senyum usil Loey.

"Aku bercanda. Masuklah."

Hana tersenyum, lalu masuk ke dalam mobil Loey. Loey menyalakan mesin mobil dan mengendarainya menuju restoran ibunya. Sesekali ia melirik perempuan di sampingnya yang meremas-remas tangannya sendiri, bahkan tidak pernah melihat ke arahnya sejak ia masuk ke mobilnya. Melihat tingkah polos Hana membuatnya tersenyum dan berniat mengusilinya lebih lanjut. Tepat saat lampu merah, Loey mendekati wajah Hana.

"Apa kau segugup itu?" godanya sambil mengembangkan senyuman khasnya.

Mendengar suara Loey sedekat itu sama seperti tersambar petir berkali-kali bagi Hana. Ia menoleh perlahan dan mendapati wajah Loey dekat dengannya meski lelaki itu memakai topi yang diturunkan sehingga menutup sebagian wajahnya. Ia masih tidak menyangka bisa berada di dalam satu mobil bersama lelaki yang dulu hanya bisa dilihatnya dari ponsel atau laptopnya.

"Te-tentu saja, apalagi jarakmu sangat dekat."

Loey tertawa mendengar pernyataan polos dari perempuan itu. Ia kembali pada kemudinya karena lampu berubah hijau. "Jangan gugup, nikmati saja perjalanan ini."

"Kau mudah mengatakannya karena kau tidak tahu rasanya jadi aku."

"Siapa yang paling kau suka di E-X?" tanya Loey sambil berharap namanya disebut oleh Hana.

Hana berpikir sejenak, lalu tersenyum lebar. "Itu pertanyaan yang sulit. Aku menyukai kalian semua. Aku suka K yang manis, Jun yang ramah, Min-Soo yang bersikap seperti anak-anak, Jae-Hyun yang lucu, Dae-Hyun dengan suara tingginya, Jung-Soo yang menggemaskan, Shi-Jin yang usil dan Jay yang polos."

Loey melirik Hana dengan tatapan kesal. Bagaimana bisa Hana tidak menyebutkan namanya padahal ia sedang duduk di samping perempuan itu? Ah, dia menyesal menanyakan hal itu pada Hana. Ia kira Hana akan menyebut dirinya sebagai member yang paling disukainya.

"Tapi dari semua member EX yang aku suka, aku paling suka Loey—maksudku Seung-Yeol, senyummu sangat manis dan wajahmu tampan."

"Seperti ini?" Loey menoleh dan tersenyum semanis mungkin.

Wajah Hana langsung memerah, Ia mencoba menutupi wajahnya dengan telapak tangannya. "Astaga! Aku rasa aku terkena serangan jantung!"

Loey tertawa melihat tingkah laku Hana. Ia pikir Hana melupakannya, tapi ternyata perempuan itu pintar mengambil hatinya. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya karena pernyataan perempuan itu. Wajah perempuan itu menjadi sangat merah dan hal itu membuat Loey senang mengusili perempuan itu. Saat bersama Hana, ia seakan mendapat jati dirinya kembali. Perempuan itu telah berhasil membuatnya menjadi Loey yang dulu.

Hana menghela napasnya. Bahkan ia belum mendapat kekuatan untuk bicara dengan lelaki yang membuatnya senam jantung hari ini.

***

Loey menuntun Hana menuju kursi yang sudah disediakan ibunya di ruangan dalam restoran. Hana bisa melihat restoran ibu Loey yang bernuansa Italia, membuatnya takjub. Hana sedikit gugup mengingat ini pertama kalinya seorang lelaki mengajaknya makan bersama dan bertemu dengan keluarganya. DItambah lelaki yang mengajaknya adalah idolanya yang selama ini ia khayalkan.

Awalnya Hana berpikir acara ini hanya makan bersama biasa, tapi ternyata ia salah. Ruangan itu seakan-akan telah disiapkan untuk malam ini. Hana juga baru menyadari kalau Loey sangat tampan malam ini dengan rambut comma khasnya.

Tak lama dua orang pelayan mendatangi mereka untuk mencatat pesanan. Karena Hana sama sekali tidak mengerti jenis menu yang ada, ia membiarkan Loey memilihkan makanan untuknya juga. Setelah mencatat pesanan, kedua pelayan itu pergi meninggalkan Hana yang masih gagal mengontrol dirinya di depan Loey.

"Kau perempuan pertama yang aku ajak ke sini."

Hana langsung menganga tak percaya atas apa yang didengarnya barusan. Ia tertawa hambar seraya memutar bola matanya. "Berhenti mengerjaiku."

Loey menggeleng. "Aku serius. Tidak ada perempuan yang aku ajak ke tempat ini selain kau, bahkan Eun-Soo."

Hana tersenyum malu mendengarnya. Apalagi ini? Tidak bisakah pemuda itu berhenti membuatnya senam jantung? Bahkan ia merasa sesak napas sekarang. "Kenapa kau mengajakku sebagai yang pertama?"tanya Hana penasaran.

"Karena kau spesial," jawab Loey sambil tersenyum manis.

"Oh ya ampun! Aku rasa usiaku memendek. Apa ini fanservice?"

"Fanservice? Ah, sayangnya itu hanya berlaku pada fans."

Dahi Hana berkerut. "Maksudmu aku bukan fans?"

"Bukan. Kau tidak memiliki album kami, tidak pernah menonton konser, menghadiri fanmeeting."

Raut wajah Hana langsung berubah lemas. "Ah, kau benar."

"Aku hanya bercanda, hei. Semua ini lebih dari fanservice biasa karena kau bukan fans biasa, kau spesial."

Hana kembali tersenyum. "Lagi-lagi kau membuat jantungku berdetak sangat cepat."

***

Setelah selesai menyantap makanan mereka, kini Loey berniat memberikan hal spesial lainnya untuk Hana. Ia membiarkan perempuan itu duduk di tempat mereka, sedangkan ia berjalan menuju grand piano, membuka penutupnya dan duduk di kursi piano. Kemudian ia melihat ke arah Hana, memanggilnya untuk mendekat. Hana menurut. Ia berjalan mendekati Loey sembari mempersiapkan hatinya untuk melihat kejutan selanjutnya.

"Nah, kau adalah spesial fans, jadi lagu apa yang ingin kau nyanyikan bersamaku?"

Hana menyebutkan judul-judul lagu yang sejak dulu ingin ia nyanyikan bersama seseorang, tapi ia berhenti pada lagu Dream. Loey menyuruh Hana untuk duduk di sebelahnya, lalu Loey memulai iringan pianonya.

You are beautiful just as you were yesterday

No, you're more beautiful than you were yesterday

When I say something like this

You always change subjects pretending you didn't hear anything

Loey mulai bernyanyi dengan suara berat khasnya, sesekali ia melirik Hana yang tak henti-hentinya tersenyum sambil menggoyang-goyangkan kakinya dengan ceria.

I had really sweet dreams yesterday

I don't wanna tell you now

Because I'm too shy

And also it's known not very good to tell someone this kind of thing

Hana menyanyikan bagian perempuan dengan suara lembutnya yang merdu. Hana menoleh pada Loey yang juga menatapnya, menyatukan tatapan mereka. Loey tidak menyangka kalau Hana memiliki suara yang manis. Mereka saling menatap dan tersenyum.

Dream that i can never have again

That was really sweet

I think you are just like the dream

Dream that I get to keep thinking about all day

That was really sweet

That's you

Mereka menikmati duet mereka malam ini. Mereka tidak mempersiapkan semuanya, tapi duet mereka hari ini sangat luar biasa. Mereka seakan mendapat jiwa dalam lagu yang mereka dapatkan, ditambah iringan piano dari Loey yang luar biasa.

Loey merasa perempuan yang dipilihnya malam ini tidak salah. Ia ingin lebih dekat dengan perempuan ini, bukan sebagai idola dan penggemar, tapi hubungan yang lebih jauh dari itu. Ia ingin memilih perempuan ini sebagai pengganti Eun-Soo di hatinya. Ia ingin melupakan masa lalunya dengan Eun-Soo, memulai yang baru dengan perempuan di sampingnya ini. Perempuan biasa yang bermimpi untuk bersama idolanya dan saat ini ia ingin mengabulkan mimpi perempuan itu.

Duet mereka ditutup dengan tepuk tangan keluarga kecil Loey yang keluar dari tirai. Mereka bertepuk tangan dan tersenyum ke arah Hana dan Loey, membuat Hana malu.

"Ahaha, lihatlah, perempuan itu sangat manis." Ibu Loey berjalan mendekati Hana, merangkulnya bak seorang ibu merangkul anak perempuannya, sedangkan Loey hanya berdiri di samping Hana sambil tersenyum melihat tingkah Hana yang polos.

"Ya ampun, aku kira aku punya adik gay, tapi ternyata ia bisa tertarik pada seorang perempuan," ledek kakak perempuan Loey, Kim Soo Ra.

"Dia Kim Hana, fans spesialku." Loey memperkenalkan Hana pada keluarganya. Hana hanya membungkukkan tubuhnya dan mengucap salam.

"Fans? Benarkah begitu? Aku rasa tidak."Sang ayah mendekati putranya sambil memberikan senyuman jahil.

"Tapi kau adalah perempuan pertama yang dikenalkan Loey pada kami, bahkan bernyanyi bersama."

Dan lagi, Hana hanya tersenyum sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah. Ia tidak pernah menyangka kalau hari ini akan terjadi. Bisa bernyanyi bersama idolanya, bahkan dikenalkan dengan keluarganya. Itu semua hanya khayalan seorang fans.

Malam itu menjadi malam yang tidak akan dilupakan baginya. Tentang bagaimana Loey memperlakukannya di perjalanan, tentang makan malam berdua, bernyanyi bersama dan pertemuan dengan keluarganya, menjadi bagian spesial dalam hidupnya.

***