Degup jantungku semakin tidak karuan
Padahal, aku sudah berjanji untuk tidak jatuh padamu
Tapi, rasanya sulit untuk mengalihkan pandangan darimu
Yang bisa kulakukan hanya memejamkan mata
Dan berharap waktu akan berjalan lambat
***
"Yah, itu hanya cerita lama. Jarang-jarang aku menceritakan ini pada orang lain. Padahal tadi sedang bercerita tentang keluargamu. Tapi aku malah teringat dengan ayahku. Aku---"
Sebelum Shi-Jin menyelesaikan kalimatnya, Hana sudah lebih dulu memeluk Shi-Jin dan mengusap punggung lelaki itu dengan lembut layaknya seorang ibu. Ini bukanlah rasa benci yang dihasilkan dari anak yang suka merajuk, tapi luka batin yang membekas dan tidak akan hilang.
"Tidak masalah. Sepertinya kau yang lebih membutuhkan pelukan ini dibandingkan diriku. Benar, kan, Shi-Jin?"