Saat menjelajahi tempat itu, Hana benar-benar dibuat takjub dengan keindahan kediaman Shi-Jin. Ia dibuat bertanya-tanya, sekaya apa keluarga Shi-Jin . Pantas saja Shi-Jin selalu memiliki aura mewah seperti pangeran dan selalu cocok menggunakan pakaian dan aksesoris yang meriah.
"Kau mengagumi Shi-Jin?" Loey menebak saat melihat tatapan kagum Hana.
Hana mengangguk. "Jelas. Sejak kecil, aku tidak pernah menginjakkan kaki di rumah semewah ini. Dan, kapan lagi aku bisa berkenalan dengan pria tampan dan kaya seperti Shi-Jin?"
Loey sontak menoleh. Ia mengamit lengan Hana yang bebas lalu menggandengnya. "Kau tidak boleh berpaling dariku."
"Kenapa?"
"Karena …." Loey terdiam sejenak. Karena apa? Ia bukanlah kekasih Hana atau orang yang memiliki hubungan spesial dengan Hana. Harusnya, ia tidak berhak apa pun yang berkaitan dengan Hana, termasuk cemburu. "Karena Shi-Jin itu playboy."
"Benarkah?" Mata Hana membulat. "Bukankah yang playboy itu K dan Seung-Yeol?"
