Seseorang memakai seragam dokter masuk ke dalam ruangan dan memeriksa kondisi paman erwin, sesekali paman nya mengedipkan mata penuh arti pada dokter tersebut.
"Luka nya tidak serius hanya tergores sedikit, pak edwin sudah boleh pulang. ucap pria berseragam dokter tersebut.
paman dan bibi shafa memutuskan untuk tetap menginap di rumah sakit malam ini agar sandiwara nya tidak terbongkar dan tidak di curigai oleh keluarga shafa.
Setelah menunggu beberapa saat ayah shafa dan ibu shafa pun akhir nya meninggal kan rumah sakit setelah terlebih dulu pamit pada edwin dan zahra.
"Tante, shafa juga pamit pulang, semoga paman cepat sembuh" ucap shafa yang sebenar nya sedikit curiga dengan drama bunuh diri paman nya
***
setelah shafa dan ayah ibu nya keluar dari rumah sakit,
paman dan bibi nya pun memutuskan untuk pulang setelah membereskan administrasi di rumah sakit tersebut,
Paman edwin dan istri nya segera menuju mobil nya dan memutuskan untuk kembali ke rumah nya, di sepanjang jalan mereka tersenyum dan penuh kemenangan karena berhasil meyakin kan ponakan nya, meskipun ia sedikit tidak tega pada shafa, tapi dia tidak ada pilihan lain.
"Kira-kira di mana shifa pah?" tanya zahra pada suami nya,
"Entah lah, kita telah salah mendidik nya, kita terlalu memanjakan shifa, hingga dia tumbuh menjadi anak yang manja dan tidak bertanggung jawab." ucap bibi zahra.
"Di sesali pun percuma mah," ucap paman edwin pada istri nya, lebih baik kita berdoa semoga dia baik- saja.
"Aku begitu iri pada fatimah yang sukses mendidik shafa hingga tumbuh sebagai gadis yang cerdas, penuh tanggung jawab dan baik hati." ucap zahra.
"Tapi apa papah yakin shafa dan devan bisa saling mencintai?" tanya zahra kembali
"Semoga saja begitu, shafa bukan wanita lemah, ia jago bela diri, aku percaya dia dapat menjaga diri nya sendiri. devan juga tidak seburuk yang di berita kan." ujar paman nya
Tak terasa mereka telah sampai di rumah mewah nya, ia menanyakan kembali pada para pelayan di rumah nya apakah ada kabar tentang shifa?"
namun para pelayan mengatakan jika ada kabar apapun selama ia pergi.
"Istirahat lah, besok kita akan sibuk dengan urusan pernikhan shafa"
****
Tiba lah hari pernikahan shafa dan devan, ia hanya pamit pada perusahaan tempat nya bekerja akan libur 1 hari alasan kurang enak badan sehingga tidak ada yang tahu jika shafa hari ini menikah,
shafa telah sampai di gedung tempat acara pernikahan akan di laksanakan, shafa begitu anggun dengan gaun berwarna putih, gaun pengantin yang begitu indah yang melekat pada tubuh nya di tambah riasan pada wajah nya menambah kecantikan nya, mampu menutupi kegundahan hati nya di hadapan para kerabat yang hadir untuk menyaksikan acara sakral tersebut,
Hanya ibu dan ayah nya yang bisa merasakan kegundahan hati putri nya. paman dan bibi nya menatap shafa penuh rasa bersalah, namun ia tidak punya pilihan. karena tuan Alexander begitu ter obsesi dengan shifa untuk menjadika nya sebagai menantu nya sehingga ia tidak punya pilihan lain selain mengganti nya dengan kembaran nya.
Hingga beberapa saat sebelum pernikahan di lakukan shafa belum pernah melihat calon suami nya seperti apa wajah asli nya,
Ia hanya mencari tahu tentang devan lewat internet.
Tanpa terasa shafa menetes kan air mata di sudut mata nya yang indah, namun ia buru2 menghapus nya sebelum ada yang melihat nya. lagi2 hanya ibu nya yang melihat kesedihan putri nya yang begitu mendalam di hari yang seharus nya jadi hari bersejarah yang membahagiakan bagi banyak pasangan.. air mat kembali mengalir tak terbendung meskipun shafa telah sekuat tenaga menahan nya.
"Seharus nya kamu kemaren bisa menolak perjodohan ini, mamah tidak tega melihat kam menangis" bisik ibunda shafa di telinga putri nya, shafa hanya terdiam seraya terus berusaha menahan tangis nya.
Suara langkah kaki datang mendekat dan duduk di samping shafa membuat jantung shafa tidak beraturan ia yakin inilah calon suami nya yang bernama devan malik.
Shafa tidak berani menatap calon suami nya, ia tetap tertunduk berusaha membendung air mata nya yang sebagian akan terjun keluar dari tempat nya.
Mempelai pria melantunkan ijab qobul dengan merdu nya menyebut nama diri nya yang menandakan bahwa shafa kini telah sah menjadi istri dari pria tersebut.
Shafa mencium punggung tangan suami nya dan suami nya mencium kening istri nya sesuai dengan arahan pak penghulu.
"kalian telah sah ya jadi sepasang suami istri, selamat berbahagia untuk kedua mempelai" ucap Seorang ustad memberikan tausiah pendek pada pasangan pengantin baru tersebut. untuk bekal dalam menjalani kewajiban mereka sebagai pasangan suami istri agar terbentuk keluarga yang sakinah mawadah dan warohmah.
Shafa tidak fokus mendengarkan ustad tersebut, begitu juga dengan Devan, terlihat kebencian yang mendalam di mata nya.
Sedang Alexander tersenyum bahagia karena pada akhir nya, putra nya menemukan istri yang baik dan penyayang anak-anak.
Tuan Alexander segera menelpon anak buah nya untuk membebaskan Shifa yang telah ia kurung di hotel milik nya selama beberapa hari, sesuai kesepakatan nya dengan shifa, setelah shifa menerima sejumlah uang ia akan bersembunyi di kamar hotel sampai Devan resmi menikah dengan Shafa saudara kandung nya.
selama beberapa hari Shifa berada di kamar hotel dan di layani beberapa pelayan dan d jaga bodyguard agar tidak bisa pergi ke mana-mana. semua kebutuhan nya telah di layani.
Selesai acara shafa di bawa ke hotel oleh suami nya dengan mobil mewah yang telah di persiapkan oleh ayah nya Alexander malik.
Sesampai di hotel Shafa turun dari mobil nya lalu mengikuti suami nya masuk ke sebuah kamar, tidak seperti pasangan suami istri pada umum nya Devan dan Shafa terlihat cuek bahkan tidak saling menyapa satu sama lain, jika pasangan lain ingin cepat-cepat masuk kamar, tentu jauh berbeda dengan shafa dan dev.
di sepanjang jalan devan sama sekali tidak menatap shafa apa lagi menggendong nya. hingga sampailah di sebuah kamar yang telah di hias bunga mawar dan bertaburan kelopak bunga itu tidak berpengaruh apapun, mereka sibuk dengan pikiran nya masing2.
"Kamu kenapa bersikap begini? bukan kah ini semua tujuan mu menjebak ku dengan pernikahan, aku tahu kamu wanita seperti apa, kamu berusaha mendekati ayah dan anakku untuk kelancaran bisnis paman mu kan?",
ucap Devan dengan tatapan dingin.
dasar wanita murahan.. jangan di pikir aku tidak tahu jika kamu suka tidur dengan banyak pria.
"Sekarang katakan apa mau mu? uang atau ini?" ucap devan penuh kebencian seraya tangan nya memegang tangan shafa kasar lalu mengarahkan tangan shafa ke area sensitif milik nya.
Mata shafa terbelalak sempurna mendapatkan perlakuan membuat shafa kaget karena ini untuk pertama kali nya shafa memegang area sensitif milik pria.
Shafa langsung menepis tangan sang suami namun sepertinya tangan sang suami lebih kuat dari tangan nya.
***to be continue ****