Selamat membaca..
Pagi hari nya seperti biasa ibunda shafa mengambil sebuah surat kabar yang di lempar oleh tukang koran, ia melihat foto devan dan seorang wanita bernama sheryl di halaman utama dengan di halaman tersebut dengan judul 'Seorang duda nan sukses dan kaya raya bernama Devan telah kembali menambatkan hati nya pada seorang putri pengusaha Winer group'
Ibunda Shafa terlihat sangat marah, ia lalu mendekati Ayah nya, dan memberitahukan berita tersebut. setelah sang ayah membaca koran tersebut, sang ayah pun sangat marah melihat foto menantu nya dengan perempuan lain menyatakan jika mereka sepasang kekasih di koran tersebut. "Suami macam apa itu" maki sang Ayah
Hari itu pak Adnan benar² tidak bisa lagi menahan emosi, ia bermaksud mendatangi kediaman besan nya saat itu juga.
****
Ayah dan ibu nya Shafa berangkat untuk menemui sang besan nya, di dalam mobil tidak bisa di ungkapkan lagi perasaan kedua orang tua tersebut, ia begitu kalut, tidak menyangka jika nasib putri nya akan seperti ini. Ibu nya terus menetes kan air mata.
"Bagaimana bisa kita nasib putri kita jadi begini pah" ucap ibunda nya.
"Kita tunggu saja penjelasan nya" jawab sang ayah.
Alexander masih tertidur ketika mendengar kegaduhan di lantai bawah, ia pun turun untuk melihat apa yang terjadi:
"Silahkan duduk pak, ada apa pagi²?.
"Bi tolong buat kan minum untuk tamu. Ucap alexander.
"Bapak lihat lah kelakuan anak bapak" ucap pak Adnan
Alexander mengambil surat kabar yang di pegang pak Adnan lalu membaca nya, ia terlihat begitu emosi atas ulah putra nya, bagaimana bisa terang²an seperti ini.
"Sialahkan di minum, saya akan mem beres kan masalah ini." Ucap Alexander seraya berlalu dari besan nya.
"Kamu ini benar² anak tidak tahu diri! Bagaimana bisa kamu mengumumkan hubungan kamu dengan sheryl sedang kamu sendiri telah menikah, apa kamu tidak tahu betapa terluka nya keluarga istri mu! Mertua mu ada di sini sekarang! Lalu aku akan memberikan jawaban apa pada nya, cepat pulang?" hardik Alexander. suara ayah nya yang tanpa jeda membuat telinga devan merasa sakit, ia pun akhir nya menutup percakapan ketika ayah nya belum selesai berbicara.
"Dasar anak tidak punya etika, orang tua sedang bicara malah di tutup"
Devan mengambil beberapa foto shafa yang sedang tertidur tertutup selimut, hanya muka nya saja yang terlihat, lalu mengirimkan pada ayah nya.
"Tolong katakan pada mereka, aku dan shafa baik² saja, itu hanya salah paham saja" pesan devan.
"Nanti siang kami akan ke rumah menemui mereka dan menjelaskan semua nya" pesan devan kembali.
***
Tanpa menunggu Alexander kembali ke ruang tamu lalu memberikan pesan dari anak nya pada besan nya, seraya mengatakan permintaan maaf atas kelakuan putra nya pada besan nya tersebut.
Setelah membaca pesan dari ayah nya dan melihat foto putri nya baik² saja kedua orang tua shafa pun pamit pulang ke rumah nya
***
"Shafa terbangun dari tidur nya, ia merasakan pegal² badan nya akibat ulah suami nya. Ia melihat ke sekeliling kamar tersebut, kamar yang cukup besar, tentu ini bukan kamar kos nya, ia teringat lagi kejadian panas tadi malam dengan sang suami.
"Ia telah menyalahi perjanjian untuk tidak menyentuh ku, namun semua telah terjadi pria itu benar² telah mempermainkan ku" batin shafa
"Kenapa dia dengan mudah masuk ke rumah ibu kos, di mana mereka?" Dalam hati shafa dengan seribu pertanyaan di pikiran nya.
Shafa lalu masuk ke kamar mandi yang ada di kamar tersebut untuk membersihkan diri ,
Setelah selesai shafa keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk yang melilit di tubuh nya,
Devan masuk ke kamar tersebut dan menatap istri nya yang masih mengenakan handuk dengan tatapan lembut tidak seperti biasa nya
Devan hanya terdiam dan terus menatap shafa.
"Di mana ibu kos, kenapa kamu dengan mudah masuk ke rumah nya?" Pertanyaan shafa kembali meluncur dari mulut nya brharap ada jawaban, meskipun ia masih belum yakin akan di jawab.
"Aku telah membeli rumah ini untuk mu" jawab devan, seraya dan mengambil sertifikat tanah yang ada di meja, dan menyerahkan pada shafa, shafa pun terkejut melihat sertifikat tersebut sudah atas nama.
"Anggap saja itu untuk ganti rugi atas keperawanan mu" ucap devan.
Mendengar kata² suami nya air mata shafa menetes tanpa kata, ia menangis dalam diam lalu memejamkan mata nya, hati nya hancur, ia tidak menyangka akan serendah itu di mata sang suami, ia merasa terhina atas sikap suami nya yang seakan membeli keperawanan nya.
"Devan yang melihat shafa menangis hanya terdiam, ada rasa kasihan di hati nya, tapi ia tidak menunjukan nya.
"Bukankah kamu hanya membeli keperawanan ku?sekarang proses jual beli telah selesai, pergilah" ucap shafa di sela isak tangis nya.
Devan tidak menjawab kata² shafa, ia memeluk erat istri nya dari belakang, palan tapi pasti tangan kiri memegang dada padat nya yang masih polos yang hanya terlilit handuk.
Seketika handuk yang melilit di tubuh nya jatuh ke lantai dengan sempurna, Shafa terdiam tidak melawan, ia masih sedikit larut dalam kesedihan.
Tangan kanan devan mulai bergerilya ke area sensitif shafa dan memainkan nya di sana, membuat shafa melenguh dan mendesah tak beraturan. Rasa sedih dan tangisan nya kini telah berganti menjadi suara desahan lembut.
Devan begitu berpengalaman membuat shafa melayang dalam kenikmatan dunia, shafa kini tidak bisa melawan tubuh nya terus menginginkan devan untuk berbuat lebih,
to be continue