Dendi, tolong kamu selidiki gadis yang sedang di jodohkan dengan ku, dia ponakan dari tuan edwin prasetyo.." ucap Devan
"Baik tuan" ucap Dendi sang Asisten pribadi,
Dendi pun bergegas masuk ke ruangan nya dan berusaha mencari tahu tentang Shifa ponakan dari tuan Edwin, yang sudah di kenal nya.
Tidak butuh waktu lama bagi dendi untuk mengetahui tentang Shifa Gadis cantik ponakan pak edwin, lalu dengan ia mengirim kan pada devan.
Devan pun membaca pesan dari dendi yang isi nya laporan tentang ponakan edwin.
"Cantik juga, sayang nya dia seperti gadis2 lain yang sering berhubungan sex dengan pacar2 ny, tidak ada yang istimewa dari gadis ini," devan dalam hati
Devan hanya melihat poin2 tertentu saja tidak meneruskan membaca nya secara keseluruhan karena tidak ada yang menarik dari gadis pilihan ayah nya tersebut." Sekian banyak gadis, kenapa harus dia? Apa ayah tidak bisa mencari kan gadis yang lain?" gumam devan.
Dengan wajah malas nya, devan lalu keluar dari ruangan nya, ia segera mengirim pesan pada dendi bahwa ia akan segera pulang dan meminta dendi meneruskan kerjaan nya yang belum selesai,
Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi devan, Ia juga sudah sangat merindukan aslan putra semata wayang nya. hingga ia memutuskan pulang lebih awal.
***
Di kantor sebuah gedung perkantoran hari itu Shafa, pamit pada bos nya untuk pulang ke rumah lebih cepat setelah mendapat telpon yang kata nya penting dari ibu nya, sesampai nya di rumah ia telah di tunggu oleh ibu dan ayah nya serta paman dan bibi nya, yang entah sejak kapan dia berada di rumah nya.
Sesampai nya di rumah, shafa di sambut oleh seluruh anggota keluarga nya, Shafa merasa bingung karena tidak biasa nya seperti ini. ia pun langsung ber jalan ke arah kedua orang tua nya dan mencium punggung tangan kedua orang tua nya, lalu ia juga menghampiri paman dan bibi nya lalu bersalaman dan mencium punggung tangan paman dan bibi nya.
"Gimana paman, bibi, ada keperluan penting apa, bibi dan paman ingin bertemu Shafa? tanya Shafa.
"Tujuan paman dan bibi ke sini ingin minta tolong sama kamu shafa, kamu tahu kan lusa hari pernikahan shifa saudara kembar mu dengan devan?, namun sudah 3 hari ini dia pergi entah ke mana, bahkan paman tidak bisa menemukan nya." ucap paman edwin
"Paman telah mencari nya ke mana-mana namun tak juga menemukan nya, paman juga telah mengerahkan orang-orang paman untuk melacak keberadaan nya namun tidak kunjung menemukan nya", ucap paman nya kembali pada shafa,
Shafa mendengarkan dengan seksama ucapan paman nya.
"Jadi apa yang bisa Shafa bantu paman?" tanya Shafa
"Begini, jika paman tidak bisa menemukan saudara kembar mu shifa hari ini maka tuan alexander mengancam akan membunuh paman dan bibi," paman edwin kembali menceritakan masalah nya
"Dia juga mengancam akan menghancurkan perusahaan kita, dan membuat kita semua berada di jalanan" ucap paman Ewin (berbohong)
ibu nya shafa yang mendengar anak gadis nya di minta menikah dengan seorang duda yang telah berulang kali kawin cerai pun dengan tegas menolak perjodohan putri nya dengan duda kaya tersebut.
"Tidak!!! cukup kamu telah menghancurkan hidup shifa, dia sudah ku relakan di asuh oleh mu karena aku pikir kamu bisa menjaga nya, tapi kenyataan nya malah jadi begini" ucap ibu fatimah histeris (ibu kandung dari shafa dan Shifa)
"Dulu aku hanya kasian pada mu karena kamu tidak memiliki anak, tapi apa? kamu bahkan mengorbankan kebahagiaan shifa untuk kelancaran bisnismu dengan menjodoh kan shifa dengan devan pria yang terkenal dengan kejam," ucap ibu fatimah dengan berurai air mata
"Devan bahkan tidak bisa tersentuh oleh hukum ketika menganiaya mantan istri nya yang artis itu, karena dia orang yang berkuasa, aku tidak akan mengorbankan shafa untuk mu. biarkan dia berhak bahagia dengan hidup nya," ucap ibu fatimah
Ibu fatimah terus menangis mengingat nasib putri2 nya, dengan isak tangis pilu dan penuh emosi mengingat nasib anak2 gadis nya.
" Aku tidak akan merelakan putriku di rampas kebahagiaan nya oleh mu edwin! aku akan melindungi nya bahkan nyawa sekalipun taruhan nya," ucap ibu fatimah kembali
Namun belum selesai ibu nya shafa bicara sang paman yang bernama edwin telah lebih dulu membuat drama dengan berpura-pura bunuh diri dengan menghunuskan pisau nya ke perut nya sendiri membuat ia terkapar dengan berlumuran darah.
Zahra istri paman edwin pun langsung panik, ayah Shafa yang tadi nya diam berusaha membantu zahra membawa suami nya ke rumah sakit.
zahra begitu panik melihat suami nya yang berlumuran darah, namun saat melihat ke arah suami nya,
Dengan cepat suami nya melihat ke arah nya dan mengedipkan mata sebelah penuh arti membuat bibi zahra tenang.
"Ini pasti hanya sandiwara" dalam hati bibi zahra
Setelah paman Edwin di pindah ke ruang perawatan,
shafa dan kedua orang tua nya pun menyusul masuk ke ruangan tersebut,
"Shafa bersedia untuk menggantikan Shifa menikah dengan devan paman. ucap Shafa sedih."
"Tidak shafa, kamu belum tau apa-apa tentang devan, dia itu orang seperti apa bahkan kamu juga tidak tau," kekeh ibu fatimah
"Dia itu orang yang kejam,
kamu jangan mengorbankan kebahagiaan mu untuk nya, mamah tidak akan membiarkan itu terjadi," ucap ibu fatimah dengan berurai air mata membayangkan nasib putri-putri nya.
"Jangan kan harta, ibu rela mengorbankan nyawa ibu untuk mu dan kebahagiaan mu, jadi tolong jangan lakukan itu, jangan lah kamu mengorbankan kan masa depan mu", ucap ibu fatimah.
"Percayalah mah, Shafa akan baik2 saja, shafa hanya butuh doa dari mama" , ucap shafa dengan berurai air mata ibu fatimah memeluk shafa erat,
"Tolong jangan nekad anaku, pernikahan bukan lah hal yang main2, kamu bahkan tidak tahu jika devan telah ber ulang kali kawin cerai, dia bukan laik2 yang baik untuk mu anaku." tolong dengar kan ibu nak. dia memamg orang terkaya di kota ini bahkan mungkin di negeri ini, namun dia bukan pria baik, ia terkenal kejam dan sadis, kabar nya ia bahkan juga seorang mafia , aku tidak mau kamu mengobankan hidup mu," ucap ibu fatimah
Ayah nya memeluk tubuh istri dan anak nya erat, ia juga berusaha menenangkan istri nya.
"Kita hormati keputusan shafa mah, kita doakan saja yang terbaik untuk anak2 kita," ucap pak adnan sambil memeluk istri nya erat
"Semua sudah di persiapkan dan undangan telah di sebar, tuan Alexander akan membunuh kami jika pernikahan ini batal." ucap bibi zahra.