Diva masih terdiam dia merasa malu dengan apa yang terjadi, orang selama ini dianggapnya memanfaatkan ketampanan untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.
"Selama ini aku meremehkan dirinya, dia bahkan tidak pernah menunjukan harta yang dia punya. Dia selalu berusaha untuk membuat teman-temannya suka pada dirinya apa adanya." Diva masih termenung.
" Mba?" Tegur Yuke Melihat Diva seperti melamun.
"Apalagi yang Mba fikirkan bukankah sudah jelas masalah pembiayaan mbak tidak perlu bingung," Kata Yuke karena melihat Diva terdiam memikirkan sesuatu.
"Tidak saya sedang tidak memikirkan apa-apa, saya juga tidak pusing memikirkan masalah biaya rumah sakit saya. Sekarang saya sudah lebih senang tapi saya yang menjadi pikiran adalah bagaimana caranya saya membalas semua kebaikan sudah Mahendra dilakukan pada saya?" Katanya tatapannya masih terlihat kosong.