Chereads / Dori Love Story / Chapter 2 - Eps 2: Awal Pertemuan

Chapter 2 - Eps 2: Awal Pertemuan

[1st Story]

September 2004

Semester 2 kelas 1 SMA adalah permulaan Aku bertemu dengannya. Hari itu seperti biasa aku berangkat sekolah pagi sekali.

Menggunakan sepeda kesayanganku, sambil bernyanyi kecil aku merasakan udara pagi yang sangat sejuk.

Aku sangat menikmati perjalanan pagi. Jalanan yang kulalui terdapat persawahan dan pepohonan disampingnya. Dan suara-suara burung di pagi hari membuat tambah nyaman perjalananku.

Aku sangat asyik menggoes sepeda ku dan menikmati dinginnya pagi setelah hujan semalaman. Jalanan masih basah dan sebagian jalan masih terdapat genangan air.

[Plaasssh]

Suara air terdengar saat aku tanpa sadar membawa sepeda ku ke arah genangan air.

"Aaarkh..." Ucap seorang laki-laki yang terdengar sangat kesal.

Hampir saja ia memulai memarahiku. Hanya saja aku cepat meminta maaf dan turun dari sepedaku. Meminggirkan sepeda ku ke tepi jalan.

"Maaf.. aku tak sengaja. Ga lihat-lihat." Ucap ku dengan memelas.

Dia seorang siswa SMA sama seperti ku. Aku melihat baju dan celana seragamnya kotor oleh genangan air hujan. Aku merasa baru pertama kali melihatnya. Kota kami kecil. Jadi untuk mengenali warga sekitar adalah hal yang biasa.

"Hey." Ucap siswa itu lagi sambil mendekatiku.

Aku ketakutan. Ini kesalahanku tidak memperhatikan jalan. Tapi kenapa dia tidak menghindar si?

Saat masih memikirkan kesalahan ku. Dia mengambil sepeda ku.

"Naik." Ucap nya menunjuk kursi belakang.

"Hah?" Tak mengerti bahwa aku bingung,  tanpa dia beri penjelasan sedikit pun. Dia membawa ku pergi dengan sepedaku.

Dalam hatiku Aku takut dan khawatir akan dibawa kemana. Tapi dilain hal, aku merasa sangat bersalah melihat baju nya yang kotor akibat genangan air hujan.

Tak beberapa lama, siswa itu menyuruhku turun dan memarkir kan sepeda ku di luar sebuah rumah.

"Tunggu sebentar." Ucapnya singkat. Aku hanya mengangguk.

Dalam hati aku merasa sangat bodoh. Aku dengan mudahnya mengikuti seseorang yang baru pertama kali dan tak ku kenal ke rumahnya.

Aku teringat ibu ku.

'ibu. Maaf. Anakmu bodoh sekali.'

Hanya beberapa menit, dia keluar dengan pakaian yang sudah digantinya. Bersih kembali.

Haha. Aku merasa lega.

Kami kembali berangkat menggunakan sepeda.

"Sekolah dimana?" Tanya nya.

"SMAN 1." Ucap ku singkat.

Lalu setelah itu dia tak menanyakan apa-apa lagi dan tak mengucapkan hal lain. Yang membuatku merasa ada yang salah dengan orang ini.

Menyebalkan. Itu kesan pertama yang kudapatkan darinya.

Gerbang sekolah pun terlihat. Dia menghentikan sepedaku. Dan pergi meninggalkanku.

Aku masih bingung dengan perilakunya.

Aku melihatnya memasuki sekolah ku.

Dia siapa?

"Dorriiiiii met pagii"

Seseorang menepuk pundakku. Aku terkejut dari lamunanku karena kejadian pagi ini.

"Met pagi rina."

"Kenapa wajahmu kusut pagi-pagi gini? Abis bangun kesiangan?" Tanya Rina

Aku membawa sepedaku memasuki gerbang sambil bercakap-cakap dengan Rina. Dia temanku sejak kecil. Dia juga yang ada menemani ku di sekolah untuk menghiburku setelah ayah ku meninggal.

Aku menceritakan semua kejadian pagi ini. Dan rina hanya tertawa mendengarkan curhatanku.

"Orang serius cerita malahan diketawain." Tangisku yang membuat Rina semakin tertawa.

"Lagi aku kaget tadi ngeliat dori baru dateng ke sekolah. Ga biasanya kan kamu telat. Wkwk" ucap rina.

Aku hanya diam tak dapat mengelak.

Bel pertama pun berbunyi.

Guru pun masuk. Dan yang lebih mengejutkannya. Siswa tadi juga masuk di belakang nya.

"Eeh??"

"Dorothy? Ada apa?" Tanya guru yang melihatku bangun dari tempat duduk ku.

"Tak ada apa-apa pak." ucap ku sambil terduduk malu.

Kemudian, guru mempersilahkan siswa itu memperkenalkan diri.

"Nama Saya Brandy Cipta Kusuma." Ucapnya singkat.

Meskipun terlihat siswa-siswi lain masih ingin bertanya, Guru pun tak mau memperpanjang. Ia kemudian dipersilahkan duduk.

Pelajaran di mulai seperti biasa. Aku menoleh ke arah jendela. Hujan kembali turun dan semakin deras.

Setelah bel istirahat berbunyi, siswa-siswi berdatangan menghampiri Brandy, sang Siswa Baru. Dan menanyakan banyak hal. Brandy menjawab pertanyaan mereka dengan detail. Seperti orang lain. Berbeda sekali dengan sikap menyebalkannya pagi ini.

Aku melihat sambil menopang daguku. Menajamkan mataku melihat kemungkinan dia memang orang yang berbeda dari yang kutemui tadi pagi.

Tapi tidak! Dia jelas orang yang sama. Wajahnya itu. Suaranya. Bahkan tahi lalat kecil dipelipis kanannya.

Aku menekuk raut wajahku. Sepertinya dia juga menyadari ada tatapan tajam yang diarahkan untuknya.

Tak mau ambil pusing. Aku langsung mengeluarkan kotak bekalku.

"Woow dori bawa kotak bekal. Asik niiih." Teriak Andrew dari samping.

Rina dan Susan yang duduk di depanku langsung menepis tangan Andrew yang mencoba untuk mengambil makan siangku.

"Ini bukan untukmu, drew. Kamu pergi ke kantin sana. Jajan yang banyak terus bawa kesini." Ucap Rina.

Rina mendekatkan badannya dan membuka mulutnya.

"Aaahm"

Rina langsung makan suapan kedua kotak bekalku sambil melihat ke arah Andrew. Susan juga mengeluarkan bekal makan siang nya. Dan menyuapi ku sosis goreng buatannya.

Andrew yang sejak tadi ingin makan. Perutnya pun bunyi.

"Tega banget." Rengek Andrew.

Kami pun tertawa dan akhinya mempersilahkan Andrew untuk mengambil beberapa lauk yang Ia mau.

Aku menengok ke arah tempat siswa baru itu duduk. Kaget. Mata kami bertemu.

Aku segera menunduk dan memalingkan wajah ku dari nya.

Hari itu seakan begitu lama terlewati. Sampai jam pulang pun berbunyi. Aku merapikan tempat dudukku. Hujan masih turun.

Rina sudah terlebih dahulu pulang. Dia lebih baik hujan-hujanan daripada menunggu hujan berhenti di sekolah. Sedangkan Susan di jemput Ayahnya.

Aku duduk menunggu hujan berhenti.

"Kayaknya bakalan lama." Ucap Brandy yang kemudian membuat ku terkejut.

Aku melihat jam. Sudah mulai sore. Tinggal Aku dan Brandy di sekolah.

Dia mengambil payung dari tasnya. Dan membukanya.

"Rumahmu jauh ga?" Tanya Brandy lagi.

"Jauhan rumah Brandy."

"Hm." Brandy melihat ke arah ku.

"Ren."

"Huh?"

"Panggil aku Ren."

Masih bingung dengan ucapannya yang tiba-tiba, Ren memberikan payungnya. Berjalan membawa sepedaku.

Aku berlari menghampiri Ren yang kehujanan. Dan mengangkat payungnya setinggi tubuh Ren

.

"Bareng aja." Ucap ku.

Rendi menengok sedikit ke arah ku. Tanpa berkata, Ren memperlambat jalannya menyesuaikan tempoku.

Agak aneh. Aku melihat jalan yang sedang kulalui. Pagi tadi kami melewati jalan ini bersama. Sekarang  saat pulang kami melewati jalan ini kembali. Dengan warna langit yang agak berbeda dalam satu hari yang sama.

Hujan mulai reda. Rintik-rintik halus masih terlihat membasahi sekeliling.

Pemandangan hari itu sangat Indah. Langit  yang menampakkan pelangi yang sangat besar membentang antara pepohonan dan sawah. Dimana dikejauhan antara sawah dan pepohonan itu terdapat bayangan perbukitan.

Suara burung-burung dan kupu-kupu yang berterbangan. Indah sekali.

"Ah. Hidup ku sangat beruntung melihat semua ini." Gumamku. Ren melihat ke arahku.

'Apa suaraku terlalu keras?' pikirku.

Rendi memalingkan wajahnya. Dan terus berjalan dalam diam sampai tiba didepan rumahku.

Setelah mengantarku, Ren pulang. Aku melihat punggung nya yang pergi menjauh.