Seharian berjalan bersama dengan bermodalkan peta rahasia milik Tsai Fei, keduanya terlihat seperti teman dari jarak jauh. Orang akan mengira kalau dua manusia itu akrab dan saling menyayangi, seolah saling menjaga.
Namun, jika dilihat lebih dekat. Sebenarnya semua itu sangat jauh seperti yang dipikirkan.
Qin Lang masih dengan pikirannya sendiri. Sebagai anak yang selama ini tidak pernah dekat dan tidak akan mudah dekat dengan siapa pun, dia mulai terganggu dengan adanya Tsai Fei di sisinya. Namun, dia lain sisi dia juga merasakan hatinya mulai hangat dan senang ketika bersama gadis itu.
Dua rasa aneh yang bertetanggaan membuat Qin Lang merasa dadanya begitu sesak, kepalanya terasa akan pecah dan bahkan, darahnya terasa mendidih dengan alasan yang sulit dijelaskan.
"Kau kenapa begitu diam? Kita sudah sejauh ini bersama kenapa kau tidak cerita tentang siapa kau dan bagaimana bisa sampai ke sini?" tanya Tsai Fei malah menggoda pria yang sudah menderita karena dirinya.
Memang bukan salah Tsai Fei bila Qin Lang merasakan hal yang aneh-aneh. Sederhananya, Tsai Fei tidak melakukan apa pun yang menyakiti pria itu. Sebagai perempuan polos, jelas saja dia tidak akan merasa bersalah walau wajah Qin Lang sudah bagaikan kepiting yang direbus---memerah sempurna.
Tsai Fei malah menyangka kalau semua itu karena terpapar panas matahari. Dia menduga tuan muda ini mungkin saja sangat manja sampai tidak pernah tercium sinar mentari panas. Berbeda dengan Tsai Fei yang suka berkuda dan berlarian di halaman belakang istana Tsai.
"Tidak ada yang menarik," jawab Qin Lang dengan singkat.
Dia memang tidak mempunyai cerita masa kanak-kanak yang menyenangkan. Liburan yang indah atau permainan yang menyenangkan bersama teman-teman. Sejak dia bisa mengingat, semua kenangannya adalah pahit dan menyedihkan.
"Ah, kalau begitu bagaimana kalau aku bertanya saja dan aku menjawab? Setuju?" tanya Tsai Fei secara mendadak entah mendapatkan ide dari mana.
"Iya, baiklah," jawab Qin Lang secara spontan.
Setelah dia menjawab, barulah sadar kalau dia sudah mengiyakan ide aneh Tsai Fei. Seketika dia merasa dirinya sudah berubah menjadi bodoh. Entah sihir apa yang digunakan oleh gadis cantik itu, Qin Lang semakin tidak habis pikir. Selama ini dia tidak pernah asal mengatakan iya atau tidak tanpa berpikir.
Untuk saat ini, otak Qin Lang sedang dikunci dan perasannya menang atas logika. Qin Lang berada pada kondisi yang tidak menguntungkan.
"Baiklah, kau sudah setuju, jangan katakan tidak lagi. Seorang pria harus memegang kata-katanya, kalau bukan kata-kata lalu apa lagi yang bisa dipegang dari seorang pria?"
Ucapan Tsai Fei mengingatkan Qin Lang pada ibunya. Dulu ketika masih sangat kecil, dia ingat kalau ibunya pernah mengatakan kata-kata yang agak mirip dengan ucapan gadis cantik barusan. Ingatan Qin Lang memang tidak bagus untuk usianya yang masih sangat kecil, tetapi perasannya pada ibunya tentu saja akan abadi.
Qin Lang mengangkat kepalanya dan menatap wajah Tsai Fei yang masih sibuk membicarakan entah apa saja. Gadis itu seolah tidak pernah kehabisan energi. Qin Lang juga mengingat bahwa ibunya dulu selalu ceria, bahkan di detik-detik terakhir kehidupannya.
"Mama," gumam Qin Lang pelan.
"Ya? Bagaimana?" tanya Tsai Fei agak terkejut dan langsung berhenti berbicara. Dia menatap dan menyadari perubahan ekspresi di wajah teman seperjalanannya itu. Ada yang berubah. Wajah keras dan kasar tadinya berubah menjadi sangat lembut dan tampan, menambah keindahan wajah Qin Lang.
Diam-diam dia juga mengagumi wajah unik di hadapannya. Jarang bisa menemukan ketegasan, keindahan dan kelembutan dalam satu wajah manusia dan sekarang ada di hadapannya.
"Mamaku, sama sepertimu. Banyak bicara dan juga selalu ceria, bahkan di akhir hidupnya," ucap Qin Lang dengan bibir bergetar.
Dia bagaikan anak kecil yang sebentar lagi akan menangis keras karena merindukan ibunya.
"Su-sungguh? Maafkan aku. Aku tidak bermaksud," ucap Tsai Fei merasa bersalah.
Dia ingin menanyakan hal-hal lucu dan kemudian malah membawa mereka berdua pada kesedihan yang sulit dihindari. Memang bercerita masa lalu pada saat ini keduanya pasti tidak akan bisa tidak terluka. Mereka berdua sudah tidak memiliki siapa pun saat ini.
Tsai Fei merasa dirinya buruk karena sudah memiliki ide menanyakan soal masa lalu.
"Tidak apa-apa, itu sudah sangat lama. Bahkan, aku tidak terlalu mengingatnya. Seharusnya aku berterima kasih padamu, dengan begini ingatanku soal mamaku bisa bangkit kembali," jelas Qin Lang.
Tsai Fei menghapus air matanya yang mengalir secara tidak sopan dan tanpa diundang di pipinya yang mulus dan indah. Walau sudah beberapa bulan menjadi tawanan, semua itu tidak mengurangi kecantikan Tsai Fei sama sekali. Malahan kini dia terlihat semakin cantik dan dewasa seiring bertambahnya usia dan pengalaman hidup. Gadis wajahnya semakin tegas sejak pertama kali dia kabur dalam pelarian dan menjadi buronan.
"Kenapa malah kau yang menangis? Awalnya kukira kau perempuan tanpa hati, sekarang aku baru bercerita sedikit saja kau sudah menangis," canda Qin Lang.
Tsai Fei tertawa terbahak-bahak walau dia tidak senang, sebenarnya itu adalah tawa miris dan hambar. Ada lucu, tetapi hanya sedikit saja.
"Kau jahat, mana mungkin aku tidak punya hati? Sekarang aku malah merindukan ayahku. Semua itu karena kau, semua salahmu!" tuduh Tsai Fei pada Qin Lang.
Pria yang dituduh mengelak. Dia tahu bahwa Tsai Fei mungkin saja bercanda. Sekarang mereka sudah menemukan cara berkomunikasi yang masuk akal satu sama lain.
"Bagaimana bisa? Jangan bilang kalau aku mirip ayahmu. Kalau begitu seharusnya aku memiliki janggut lebat dan juga otot yang besar!"
Mendengar penjelasan Qin Lang, Tsai Fei tak bisa menahan tawanya. Dia tertawa sambil menangis. Tertawa karena akhirnya dia memiliki teman dan menangis karena merindukan ayahnya. Walau gambaran yang disebutkan oleh Qin Lang sama sekali tidak mirip dengan ayahnya, dia malah merasa kalau itu lucu.
"Bagaimana kau bisa menghadapi roh ayahku dengan mengatai dia sebagai laki-laki tua, gendut, berjanggut dan jelek? Sungguh tak patut!" protes Tsai Fei sambil memajukan bibirnya beberapa sentimeter.
Wajahnya terlihat manis dan imut seketika. Tingkah manis itu membuat Qin Lang ingin menatapnya lebih lama dan tersenyum mengikuti senyuman perempuan cantik di depannya.
Sekarang Qin Lang merasa ada magnet di antara mereka berdua. Jika perempuan itu bergerak maka dia juga, kalau Tsai Fei tersenyum dia juga ikut. Bukankah itu penyakit yang mengerikan?
"Aku hanya mencoba menghibur," jelas Qin Lang dengan kaku.
Tsai Fei tertawa sebelum kembali mengejeknya, "Cara menghiburmu sangat jelek. Kau tidak pantas menjadi ayahku."
Qin Lang tertawa. Untuk pertama kalinya dia tertawa sampai dia sendiri merasa terkejut dengan reaksinya. Tubuhnya sudah tidak bisa dikendalikan dengan begitu baik dan itu bukan pertanda baik. Tentu saja bukan baik saja, mungkin ... sangat baik!