Tiga Bulan Kemudian
Kita kembali menceritakan Joana dan Willy, tak terasa pernikahan mereka sudah berjalan tiga bulan. Joana juga sedang mengandung baru berumur 12 minggu ya sekitar 3 bulan ya usia kandungannya. Niatnya siang ini Joana bersama Willy ingin mengecek ke dokter kandungan . Untuk melihat perkembangan si bayi.
Kebetulan hari ini Willy libur bertugas jadi bisa mengantarkan Joana istri tercintanya untuk memeriksakan kandungannya. Willy sangat bahagia memiliki anak dari Joana wanita yang sangat di cintainya, tinggal hitungan bulan mereka akan menggendong seorang malaikat kecil .
Saat Willy dan Joana ingin melangkahkan kaki keluar untuk menaiki mobil, tiba-tiba mereka menemukan surat ancaman bertuliskan tinta merah dengan kalimat "kematian sudah menunggumu". Sontak Joana terkejut sedikit gemetar membacanya, namun Willy berusaha menenangkannya. " Sudahlah tak usah kau hiraukan , itu hanya ulah orang jahil". "Ahh jahil bagaimana ini ancaman Willy, jangan kamu anggap remeh dong". Willy berusaha menenangkan lagi " Ya sudah nanti aku lacak siapa dia yacj sayang, ayo berangkat bisa telat nanti ke dokternya".
Dari kejauhan nampak Renata di dalam mobil bersama anak buahnya perlahan mengikuti mobil Willy dari kejauhan. Tak lama mereka sampai ke rumah sakit besar, setelah Joana dan Willy selesai menemui dokter. Kemudian Renata mengeceknya ternyata Renata semakin geram mendengar bahwa Joana tengah hamil. "Ahh sial hamil dia, lihat saja Jo besok tiba saatnya permainan di mulai, kau sudah membuat Willy tidak memilihku lagi dan pernikahanku hancur itu karena Willy mencintaimu".
Pengawal : Boss gimana kapan kita bergerak?
Renata : Besok kita mulai permainannnya , jangan lupa besok kita mulai rencananya.
Pengawal : Pagi atau malam boss
Renata : Siang saja besok kau menyamar jadi petugas PLN oke.
Pengawal : Seragam PLN nya boss memang ada?
Renata : Sudah aku siapkan , kalian tinggal jalankan perintahku.
Pengawal : Baik boss
Sesampainya Joana dan Willy dirumah mereka berniat ingin pergi ke super market untuk membeli kebutuhan dapur, namun tiba-tiba Willy dapat telepon dari atasannya untuk tugas penting ke Kalimantan.
Willy : Maaf ya sayang aku tidak bisa menemanimu pergi berbelanja.
Joana : Tidak apa-apa sayang utamakan pekerjaanmu dulu, nanti aku bisa pergi sendiri koq. Kamu yang hati-hati sayang. Ya sudah aku persiapkan keperluanmu sekarang ya.
Willy : Ya sayang makasih, kamu juga yang hati-hati ya perginya . Begitu sampai aku langsung memberi kabar padamu. Kamu yang hati-hati dirumah ya.
Joana : Ya tenang saja, nanti begitu selesai belanja aku langsung pulang .
Willy : Minta antar sama supir ya, jangan sendiri aku tidak mau terjadi sesuatu sama kamu dan anak kita.
Joana : Ga usah pake supirlah, deket banget itu nanti aku bawa mobil sendiri.
Willy : Ya sudah tapi hati-hati menyetirnya pikirkan anak kita kamu sekarang sudah berbadan dua sayang. Ya sudah aku berangkat dulu ya ke Mabes.
Joana : Ya sayang mmmuuaaacchhh hati-hati begitu sampai kabari aku ya.
Willy : Ya sayang pasti , ya sudah aku jalan dulu ya, mobil pake yang sedan aja ya.
Joana : Ya ...
Jam sudah menunjukkan pukul 07 malam
Akhirnya Willy berpamitan pergi untuk bertugas ke Kalimamantan. Joana sekarang sendirian di rumah, Renata dan para pengawalnya mengintai dari kejauhan untuk melanjutkan rencana jahatnya.
Tak lama Willy pergi , Joana pun mengeluarkan mobil sedannya untuk pergi ke supermarket, perjalanan menuju ke supermarket kurang lebih 30 menit, Joana tidak sadar mobilnya di ikuti oleh Renata. Sesampainya di supermarket Joana membeli bahan-bahan keperluan , setelah selesai dia pun segera pulang karena jam sudah mulai malam.
Sesampainya dirumah, Joana merapikan barang-barang belanjaannya di rumah. Tak lama ada seseorang masuk ke rumahnya , Joana lupa mengunci pintu depan. Orang tidak dikenal itu adalah orang suruhan Renata , orang itu langsung membekap wajah joana dan membawanya ke dalam mobil untuk diantarkan ke Renata. Joana sempat melawan namun karena obat bius itu dia tak berdaya lagi.
Sebelum pingsan Joana sempat berusaha menghubungi Willy namun belum sempat terangkat Joana sudah pingsan terkena obat bius. Sesaat Willy baru sampai kantor dia melihat layar hpnya ada telepon dari Joana, tapi saat Willy menghubungi Joana kembali selama berkali-kali tidak terangkat . Willy kawatir tidak biasanya Joana tidak mengangkat teleponnya , segera Willy balik arah kerumah sebentar untuk melihat Joana .
Sesampainya di rumah Willy terkejut saat melihat keadaan rumahnya berantakan , hp Joana tertinggal dan ada bercak darah dirumahnya. Willy menyesal karena telah meninggalkan istrinya yang sedang hamil sendirian, Willy teringat surat ancaman itu, sontak dia menghubungi timnya untuk segera mencari keberadaan Joana.
Willy : Leon tolong kamu dan tim segera bergerak, istri saya menghilang ini.
Leon : Baik pak segera kami bergerak
Willy : Temukan istri saya dengan selamat , saya tunggu kalian dirumah saya.
Leon : Baik pak ini kami segera meluncur dengan tim, sebagian sudah ditugaskan dalam pencarian istri bapak.
Sesampainya Joana di rumah kosong tempat dimana dia di culik, dia terbangun dan terkejut dia sudah berada dalam ruangan gelap banyak debu dan sarang laba-laba, Joana baru ingin bangun ternyata tangan dan kakinya sudah terikat dengan tali dan mulutnya tersumpal lakban hitam. "Hmmm Hmmm ". Tak lama langkah kaki sepatu terdengar mengarah ruangan Joana ya dialah Renata sang mantan kekasih Willy . Renata pun membuka lakban hitam yang menempel mulut Joana lalu menampar Joana dengan keras. Sampai Joana terluka. " Ssssttt Diam kamu, berisik banget hah...hei kamu itu sudah merebut kebahagiaanku"
Joana : Siapa kau hah...aku tidak mengenalmu, dasar wanita stress lepaskan aku , aku sedang mengandung.
Renata : Hei...dasar wanita penggoda ..aku adalah mantan Willy namaku Renata...hahaha kau sedang mengandung apa perduliku , aku lebih suka anak itu juga ikut tewas.
Joana : Hah...kau yang bernama Renata, siapa yang menggoda Willy , Willy yang bilang kau sudah mengkhianatinya . Lepasin aku wanita stress...Lepasin kataku
Renata : Hahahhaa ya ya ..tapi aku masih sayang sama Willy dan kau sudah merampasnya dariku. Aku tidak rela melihatmu bahagia ...aku hanya aku yang berhak memiliki Willy.
Joana : Dasar wanita stress kau, dimana perasaanmu hah..aku sedang mengandung. Kau cantik ..tapi bodoh ..hahaha kenapa tak mencari pria lain, kenapa hah..takut tidak sebaik Willy ya. Makannya jadi wanita jangan macem-macem.
Renata : Plakkkkk ( menampar Joana), diam kau ..banyak bicara saja, hei...aku tidak perduli sama sekali denganmu dan bayimu yang aku mau hanya Willy bisa aku milikki paham. Liat pisau ini bisa merusak wajah cantikmu diam kau siap-siap mati sebentar lagi.
Renata sembari menodongkan pisau ke leher Joana, Joana hanya merintih kesakitan dan ketakutan
Joana : Dasar wanita tidak waras, apa maumu hah
Renata : Lepaskan Willy, serahkan Willy padaku maka kau dan anakmu akan aku bebaskan. Tanda tangani surat gugatan pisah ini maka aku akan membebaskanmu bersama anakmu.
Joana : Tidak...tidak sampai matipun aku tidak akan melepaskan Willy, aku rela mati yang penting Willy tidak kau miliki.
Renata : Ohhh mau nantangin rupannya ya, siap-siap kematian menungggumu.
Renata meninggalkan Joana lagi sendirian dengan menutup mulutnya lagi dengan lakban hitam, dan mengunci pintunya lagi dengan gembok dan rantai.