Galih masih menangis di dalam kamarnya. Kamarnya sudah berantakan seperti Kapal pecah. Tangannya sudah mulai berdarah karna pecahan kaca pada Cermin di kamarnya. Galih tak bisa merusak Wajahnya. Makanya Galih hanya bisa menonjok cermin di kamarnya agar wajahnya tak terlihat lagi.
Baru kali ini. Galih merasa sakit yang teramat sakit sampai seperti ini. Karna seorang gadis. Penyesalan hanya satu. Kembali hidup kembali. Harusnya Galih yang mati bukan Gilang.
"Maafkan aku Gilang, Aku memcintai kekasihmu. Jantung ini milik mu. Begitu juga hati ini. Bolehkah Aku memcintai gadis itu untukmu Gilang" Gumanya sendiri. Masih dalam tangisnya yang Begitu pilu.
Sang Ibu, Bu Pita, hanya bisa menangis di balik pintu. Bu Pita merasa sudah tak adil kepada dua anak kembarnya. Sebenarnya Bu Pita sendiri tak tau. Kalo anaknya kembar. Semua karna ibu mertuanya yang memisahkan 2 anak itu.