"Kamu yakin mau menolongku?" tanya Misca melihat ke arahnya.
"Yah, terpaksa aku tolong karena tak ada yang menolong kan?" tanyanya.
Misca kembali menangis matanya sudah bengkak bahkan sembab karena terus saja menangis tanpa henti.
"Ya ampun kamu menangis terus aku kan pusing dengar kamu menangis. Tau kaya gini aku jadi malas bantu kamu," ucapnya sembari menghembus napas panjang dan membalikan tubuhnya.
"Tunggu," tahan Misca sambil memegangi tangan laki-laki itu.
"Kamu jangan tinggalkan aku sendiri. Aku tak tau di mana? Aku benar-benar tak bisa pulang aku tak tau jalan pulang," ucapnya sendu.
Laki-laki itu pun menoleh dan menghembuskan napas panjang. "Oke, aku akan bantu kamu tapi, kamu janji jangan nangis lagi!" serunya.
Misca pun melepaskan tangannya dari tangan laki-laki itu dan menghapus air matanya.
"Oke, kamu tinggal di mana?" tanya laki-laki itu lagi.
"Aku tak tinggal di kota ini? Aku sedang berkunjung ke tempat kakakku ...."