Angie akhirnya mengangguk. "Ya benar. Aku mencintainya."
Addy berdecak dan menganggukkan kepalanya dengan cepat. Jarinya menunjuk ke arah dada Angie. "Jadi.. selama ini, simpul hatimu adalah papa si kembar. Pantas tidak bisa move on."
"Sudah berapa lama kamu tahu hal ini?"tanya Maddy penasaran.
Angie mengalihkan pandangannya pada Maddy dan menjawab, "Beberapa bulan yang lalu."
"Lalu apa rencanamu?"
Angie mengangkat bahu. "Tidak ada rencana. Aku memperhatikan hidupnya yang seringkali memandang remeh dan cenderung tidak serius menjalin hubungan. Aku tidak ingin si kembar kecewa dengan papanya."
"Seperti biasa, selalu mengambil keputusan sepihak,"komentar Addy pedas.
"Kalau tidak begitu, aku harus bagaimana? Aku tidak mau si kembar berharap lalu kecewa. Dan aku juga tidak mungkin mengacaukan hidup pria itu dengan mengatakan bahwa dirinya sudah punya anak remaja,"balas Angie dengan nada tinggi.
"Setidaknya dia perlu diberitahu."