Angie, si kembar, dan Pak Sanjaya berdecak kesal melihat tumpukan hadiah yang dikirim Hans selama seminggu tanpa henti, semakin tinggi dan menggunung disudut ruang tv. Hadiah itu tidak bisa dikembalikan, juga tidak bisa dimiliki. Karena hadiah itu memiliki maksud tersembunyi. Keempatnya menghela nafas panjang saat mendengar bel pintu berbunyi.
"Mama saja yang buka, aku mau mengerjakan tugas,"jawab Andrew sambil berjalan menuju kamarnya. Andre mengangkat bahu dan mengikuti kembarannya menuju ke kamar.
"Pa..,"rengek Angie. Pak Sanjaya menggeleng dan juga berjalan masuk ke kamarnya. Angie jengkel dan mengacak-acak rambutnya sendiri.
Dengan kasar, dibukanya pintu rumah. Seperti yang sudah diduga, Hans datang membawa sepanci masakan lezat dan beberapa hadiah, seperti yang sudah dilakukannya selama seminggu terakhir.
"Halo Angie.. biarkan aku masuk. Ini berat,"katanya saat melihat Angie berdiri menghalangi jalan masuk.