Ting.. tong..
Cklek..
"Ya, cari siapa?" Angie membuka pintu dan mendapati seorang gadis imut dengan rambut ekor kuda, berdiri di hadapannya.
"Saya Angie mau menjenguk Andrew,"jawabnya sopan sambil mengangguk.
"Angie?"gumam Angie heran. Nama gadis kecil ini seperti namanya.
Rupanya gadis itu mendengar Angie bergumam sehingga menjawab,"Ya tante?"sahut gadis itu dengan mata polos menatap nya.
Angie tergelak pelan. "Silakan masuk Angie." Angie membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan nya masuk.
"Terima kasih Tante."
Andre sedang membuka kamar dan melihat seseorang yang datang lalu melangkah ke ruang tv. Dia segera menutup pintu kamar kembali.
"Ada apa?"tanya Andrew bingung melihat Andre yang tidak jadi keluar kamar tapi justru masuk lagi dan menyandarkan punggungnya pada pintu kamar.
"Andrew, Angie datang,"jawab Andre panik dan segera menoleh ke kanan dan kiri. "Gawat, berantakan semua."
"Ngapain dia datang?"tanya Andrew balik. Andrew sedang duduk di ranjang sambil membaca buku pelajaran.
Andre tidak menjawab. Dia bergegas menuju lemari dan mengambil kemeja berbahan jins biru. Kemudian mengganti celana kolor nya dengan celana jins yang ada di gantungan pintu kamar. Lalu dengan cepat, dirapikan nya meja belajar dan tempat tidurnya.
"Andrew, kamu jangan keluar kamar. Dia kemari pasti mau menjenguk kamu. Pura-pura tidur saja. Angie biar aku yang temui,"kata Andre memperingati Andrew sambil terus sibuk kesana kemari.
Andrew mendecak sebal melihat Andre yang bertingkah ingin tampil perfect di depan Angie, teman sekolahnya. "Kenapa dia bersih-bersih kamar, memangnya si Angie akan masuk kamar kita?"gerutu Andrew sambil meneruskan membaca.
Sekarang Andre sedang mengolesi rambutnya dengan gel dan menyisirnya berkali-kali hingga berkilau. Kemudian mematut dirinya pada kaca dan tidak lupa memakai minyak wangi hadiah dari Emily, sepupunya tahun lalu saat dirinya berulang tahun.
Angie mengetuk pintu dan masuk. "Andrew, ada te.. man,"kata Angie yang terpotong karena tertegun melihat Andre yang begitu rapi dan terlihat tampan. "Andre mau pergi?"tanya Angie heran, memandang Andre dari atas ke bawah, dua kali. Andre tidak menjawab, hanya senyum-senyum di depan kaca. Lalu tatapannya berpindah ke Andrew. Andrew hanya mengangkat bahu.
"Siapa yang datang, ma?"tanya Andrew pura-pura tidak tahu.
"Angie. Temanmu yang cantik. Dia punya nama yang sama dengan mama,"kata Angie sambil tersenyum. Angie kembali melihat Andre yang sibuk sendiri lalu bergegas keluar kamar dan menutup pintu dengan sedikit terbanting membuat Angie kaget. "Andre mau kemana? Apa ada janji yang tidak mama ketahui?"tanya Angie setengah berteriak pada pintu yang sudah tertutup. "Andre..."
"Cewek yang disukai datang, makanya dia dandan heboh begitu,"jawab Andrew cuek.
"Astaga, anak itu,"omel Angie geleng-geleng kepala. "Ayo kita juga segera keluar. Temanmu sudah menunggu."
Andrew menggeleng, "Mama bilang saja kalau aku sedang tidur. Jadi Andre bisa ngobrol dengan Angie. Aku tidak mau menganggu." Andrew meletakkan buku nya dan bergetar di ranjang untuk berbaring.
"Apa baik begitu? Kan dia kemari mau menjenguk kamu,"kata Angie lembut sambil berjalan mendekati ranjang Andrew.
"Ma, cewek itu yang tempo hari dapat surat cinta dari Andre. Sedangkan dia malah suka padaku. Tapi aku tidak suka padanya, ma. Biar Andre saja yang menemuinya."
Angie mengangguk mengerti. Persaingan anak kembar. Angie duduk di pinggir ranjang Andrew. "Kalau Andrew suka cewek yang seperti apa? Mama lihat Angie ini imut, sopan, dan cantik. Kenapa kamu tidak suka?"
"Aku suka tipe seperti mama."
"Oya? Seperti apa tipe mama? Apa menurutmu mama cantik?"tanya Angie penasaran dengan tipe cewek Andrew, si cowok pendiam ini.
Andrew menarik tangan Angie sehingga Angie membungkuk diatas Andrew yang berbaring di ranjangnya. "Mama sangat cantik. Tidak ada teman Andrew yang secantik mamaku,"jawabnya sambil mengecup bibir Angie dengan sayang.
Angie mengelus rambut Andrew, "Belajar merayu dari mana nih,"jawab Angie menanggapi pujian Andrew. "Sudah pintar begini."
"Itu kenyataan ma,"protes Andrew.
Angie mengecup kening Andrew. "Kelak jangan suka mengeluarkan kata pujian pada sembarang orang ya. Nanti mereka salah paham,"kata Angie sambil bangkit berdiri. Andrew mengangguk. "Mama keluar dulu. Istirahatlah."
Cklek.. Blam..
Saat Angie keluar dari kamar si kembar, dilihatnya Andre sedang asyik bercerita dengan Angie, cewek yang ditaksirnya. Angie tersenyum dan melangkah ke arah dapur untuk membuatkan minuman.
Bel pintu berbunyi saat Angie meletakkan dua gelas jus jeruk segar dan piring berisi beberapa kue kering untuk Andre dan temannya.
"Emily?" Angie membuka pintu dan terkejut senang melihat keponakannya datang bersama Addy, saudari kembar Angie. "Masuklah."
"Sedang ada tamu?"tanya Addy, melirik ke ruang tv, dan nampak ada Andre yang sedang duduk ngobrol dengan seorang anak cewek. "Pacar Andre?"tanya Addy penasaran dan langsung mendapat tepukan keras di bahunya dari Angie. Addy hanya nyengir tak berdosa.
"Mama Angie, apa Andrew ada di kamar?"tanya Emily sambil menarik-narik tangan Angie.
Angie mengangguk. "Masuk saja." Angie kembali ke dapur untuk membuat minuman tambahan.
Setelah menyapa Andre, Emily langsung meluncur ke kamar Andrew. Sedangkan Addy mendekati pasangan bau kencur itu. Addy memperhatikan gadis kecil itu cukup cantik, pantas si usil Andre suka padanya.
"Hai anak manis,"sapa Addy ramah sambil duduk di dekat Andre.
"Halo tante. Lo tante wajahnya sama dengan wajah tante mama si kembar?"tanya gadis kecil memperhatikan.
"Kami kembar, sayang."
"Mama Addy, sst.. sst.."panggil Andre sambil berbisik dan menyenggol lutut Addy dengan jarinya. "Mama Addy.."
Addy menoleh ke arah Andre dan bertanya dengan mengedikkan kepalanya. Andre mengisyaratkan Addy untuk pergi dari sini dengan menggerakkan telapak tangan, mengusir Addy yang kepo.
"Mau pacaran kan,"bisik Addy kepo di telinga Andre yang langsung memerah. "Baiklah, tante tinggal dulu ya,"kata Addy pada gadis kecil itu sambil berdiri. Andre tersenyum senang dan memberinya acungan jempol dengan sembunyi-sembunyi.
Addy tergelak renyah, "Dasar anak zaman now." Addy berjalan menuju kamar si kembar dan membukanya, lalu.. "Astaga, disini juga ada yang pacaran?"seru Addy setengah berteriak sehingga pasangan bau kencur di ruang tv dapat mendengarnya.
Hanya semenit, teriakan Addy mendapat respon. Terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru mendekati Addy. Si gadis kecil terkesiap dan menutup mulutnya melihat apa yang terjadi di kamar. Andrew, cowok yang disukainya bersama seorang cewek dan cewek itu sedang mencium kening Andrew.
"Hiks... huuuuaaaa...." Si gadis kecil itu berlari keluar rumah dan menangis.
Andre yang disebelahnya terlonjak kaget mendengar temannya menangis dan berlari ke luar rumah. Andrew dan Emily yang di kamar bahkan Addy yang disebelahnya pun ikut terkejut.
Angie muncul dari dapur dan berkacak pinggang, memandang tajam ke arah Addy. "Apa yang kamu lakukan, Addy?"
"Tidak ada. Tanya saja pada bocil-bocil ini, aku tidak melakukan apa-apa,"jawab Addy membela diri dan membuat ekspresi tidak bersalah.
Angie mengalihkan tatapan pada putranya. "Andre..,"panggil Angie dengan suara rendah.
"Mama Addy ngomong sembarangan, ma,"jawab Andre sambil masuk ke dalam kamar dan duduk di ranjangnya.
"Addy, kamu ngomong apa?"
"Ngomong seperti biasa. Tidak ada yang spesial,"jawab Addy datar.
"Lalu kenapa anak orang menangis seperti itu?"teriak Angie emosi.
Bersambung...