Kenangan Angie akan masa lalu, masih berlanjut.
Disaat teman satu angkatannya sedang mempersiapkan diri menghadapi ujian masuk perguruan tinggi, dirinya juga harus mempersiapkan mental untuk menjadi seorang ibu baru. Disaat yang lain berkutat dengan dunia perkuliahan dan pacaran, Angie harus berkutat dengan dunia para makhluk halus nan mungil, yaitu bayi.
Dengan mengendarai mobil, Angie membawa dirinya yang semakin membulat ke perpustakaan kota. Kandungan Angie sudah masuk bulan keenam, trimester kedua. Angie mengandung anak kembar dan mereka sangat aktif sekali di dalam sana. Mungkin si buah hati sedang bermain sepak bola karena perut Angie sering bergemuruh, tapi bukan karena lapar lo. Atau di lain waktu, seperti sedang bermain karate, karena tiba-tiba perut Angie ada dua tonjolan lutut di kanan kiri.
Luar biasa. Angie mendapat berkat doble porsi. Dua calon bayi laki-laki, karena itu ukuran perut Angie sedikit diatas rata-rata. Berat badan Angie juga naik tidak terkontrol.
Hari masih pagi, sekitar pukul sembilan pagi sehingga suasana perpustakaan belum terlalu ramai. Angie masuk ke perpustakaan itu dan mencari buku-buku yang diinginkan.
Angie berdiri pada lorong ibu dan anak. Buku panduan lengkap kehamilan, persalinan, dan perawatan bayi. Buku kumpulan nama bayi terpopuler. Buku sembilan bulan yang menakjubkan. Buku bebas takut hamil dan melahirkan. Buku mommyclopedia 500 fakta tentang asi, menyusui, dan mpasi.
Cukup banyak buku tentang kehamilan yang bisa Angie temukan di perpustakaan ini. Lalu Angie menumpuk buku-buku per-bayi-an itu dan mencari tempat duduk. "Waduh, lo kok sudah ramai?"gumam nya sambil celingukan mencari tempat duduk.
Ada satu tempat kosong dekat jendela yang kelihatannya cukup nyaman untuk dirinya membaca. Meja panjang tempat yang dituju Angie, bisa menampung hingga enam orang. Ada berbagai macam ukuran meja yang tersedia di perpustakaan.
Angie duduk di dekat jendela. Hanya ada dirinya seorang di meja itu. Angie memilih lagu di ponselnya lalu menempelkan head phone pada perutnya yang buncit. Tujuannya untuk menstimulasi perkembangan otak si kembar.
Angie mengambil buku kumpulan nama bayi terpopuler. Dirinya begitu larut dalam membaca, hingga tidak menyadari, meja yang ditempatinya sudah penuh. Dua orang cewek disisinya dan tiga orang cowok di depannya. Sepertinya mereka sedang kerja kelompok.
"Buku pengantar ilmu hukum dan tata negara. Buku diktat kajian hukum dan peraturan,"kata Angie pelan, membaca buku yang ada di dekatnya. "Mereka dari jurusan hukum."
Angie meletakkan buku yang sedang dibacanya. Angie memalingkan wajah, melihat awan mendung yang menggantung tebal di langit kota, sambil mendengarkan obrolan kerja kelompok mereka.
"Andai tidak ada hari naas itu, saat ini aku mungkin juga sedang sibuk kerja kelompok atau harus lembur membuat laporan,"pikir Angie dalam hati, sambil mengamati titik air hujan yang mulai turun mengenai kaca jendela.
Tiba-tiba Angie seolah tersadar. "Maafkan mama ya baby A, baby B,"ucap Angie pelan sambil mengusap perutnya yang bulat sempurna itu. Angie belum menemukan nama yang cocok untuk bayi kembarnya, makanya dirinya menyebut nya baby A dan baby B.
Setengah jam berikutnya, kelompok anak hukum itu sudah pergi. Angie melirik dua cewek yang baru saja datang lalu menarik kursi dan duduk di depannya. Sepertinya mereka dari jurusan farmasi jika dilihat dari buku yang dibawanya. Buku ilmu meracik obat, teori dan praktek.
Tidak lama kemudian datang lagi dua cewek juga dan menempati kursi di sisinya. Mereka membawa tumpukan buku yang dipinjam dari perpustakaan ini. Buku akuntansi manajemen, buku teori akuntasi dasar jilid satu dan dua.
"Aku juga ingin kuliah seperti mereka. Cuma satu yang ada di pikiran mereka, bagaimana mendapatkan nilai terbaik. Aku juga mau,"gumam Angie lesu sambil meletakkan kepalanya ditangan yang dilipat di meja.
Setiap hari, meski sudah dapat menerima kehamilannya, namun Angie masih mengalami pergulatan batin. Dirinya masih sulit untuk menerima bahwa hidupnya yang sekarang berpusat pada kedua bayi yang dikandungnya. Keputusannya yang diambilnya kini tidak hanya akan mempengaruhi masa depan dirinya tetapi juga masa depan si kembar. Karena sejak dirinya mengandung, kami adalah satu paket komplit.
'Egois' bukan lagi teman baiknya. Dia sudah pindah ke luar planet bumi. Kini mari ucapkan selamat datang pada teman baru yang bernama 'kompromi'.
"Anda baik-baik saja?"
Mendengar suara di dekatnya membuat Angie menegakkan kepalanya dengan tiba-tiba, alhasil langsung kepalanya sedikit pusing. Angie mendapati seorang cewek duduk di sebelahnya, sedang memandang khawatir ke arahnya. Lalu Angie tersenyum paksa sambil memegang pelipis kanan. "Aku baik-baik saja. Terima kasih."
"Anda sedang hamil? Wah, kebetulan sekali. Apa boleh saya mewawancarai anda? Aku harus membuat skripsi dengan tema ibu hamil dan kendala psikologisnya. Aku juga membawa kertas quesioner. Boleh ya?"desak cewek itu yang sudah mengeluarkan perlengkapan tulisnya.
Angie membalas tatapan yang berbinar-binar itu. "Aku.. aku.. tidak.."
"Please, sebentar saja. Boleh ya?" Cewek itu meletakkan kertas yang dijepret. Angie melirik kertas yang penuh berisi pertanyaan. "Cuma sedikit saja kok. Boleh ya?"
"Eng.. baiklah." Dengan enggan, Angie meraih pen yang diberikan oleh cewek itu. A untuk ask dan A untuk answer. Alis Angie mencuat tinggi hingga menyentuh anak rambut di keningnya, saat membaca kertas itu. Apa bedanya?
A : Berapa usia anda?
A : ....
A : Anda perempuan?
A : ....
A : Apa anda sedang hamil?
A : ....
Angie menoleh dan mengangkat alis.
"Ada apa? Apa ada yang sulit?"tanya cewek itu yang tidak berhenti memperhatikan Angie.
"Apa ada laki-laki yang hamil? Pertanyaan yang kamu buat ini sedikit aneh,"komentar Angie.
"Benarkah?" Cewek itu melihat kertas quesioner miliknya yang lain. "He.. he.. he.. Aku tidak memperhatikan."
Angie melanjutkan mengisi lagi.
A : Apa anda langsung hamil setelah menikah?
A : ....
A : Kendala apa yang dialami saat hamil?
A : ....
A : Apakah suami anda termasuk suami siaga?
A : ....
"Pertanyaan selanjutnya ini bagaimana cara aku menjawabnya?"gumam Angie yang menghadapi soal yang lebih sulit dijawab dibandingkan soal di ujian nasional.
Angie melirik ke samping tempat cewek itu duduk. Dia sedang mengamati wajahnya. "Apa ada yang salah dengan wajahku?"
"Eh, oh, tidak kok. He.. he.. he.."
"Tolong jangan melihatku seperti itu. Perasaanku menjadi gelisah."
"Maaf. Aku hanya penasaran. Aku perhatikan kakak terlihat sangat muda. Apakah kakak memang awet muda atau kakak hamil di bawah umur?"tanyanya polos.
"Itu.. sudah melanggar privasi. Aku tidak mau menjawab. Permisi, aku harus pergi." Angie berdiri dengan sedikit susah payah.
"Tunggu kak. Aku minta maaf. Kita wawancara sebentar ya." Cewek itu mencekal lengan Angie.
"Tidak."
"Kakak kok perhitungan begitu sih. Lagian tadi aku juga tidak bermaksud menyinggung. Maafkan aku kak. Kita wawancara ya."
"Tidak. Lepaskan tanganmu. Aku mau pulang." Angie tidak memperdulikan cewek itu dan segera meninggalkan perpustakaan.
Bersambung....