Aaron sudah bertekad untuk mendapatkan perut yang kotak-kotak. Tidak keren jika pria tampan seperti dirinya berperut buncit. Bisa turun pamornya. Saat ini dikamarnya sudah tertempel sebuah poster pria setengah telanjang dengan pose mengangkat kedua tangannya ke dekat kepala dan menunjukkan perutnya yang wow, enam kotak-kotak sempurna.
"Tapi warning keras ya, aku ini pria normal dan tulen, bukan pria abal-abal yang meneteskan air liur menatap tubuh pria lain. Itu.. itu hanya untuk motivasi. Catat itu.. MO-TI-VA-SI."
Itu adalah bantahan yang sudah dipersiapkan Aaron, jika suatu hari ada seseorang yang memergoki poster itu di dalam kamar pribadinya.
Akhir pekan ini, Aaron mendatangi pusat kebugaran yang paling besar di kota. Saat ini, dirinya sudah berdiri di depan resepsionis untuk meminta informasi mengenai keanggotaan dan personal trainer yang akan membimbingnya mencapai tubuh ideal proposional. Aaron mendelik saat membaca biaya keanggotaan gym yang sama sekali tidak bisa dibilang murah, bahkan cenderung mahal.
"Delapan ratus lima puluh ribu per bulan atau sembilan juta delapan ratus ribu per tahun,"baca Aaron tidak percaya. "Mbak, kok mahal ya?"
"Paket ini sudah termasuk personal trainer yang akan mendampingi anda. Pelatih akan mendampingi anda seminggu tiga kali selama dua jam, sedangkan anda dapat mendatangi gym sesuka hati anda, selama jam operasional kami dari jam delapan pagi hingga jam sepuluh malam. Semua peralatan serta fasilitas yang meliputi kolam renang dan sauna bisa anda pergunakan dengan bebas,"jawab sopan resepsionis yang menjelaskan semua keuntungan yang akan diperoleh Aaron selama menjadi anggota.
Sementara itu, pemilik tempat fitnes ini adalah Sean, suami dari salah satu saudara kembar Angie yaitu Addy. Sean sedang berjalan melewati lobi dengan sedikit muram. Tadi malam, dirinya belum mendapat jatah harian dari sang istri. Hari ini.. pokoknya hari ini Sean harus mencari akal untuk merayu istrinya agar mau bercinta dengannya. Mungkin seikat bunga mawar merah bisa menjadi solusi atau sekotak permen jahe kesukaannya bisa meluluhkan hati istrinya yang sedang ngambek padanya. Sean tidak tahu apa yang membuat istrinya yang selalu ceria, mendadak menjadi ngambek berat.
"Selamat pagi, Pak Sean,"sapa resepsionis ramah saat pak bos melewati meja resepsionis.
"Oh, selamat pagi,"jawabnya cuek sambil lalu. Kemudian matanya menangkap sosok yang sedang mempelajari selembar kertas dengan serius di meja ujung yang berlawanan dengan posisi Sean berdiri. "Nina, apa yang dilakukan pria itu disini?"
Nina adalah resepsionis, menjawab pertanyaan bosnya. "Dia sedang membaca formulir keanggotaan. Bapak kenal dia?"
Sean mengangguk "Kenal. Kamu lanjutkan saja pekerjaanmu. Pria itu biar aku yang tangani."
"Baik pak."
Sean mendekati Aaron yang sangat serius membaca formulir itu, seakan sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. Kemudian Sean bersandar pada meja dan memperhatikan pria itu. "Ada yang bisa kubantu?"
Aaron mengangkat kepala dan menggeleng. Kemudian keningnya berkerut saat memperhatikan lebih teliti pria yang ada di depannya. Wajah pria ini cukup familiar. "Apa kita pernah bertemu? Anda cukup familiar, tapi aku tidak bisa mengingat anda. Maaf, aku menderita lupa ingatan jangka pendek."
"Aku Sean, saudara ipar Angie. Kita pernah bertemu sebelumnya,"kata Sean yang tersenyum geli melihat tingkah Aaron yang berpikir keras untuk mengingatnya.
"Ah ya, aku mengingatnya. Kamu pria yang beristri dua yang merangkul Angie di kantor,"celetuk riang Aaron sambil bertepuk tangan sekali. Sean meringis mendengar apa yang diingat Aaron.
"Ingin fitnes?"tanya Sean sambil menunjuk ke arah lembar formulir itu.
"Iya. Tapi masih bingung."
"Bingung kenapa? Aku pemilik tempat ini. Katakan saja apa yang menjadi keberatanmu,"kata Sean ramah.
"Apa harga ini tidak terlalu mahal?" Yang dimaksud adalah harga untuk menjadi anggota pusat kebugaran ini.
Sean tersenyum, mengerti apa yang menjadi permasalahan calon customernya, karena itu selalu menjadi pertanyaan retoris bagi pusat kebugaran miliknya. Sean menghampiri Nina, si resepsionis.
"Tolong hubungi Henry. Bilang padanya aku menunggunya ruang empat." Perintah Sean ditanggapi dengan anggukan sopan.
Sean kembali mendekati Aaron kemudian merentangkan tangan dan mengajak Aaron untuk mengikutinya. "Ayo aku antar berkeliling. Pusat kebugaran kami adalah yang paling unggul dan nomer satu di kota. Kami memiliki personal trainer yang bersertifikat dan juga ahli gizi yang sangat kompeten, sehingga kami dapat memberikan pelayanan maksimal kepada setiap anggota. Selain itu, di dalam iuran anggota, juga terdapat asuransi kecelakaan disaat berolahraga, namun tetap dalam batasan tertentu."
"Begitu ya.. pantas mahal."
"Ada harga ada barang. Kualitas peralatan yang kami miliki juga memiliki standar internasional. Secara berkala, kami selalu mengecek status peralatan kami untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan atau hal-hal lain yang tidak diinginkan. Selain itu, peralatan kami juga selalu kondisi bersih."
Lift terbuka dan kedua pria itu keluar. "Silakan menuju kesini, Pak Aaron,"kata Sean yang mengarahkannya ke ruang empat, dimana ruangan tersebut yang paling besar dan lengkap, serta memiliki akses langsung ke kolam renang dan ruang sauna.
"Ini ruangan kami yang paling lengkap. Harga yang kita tawarkan sebanding dengan fasilitas yang kita berikan. Sebuah kolam renang dan ruang sauna juga menjadi fasilitas kami. Jadi jangan khawatir, uang anda tidak akan terbuang dengan percuma. Sekedar info, kami belum pernah menerima keluhan mengenai anggota kami yang tidak puas."
"Promosi yang hebat,"puji Aaron sambil memutari tempat itu dan mengangguk-angguk.
"Harga spesial akan aku berikan untuk teman Angie. Potongan tiga puluh persen untuk iuran sebulan dan jika anda mengambil keanggotaan selama satu tahun, akan saya beri potongan lima puluh persen dari harga yang anda lihat di formulir tadi. Bagaimana anda tertarik?"
"Itu.. sangat luar biasa. Penawaran Anda sangat spesial,"komentar Aaron yang tergagap karena biaya keanggotaan yang diberi diskon yang fantastis.
"Untuk kalangan sendiri, harga spesial,"jawab Sean tersenyum simpul. Sean memiliki maksud tersembunyi. Sean ingin memperhatikan Aaron dari dekat, untuk melihat seberapa baik pria ini sehingga pantas bersanding dengan Angie, saudari iparnya.
"Permisi Pak Sean,"sela seorang pria yang menghampiri keduanya dan mengangguk sopan. "Anda mencari saya?"
Sean berbalik dan menatap pria yang menyapanya, "Aku ingin minta bantuanmu."
"Katakan pak."
"Kamu lihat pria di sana?" Sean menunjukkan tangan ke arah Aaron yang sedang mengamati salah satu alat.
"Ya pak. Ada ada dengannya?"
"Aku ingin kamu yang menanganinya sebagai klien. Dia.. bisa dibilang kenalanku."
Pria itu melihat Aaron dan sedikit mengangkat alis. Dia bergumam "Dia?!"
Aaron berjalan mendekati Sean, pemilik pusat kebugaran yang sedang berbicara dengan... "Astaga, itu orang apa raksasa? Besar sekali otot-otot nya."
"Aaron, mari aku perkenalkan, ini Henry, personal trainer terbaikku. Jika kamu ingin menjadi anggota disini, dia adalah orang yang kurekomendasi untukmu,"kata Sean yang terus menerus memberikan penawaran yang terbaik untuk membuat Aaron tergiur.
"Halo Pak Aaron, namaku Henry. Aku akan melakukan yang terbaik untuk bapak."
"Kurasa aku tidak bisa menolak semua penawaran istimewa ini."
Bersambung...