"Mana bisa aku menembaknya, jika cewek yang aku taksir, menyukaimu... bego??!"
Suara ngos-ngosan si gempal terdengar keras di telinga Andrew yang tersenyum mengerti. "Si Angie ya.."
"Entahlah,"cicit si gempal malu. "Mungkin saja."
"Hmm, apa hati yang berbunga ini gara-gara sentuhan manis di bibir, apa ya namanya? Oh, aku tahu, ciuman pertama. Benarkah itu yang membuat sahabat terbaikku akhirnya jatuh cinta? Aku suka kamu yang malu-malu hingga malu-maluin."
"Hentikan,"sembur si gempal geram karena sindiran Andrew. "Tidak usah sok bikin puisi. Bawel."
Andrew tergelak keras, lalu bertanya dengan serius, "Sejak kapan kamu menyadarinya?"
Si gempal menarik nafas super panjang, membuat Andrew kembali tergelak pelan. Sungguh lebay sahabatnya satu ini. Namun, hati Andrew merasa terhibur dengan tingkah si gempal yang polos. Well, bicara mengenai polos, dirinya pun juga tidak kalah polos bin lugu perihal cewek dan ciuman nya.