Chereads / Cinta Angie / Chapter 24 - Bab 23 : Sahabat

Chapter 24 - Bab 23 : Sahabat

Hari Minggu siang ini Angie dan kedua putra kembarnya ada rencana makan siang bersama di restoran Addy. Angie sedang membantu Addy menyiapkan makan siang mereka bersama. Si kembar entah kemana, bermain bersama Emily, putri Addy.

"Sayang sekali, Maddy dan Ethan tidak bisa datang,"kata Addy sambil meletakkan sepanci sup merah kesukaan anak-anak di tengah meja panjang. "Tinggal es buah saja yang belum keluar. Biar aku yang ambil. Kamu tunggu disini."

Angie mengangguk dan Addy bersenandung riang menghilang ke dapur. Angie menata meja, meletakkan piring sendok garpu untuk masing-masing orang.

Angie sudah selesai menata meja dan hendak duduk. Tiba-tiba.. seseorang menyergap Angie dari arah belakang.

"Oh.. my honey bunny,"jerit riang seorang pria dan langsung memeluk Angie. "Aku kangen.." Pelukan itu semakin erat dan pria itu juga mencium tengkuk Angie.

"Tu.. tung..tunggu..,"berontak Angie panik, berusaha mendorong pria itu. Tapi pria itu tidak bergeming. "Lepaskan aku,"cicit Angie dari dalam pelukan pria asing itu.

"Biar aku memelukmu sebentar saja. Nanti kalau suamimu yang jelek itu datang, aku tidak bisa dekat-dekat dengan mu lagi." Pria meletakkan kepalanya dekat telinga Angie dan menghirup aroma Angie. "Kamu ganti parfum?"

"Siapa yang kamu bilang jelek?"tanya Sean tiba-tiba, berdiri galak berkacak pinggang dan menatap tajam pria itu.

"Sean, bantu aku,"panggil Angie pelan dan berusaha menjauhkan pria asing itu. Tapi pelukan pria itu semakin erat.

"Sean.. Tentu saja kamu yang jelek,"celetuk pria itu sambil nyengir.

Sean melirik Angie yang berusaha mendorong pria asing gila itu. "Sebaiknya kamu lepaskan pelukanmu, bisa mati dia." Sean hendak maju membantu Angie lepas dari lilitan gurita, namun dilihatnya Addy datang sehingga gerakannya terhenti.

"Hei Hans, kamu sudah datang?"seru Addy gembira melihat sahabatnya sudah datang.

Pria itu tertegun melihat wanita kesayangan nya datang dan meletakkan semangkuk es buah segar kemudian berdiri ceria di samping pria jelek itu, yaitu suaminya. Addy mengangkat sebelah alisnya saat melihat Hans sedang memeluk erat Angie.

"My honey?"tanya pria itu ragu-ragu. Addy mengangguk. Pria itu memandang Addy dan Sean bergantian dengan wajah bingung. Sean mengangkat bahu dan Addy menahan tawa melihat Hans sahabatnya menjadi kikuk karena salah memeluk orang.

"Lalu ini siapa yang kupeluk?" Pria itu perlahan melepas pelukannya dan memandang Angie yang memerah wajah nya karena kekurangan oksigen. Dan saat melihat siapa yang dipeluknya, matanya langsung membulat dan mulutnya menganga. "My honey? Ada.. dua?"seru pria itu terkejut bukan kepalang. Pria itu menatap linglung dan menunjuk Angie dan Addy bergantian.

Angie menatap marah dan memukul sekuat tenaga lengan pria asing itu. "Lain kali jangan asal peluk orang."

"Aku.. aku.." Hans tergagap.

"Mama..." Angie mengalihkan pandangan ke Andrew yang memanggilnya dan menggandeng lengannya. Andre sudah ada di depan Angie menghalangi pria asing itu mendekati Angie.

"Pengawal sudah datang,"celetuk Sean datar, saat melihat si kembar sudah ada di dekat Angie.

"Jangan ganggu mamaku,"kata Andre dengan ketus dan menggandeng lengan Angie yang lain.

Hans semakin bingung melihat wanita yang mirip dengan Addy itu yang digiring pergi oleh dua bodyguard remaja yang identik satu sama lain.

"Ha.. ha.. ha.." Addy sudah tidak bisa menahan lagi, ketawa nya langsung meledak. "Aduuhh Hans, ha.. ha.. itu muka.. ha.. ha.."

Hans mendekati Addy. "Apa yang terjadi?" Hans berbicara dengan raut wajah bingung sambil merangkul bahu Addy. "Siapa dia? Kenapa dia mirip sekali denganmu?"tanya Hans yang menundukkan kepalanya hingga hidung menyentuh telinga Addy.

Sean jengkel melihat Hans yang dengan seenaknya merangkul Addy dan bersikap terlalu akrab. "Lepaskan tangan kotormu dari istriku,"kata Sean kesal sambil menarik lepas tangan Hans dari bahu Addy.

Hans nyengir ke arah Sean. "Huh! Masih saja suka emosian." Hans paling suka mengganggu Sean dengan cara menggoda Addy. Sean pasti langsung ngamuk dan jadi monster seperti sekarang. Aaarrrgghh.

"Apa katamu?" Sean mencengkram kaos polo yang dipakai Hans.

Addy menjewer kuping kedua pria yang disayanginya, Sean suaminya dan Hans sahabatnya. "Sudah, jangan bertengkar. Apa kalian tidak malu dilihat anak kecil?"omel Addy kesal dan mendorong keduanya duduk bersebelahan. "Duduk."

"Siapa dia?"tanya Hans lagi. Dirinya yang penasaran terus menatap takjub Angie yang sedang tersenyum lembut pada si bodyguard kembar identik itu.

"Aku pikir aku sudah bilang kalau aku punya saudara kembar."

"Ta..tapi aku tidak menyangka akan semirip itu,"protes Hans.

"Masih ada satu lagi. Dia tidak bisa datang,"kata Addy menjelaskan.

"Sa.. satu lagi?Jadi ada tiga?" Hans mengangkat tiga jarinya.

"Hm-hm. Jangan sampai salah peluk lagi. Suaminya polisi, nanti masuk penjara baru tahu rasa,"jawab Sean memperingati.

Addy tergelak keras dan menutup mulutnya serta menggeleng-geleng kepala sambil memandang Sean yang melotot kesal ke arah Addy. Sean pernah dipenjara beberapa jam oleh Ethan, suami Maddy gara-gara salah memeluk Maddy yang disangka nya sebagai Addy. Ethan yang cemburu berat langsung memborgol dan melemparkan Sean ke penjara.

Itu kejadian konyol dan selalu membuat Addy terpingkal-pingkal jika mengingat nya. Salah mengenali orang. Dan sekarang ada kejadian serupa, hanya saja tidak ada acara borgol dan penjara.

"Kalau dia?" Hans menunjuk ke arah Angie. "Apa statusnya? Menikah atau janda?"

Addy saling berpandangan dengan Sean. "Untuk apa kamu bertanya,"sahut Sean ketus. No way ya punya saudara ipar seperti bunglon satu ini.

"Mau mengejar lah. Tidak dapat Addy, kembarannya pun boleh."

"Jaga bicaramu ya,"geram Sean dengan suara rendah mengancam.

"Kamu lihat sendiri, itu anak-anak dia. Tapi dia tidak menikah,"kata Addy menjelaskan.

"Tidak menikah ya.." Bagi Hans yang selalu tinggal di luar negeri, tidak mempermasalahkan apakah dia sudah punya anak atau masih perawan. Asalkan bukan pacar atau istri orang, maka Hans akan bertindak. "Aku sepertinya tertarik padanya. Mungkin karena wajahnya mirip denganmu."

Addy dan Sean menggeleng bersamaan saat Hans mengatakan ingin berkenalan dan menjalin hubungan dengan Angie.

"Tidak. Tidak boleh. Aku tidak peduli jika kamu having fun dengan cewek lain. Tapi aku tidak mengizinkan jika kamu main-main dengan kembaranku. Aku tahu betul siapa kamu, Hans"kata Addy serius.

"Aku serius, honey,"jawab Hans dengan mata terus menatap intens kembaran Addy, yang sedang menguyel-uyel gemes kepala salah satu si kembar. "Mungkin ini sudah waktunya aku menjalin hubungan yang stabil."

"Aku rasa itu bukan ide yang baik. Baru-baru ini dia ada masalah dengan mantan pacarnya,"lanjut Addy sambil mengikuti pandangan Hans yang menatap Angie. "Aku tidak mau dia mengalami hal-hal buruk."

"Aku tidak seburuk itu, Addy." Jawaban Hans langsung mendapat decakan kesal dari Sean.

"Mantan pacarnya ingin menikahinya. Angie sudah menolak tetapi mantannya itu tetap memaksa. Salah satu anaknya menjadi korban tabrak sopir mantan nya yang kurang ajar itu. Gegar otak ringan dengan lima belas jahitan di kepala."

"Sampai separah itu?"

"Yup. Kasusnya masih diusut di kepolisian. Kita sudah mengetahui siapa dalang nya tetapi kita tidak mempunyai bukti yang akurat."

"Aku akan melindunginya."

"Ngomong memang gampang. Tapi kurasa tidak semudah itu untuk mendekati nya,"sahut Sean.

"Apa maksudmu?" Hans tidak terima dipandang lemah oleh Sean.

"Ada papa nya si kembar yang bisa sewaktu-waktu muncul,"kata Sean misterius, membuat Addy berpaling dan menatap Sean dengan pandangan bertanya-tanya. "Selain itu, kamu lihat itu? Ada dua bodyguard yang harus kamu lewati."

Hans memandang ketiganya. Hans tersenyum dan menepuk dadanya dengan angkuh. "Tidak sulit, hanya dua little guy. Aku akan menaklukkan mereka bertiga."

"Coba saja,"jawab Sean skeptis.

"Ayo honey, sekarang kenalkan aku padanya,"ajak Hans menggandeng pergelangan tangan Addy.

Plak.. Sean memukul punggung Hans dengan keras. "Sudah kubilang jangan panggil istriku begitu."

Bersambung...