Chereads / The Miracle of Death / Chapter 4 - Descent

Chapter 4 - Descent

Pagi itu di Istana utama terjadi keributan karena manik si kembar yang berubah warna. Tapi bukan karena hal itu yang membuat keributan itu terjadi. Semua itu karena warna manik si kembar adalah warna manik yang menjadi legenda dari Kekaisaran Veddira. Karena keturunan pemilik warna manik itu sudah lama tidak pernah muncul dan hanya warna manik hijau saja.

Legenda itu sudah ada sejak awal Kekaisaran Veddira di bangun, yang mengatakan bahwa keturanan yang memiliki manik ungu dan merah adalah seorang penerus Kekaisaran. Dan karena hal itu juga Putra Mahkota terlihat frustasi, bahkan Kaisar dan Ratu juga masih tak percaya akan hal ini.

Bagaimanapun si kembar adalah keturanan tanpa mana waktu mereka lahir. Tapi sekarang di umur sepuluh tahun mereka malah memiliki mana yang menjadi legenda di keluarga mereka. Mereka menjadi bimbang karena si kembar memiliki ciri khas untuk menjadi penerus kerajaan ini. Tapi Putra Mahkota yang berumur lima belas tahun akan menjadi penerus tahta tiga tahun lagi.

Dan sekarang si kembar malah yang memiliki ciri-ciri menjadi penerus Kekaisaran ini membuat mereka tidak bisa melakukan hal banyak. Pasti sebentar lagi akan ada keributan karena berita si kembar yang memiliki mana dan warna manik yang menjadi legenda keluarga Kekaisaran.

"Yang Mulia Kaisar, Yang Mulia Ratu. Para pengikut sudah datang" ucap bawahannya membuat sang Kaisar dan Ratu menghela nafas gusar.

"Bagaimana ini, apa kita akan menyerahkan posisi penerus pada mereka berdua" tanya sang Ratu menatap Rajanya yang masih berpikir serius.

"Aku yakin Putra Mahkota tidak akan menyukai hal ini" lanjut sang Ratu.

"Lebih baik kita menemui para pengikut dulu" ucap sang Raja membuat sang Ratu mengangguk setuju.

Selama perjalanan menuju ruang pertemuan mereka terlihat tenang tapi di pikiran mereka berkecamuk permasalahan akan penerus tahta Kerajaan. Sekarang akan ada ketiga anaknya yang bisa menempati tahta itu dan mereka sebagai orang tua tidak bisa melakukan hal banyak. Sampai di ruang pertemuan mereka bisa melihat para pengikut yang ribut soal si kembar.

Mereka berdua langsung duduk dan menatap para pengikut yang diam saat mereka datang. Para pengikut langsung memberi salam pada Kaisar dan Ratu. Mereka kembali tenang sampai pertemuan itu di buka. Dan benar saja keributan langsung terjadi saat pertemuan itu di buka. Sang Kaisar dan Ratu hanya bisa memijit kepala mereka pusing.

"Mereka pantas mendapatkan hak sebagai pewaris!"

"Bukankah semua ini terlalu tiba-tiba, kenapa mereka baru memunculkan mana di saat umur sepuluh tahun dan di saat Putra Mahkota baru mendapatkan gelarnya"

"Iya itu benar, mereka tidak bisa dengan mudah untuk melengserkan Putra Mahkota"

"Tapi seperti legenda, pemilik manik ungu atau merah adalah penerus tahta Kerajaan!"

"Legenda itu tidak akan bisa memutuskan mereka bisa menjadi pewaris"

"Tapi tidak ada salahnya kita memberi hak itu kepada mereka"

"Yang Mulia bagaimana pendapat anda"

Sang Kaisar hanya bisa diam menatap para pengikut yang sejak tadi meributkan hal ini. Semua ini benar-benar tidak pernah mereka pikirkan, karena mereka tidak pernah menyangka anak yang tidak sanggup beradaptasi dengan mana akan memiliki ciri-ciri sebagai penerus Kekaisaran. Bahkan yang memiliki ciri-ciri itu adalah keduanya. Dan Putra Mahkota tidak memiliki ciri-ciri itu sama sekali.

Tapi baru dua bulan mereka semua memberikan gelar Putra Mahkota pada Stephen. Dan sekarang si kembar malah menunjukkan kekuatan sihir mereka. Sepertinya ada yang terjadi di saat mereka menghilang kemarin. Atau itu hanya sebuah anugerah dari Dewa pada mereka berdua di hari ulang tahun mereka.

"Aku sendiri masih belum memikirkan soal itu, bagaimanapun Putra Mahkota baru mendapatkan gelarnya dua bulan yang lalu" ucap sang Kaisar menatap para pengikut yang mengangguk setuju.

Karena ini semua memang terlalu tiba-tiba dan belum ada kepastian mereka bisa menerima gelar penerus. Sang Ratu juga tidak bisa melakukan apa-apa karena keputusan akan semua ini ada di tangan Kaisar mereka. Dia dan para pengikut hanya bisa menerima semua keputusan sang Kaisar selama keputusan itu layak di lakukan.

Pertemuan telah selesai dan di akhiri dengan permasalahan tahta yang belum bisa mereka semua putuskan. Sang Ratu juga meminta untuk menunggu sampai si kembar menunjukkan tanda-tanda soal ciri khas penerus. Karena bisa saja yang menjadi ciri khas mereka hanya warna manik milik mereka saja. Bagaimanapun legenda itu juga sudah tidak pernah terjadi sekitar tujuh puluh tahun belakangan.

Para pengikut yang mulai keluar dari pertemuan membuat sang Raja bingung harus bagaimana. Dia menatap sang Ratu yang pamit undur diri dari hadapannya. Manik hijaunya melihat jelas bagaimana manik si kembar yang berwarna ungu dan merah. Bahkan setelah pengecekan mana, mana si kembar sangat besar dan melebihi Putra Mahkota sendiri.

Dia tak tau harus bagaimana menghadapi situasi sekarang ini. Padahal dia sendiri yang mengabaikan si kembar saat tau mereka tak memiliki mana sama sekali. Tapi kemarin malam semua itu berubah seperti sebuah keajaiban. Tanpa mereka tau apa penyebab keajaiban itu terjadi.

"Apa yang harus aku lakukan, jika begini aku yakin akan ada perang saudara" ucap sang Kaisar menatap jendela ruangan itu.

"Bagaimana mungkin aku melihat anak-anakku bertarung hanya karena tahta aku sudah cukup senang karena si kembar tidak bisa menjadi penerus tapi tidak memiliki mana sama seperti aib bagi keluarga Kekaisaran. Dan sekarang mereka malah menjadi pewaris yang sangat di butuhkan oleh Kekaisaran. Huh..semua ini membuat kepalaku mau pecah saja" ucapnya lagi melihat taman Istana si kembar.

Dia bisa melihat si kembar yang tengah bermain di sana. Dia menatap kedua anaknya itu dengan tatapan nanar. Perasaan takut ini apa akan terjadi suatu saat nanti dan membuat anak-anaknya mati satu persatu. Dia tidak tau apa yang akan terjadi nanti tapi melihat apa yang terjadi sekarang membuat dirinya berpikiran negatif.

Bahkan dia juga berfikir jika Putra Mahkota pasti akan menolak saat gelarnya di cabut. Karena bagaimanapun dia hanyalah seorang ayah yang taidk tau harus mendidik anak-anaknya bagaimana. Dia menghela nafas melihat si kembar yang bermain, sekarang dia harus memikirkan soal ini dan membuat pekerjaannya makin banyak.

'Apa ada keajaiban yang akan datang..'

Mengingat hal itu membuat dia tidak boleh lama-lama di tempat ini, dan memilih untuk meninggalkan ruang pertemuan. Tapi saat dia akan berbalik sebuah cahaya merah dan ungu muncul dari tubuh si kembar membuat dirinya terkejut. Manik hijaunya membulat saat tau bahwa legenda yang ada di keluarga mereka muncul di tubuh si kembar.