Keramaian, mungkin satu kata itu menjadi hal yang wajar jika berada di pasar. Pasar yang ramai menjadi suatu ciri khasnya, para pedagang dan pembeli yang saling bertukar kata menjadi hal yang wajar di sana.
Mungkin memang wajar, tapi tidak bagi seorang wanita yang harus menangis dalam diamnya. Wanita yang tengah terduduk di atas jalanan pasar yang ramai, hanya bisa menunduk di saat semua orang fokus pada kegiatan masing-masing.
Baginya, keramaian itu hanyalah kebisingan yang mengolok-olok dirinya. Dia hanya bisa menghela nafas panjang mencoba menutup telinga berharap kebisingan itu berubah menjadi kesunyian abadi. Matanya terpejam, mencoba menahan bulir air mata yang berusaha turun tanpa permisi.
Dia bangkit, berjalan terseok-seok menuju gang kecil untuknya bersembunyi. Tidak ada lagi sebuah harapan untuk dirinya bisa bertahan, mungkin setelah ini dia akan di temukan mati tidak berdaya di atas jalan yang dingin.