Hari kembali pagi dan si kembar tengah terdiam menatap ke arah langit fajar yang terlihat begitu cantik. Semalam mereka tidak bisa tidur, itu semua karena apa yang terjadi dalam seharian kemarin. Semuanya seperti sebuah mimpi, bahwa mereka sudah kalah saat ini.
Tapi sebuah kekalahan itu bukanlah akhir, dan Rimonda tau itu tapi dia takut jika kekalahan ini adalah bentuk dari keabadian. Dia tidak tau harus melakukan apa, dia takut jika dia salah langkah lagi maka dia akan di anggap sebagai seorang pembunuh dan pengkhianat.
Putra Mahkota terlalu licik untuk dia abaikan begitu saja, dan dia harus lebih licik jika ingin membuat Putra Mahkota kalah dalam perang ini. Rimonda berbalik, dia menatap ke arah Ramon yang terlihat lelah setelah berpikir semalaman untuk mencari cara yang bisa dia dan Rimonda gunakan.