Hari mulai malam, di waktu itu Caesar melihat Rimonda dan Ramon yang baru saja kembali. Caesar terlihat marah dan langsung mendekati kedua anak keturunan Kekaisaran itu. Dia tidak habis pikir akan tindakan mereka yang sangat tidak masuk akal.
Bagaimana mungkin anak Kaisar mendatangi lokasi penyebaran penyakit menular. Bagaimana jika keduanya tertular, bagaimana jika keduanya akan seperti para pasien di sana. Caesar tidak bisa memikirkan hal itu terjadi pada mereka berdua, Caesar langsung marah menatap Ramon dan Rimonda yang tertawa.
Lihatlah mereka yang bersikap tidak ada masalah itu, bukannya menyesal sudah menipu dirinya. Tapi mereka malah terlihat seperti tidak ada masalah sama sekali "kalian mau mati!"
Rimonda dan Ramon menghentikan tawa mereka, tatapan Caesar terlihat berbeda dari biasanya. Ada tatapan khawatir dan takut di manik Caesar membuat Rimonda mendekati temannya itu "aku tidak akan mati, kau tau itu" jawab Rimonda menunjukkan sebuah senyuman lebar.
"Bagaimana mungkin, walau kau anak Kaisar tapi tetap saja kalian itu manusia. Bagaimana jika kalian tertular"
Sepertinya kekhawatiran Caesar terlalu berlebihan tapi keduanya sadar bahwa jika mereka ada di posisi Caesar mungkin akan melakukan hal yang sama. Ramon langsung merangkul Caesar membuat Caesar terkejut "kenapa apa kau tidak rindu dengan sahabatmu ini?"
Ramon hanya ingin bercanda, suasana seperti tadi tidaklah cocok untuk menyambut pulangnya mereka. Harusnya ada senyuman yang menyambut mereka tapi mereka sadar bahwa hal itu tidak akan mungkin terjadi.
'Kakak, ada yang mengintai'
Rimonda jelas merasakan seseorang yang memata-matai mereka, mereka tidak menyadarinya sejak kapan tapi Rimonda merasa bahwa hal ini terjadi saat mereka masuk ke sekolah. Ramon langsung melirik dengan sebuah tawa untuk membuat orang itu tidak curiga.
'Apa kau ingin menemuinya?' tanya Ramon menatap manik Rimonda yang terlihat kesal.
'Tidak!! Aku punya rencana yang bagus'
Ramon tersenyum dan mengangguk membawa Caesar pergi dari tempat itu, mereka belum makan malam dan keduanya langsung menuju ke luar sekolah. Tentu saja dengan cara yang sama seperti pagi tadi. Caesar terkejut saat dirinya di bawa teleportasi oleh Ramon.
Wujud mereka kembali berubah walau ukuran tubuh mereka masih sama, jelas mereka tidak bisa membawa identitas sebagai anak Kaisar di dunia luar. Masih ada yang harus mereka lakukan dan mereka perlu menutupi identitas mereka selama mungkin.
"Ini pasar malam!!" kaget Caesar menatap kagum pada pasar malam yang tidak pernah dia lihat selama ini.
Dia yang tinggal di pinggiran desa tidak pernah melihat hal seperti ini dan Caesar ingin menikmatinya sekarang. Maniknya menatap wujud si kembar yang berubah "kalian..??"
Caesar bingung sampai Rimonda berbisik jika mereka perlu melakukan hal ini selama berada di luar. Rumor soal anak Kaisar yang memiliki ciri-ciri sesuai Kaisar pertama membuat mereka susah. Tapi dengan kekuatan Ramon mereka bisa menyamar, dan Caesar langsung mengangguk paham.
"Bagaimana jika kita menikmati pasar malam" ucap Rimonda membuat Ramon mengangguk setuju.
Caesar ikut mengangguk dan langsung berlari di tengah keramaian yang ada. Si kembar hanya geleng kepala sebelum berjalan beriringan menuju kedai makanan. Keduanya jelas merasakan orang itu masih mengikuti mereka dan mereka hanya bersikap tidak peduli.
"Hei.. Lihatlah ini"
Caesar berteriak menunjukkan beberapa tusuk makanan yang baru pertama kali mereka lihat. Si kembar tertawa melihat Caesar yang terlihat begitu senang, persahabatan mereka terjadi tanpa sengaja tapi mereka menyukainya.
"Benar ini sangat enak"
Mereka bertiga tertawa melihat banyak hal yang ingin mereka coba, rasanya menyenangkan dan nyaman. Dan mereka berharap hal ini tidak akan pernah berakhir sampai maut memisahkan mereka.
Mereka melihat sekumpulan orang yang sepertinya adalah preman pasar, selalu saja ada preman di pasar. Mereka bertiga hanya melihat saat para preman itu mencuri uang para pengunjung. Mereka kesal tapi berhadapan dengan orang-orang dewasa bukanlah hal yang bagus.
Sampai Rimonda punya ide yang menarik, dia melirik Ramon tidak paham akan lirikan Rimonda. Tubuh Ramon di dorong oleh Rimonda membaut Ramon terjatuh, makanan milik Ramon langsung terbang dan jatuh tepat di wajah salah satu preman itu. Caesar terkejut dan ketakutan tapi Rimonda malah terlihat santai dengan ekspresi ketakutan.
'Mari buat hal yang menarik'
Ramon bingung saat melihat dirinya di datangi oleh preman. Tapi ucapan Rimonda membuat Ramon hanya bisa pasrah dan mengikuti rencana Rimonda. Walau dia tidak tau rencana Rimonda seperti apa tapi dia percaya pada adik kembarnya itu.
"Hei.. Bocah kau mau mati!!" preman itu mendekati Ramon yang terlihat ketakutan.
Jelas itu adalah akting dan Rimonda ingin tertawa tapi dia menahannya, sampai dia melihat orang yang mengikuti mereka mulai mendekat. Orang itu hanya berdiri di balik lingkaran manusia yang melihat Ramon di tarik oleh preman itu. Tidak ada yang berani membantu dan mereka memilih kabur saja dari pada kena masalah.
'Sesuai dugaan, dia suruhan ayah'
Ramon terkejut dan langsung melirik Rimonda yang tersenyum menang 'salah sendiri mau menjadi kambing hitam'
Apakah ada saudara kembar yang menjadikan kembarannya sebagai kambing hitam. Ramon tidak menyangka jika dia punya saudara kembar yang sangat jahat padanya. Di mana Rimonda yang selaku merengek padanya sekarang, apakah situasi mengubah sikap Rimonda.
Ramon hanya bisa pasrah jika dirinya akhirnya akan babak belur, walau bisa melakukan dia jelas tidak boleh melawan. Bagaimana jika penyamarannya terbongkar, itu akan sangat menyusahkan. Tubuh Ramon di angkat dan langsung di lempar dengan cukup keras.
Caesar berteriak menatap Ramon khawatir tapi Rimonda langsung mendekati para preman itu "paman, jangan sakiti kakakku. Dia tidak sengaja terjatuh jadi maafkanlah kakakku" ucap Rimonda menunjukkan raut wajah takut menatap para preman yang tertawa di buat olehnya.
"Oh.. Mereka kembar ternyata, bagaimana ya manis. Kakakmu itulah perlu di beri pelajaran dulu"
Preman itu jelas merasa terhibur tapi Rimonda malah mencibir bagaimana preman tidak tau umur itu "apa kau ingin mengantikan kakakmu itu?" Preman lain menatap Rimonda yang menunduk dengan tangan yang bergerak menyentuh dagu Rimonda.
Rimonda menutup matanya dengan perasaan jijik tapi Ramon langsung menghalangi preman itu "jangan sentuh adikku!!"
Rimonda bernafas lega, dia kesal karena mata-mata ayahnya tidak bergerak. Seharusnya dia melakukan sesuatu di saat seperti ini sampai Caesar datang dengan balok kayu yang dia pukulkan pada tubuh salah preman itu. Preman itu pingsan dengan si kembar yang terkejut.
"Ayo kabur!!" ucap Caesar menarik kedua tangan si kembar membawanya menjauh tapi para preman malah mengejar mereka sampai Rimonda melihat mata-mata ayahnya datang menolong mereka.
'Kena kau'