Tidak ada yang bersuara, semuanya memilih diam tanpa berniat berkomentar akan masalah yang ada. Sepertinya ucapan Ramon tadi membuat Caesar tidak bisa mengatakan apa pun, tapi kenapa yang lain ikut terdiam.
Rimonda sendiri yang menjadi bahan pembicaraan memilih untuk menutup matanya. Tubuhnya terlihat bersandar mengabaikan segala hal yang ada di sana saat ini. Ramon hanya bisa menahan amarahnya sebelum dia bangkit berniat pergi.
Melihat hal itu, tentu saja membuat Rimonda langsung membuka matanya. Maniknya menatap ke arah Ramon sebelum dia kembali menodongkan pisau roti pada pria itu "sepertinya kau berniat kabur!?"
Sebuah senyuman miring mulai terukir di bibir Rimonda, dia langsung duduk tegak melirik tiga orang lain yang ada di sana.
"Bukankah kau tengah meributkan sesuatu?"
Ramon menoleh, menatap ke arah Rimonda yang juga menatap dirinya "dan kau juga tidak mempedulikannya bukan!?"
