Kedua tangannya saling menggenggam satu sama lain, maniknya terpejam mencoba berdoa pada Tuhan yang tidak pernah dia percaya. Katakan saja bahwa dia bodoh karena tidak pernah percaya pada Tuhan.
Tapi pada siapa lagi dia memohon jika bukan pada Tuhan, jelas sekali hanya beliau yang yang bisa mengabulkan permintaannya. Air matanya jatuh tanpa dia sadari, tangannya bergerak cepat menghapus air matanya sendiri.
Dia tidak boleh lemah! Dia pasti bisa keluar dari sana dan dia harus percaya sekarang. Kereta kudanya berhenti, maniknya bisa melihat pagar Istana yang terlihat begitu mewah. Giselle menarik nafas panjang, dan langsung turun setelah pintu kereta itu terbuka.
Maniknya menatap ke arah Istana tempat Putra Mahkota tinggal, dia langsung melangkahkan masuk tanpa peduli tatapan para pelayan padanya. Jelas sekali para pelayan itu berbibisk soal dirinya yang terlihat aneh. Giselle menarik nafas lagi dan berjalan cepat mencoba untuk keluar dari situasi seperti ini.