Chereads / BIDUANITA BISU / Chapter 8 - Kepatuhan Adelia

Chapter 8 - Kepatuhan Adelia

Antonio sudah tidak sabar lagi untuk berbicara dengan Adelia padahal mereka baru saja berpisah beberapa jam yang lalu.

Semua itu disebabkan oleh Luis.

Pria itu membuat penawaran yang membuat Antonio merubah rencana dan harus segera bertemu dengan Adelia, demi melindunginya dan mengetahui apa hal berharga ketiga yang akan disampaikan oleh gadis itu.

Antonio menatap jam tangannya. Lalu ia menghidu kemejanya sendiri sambil mengernyitkan dahinya.

Tadinya ia ingin melangkah keluar dari kamar tapi ia urungkan.

Dia berbalik arah menuju kamar mandi, dan baru keluar setelah dua puluh menit kemudian.

Setelah merasa cukup segar, bersih, dan tampan, Antonio mengajak pengawalnya untuk menuju rumah Adelia.

Sesampainya di sana, gadis itu terlihat sedang bermain dengan dua orang adiknya di teras depan rumah mereka.

Saat melihat ada tamu yang datang, Lia meminta adiknya untuk membawa yang bungsu bermain di dalam dan membiarkan ia berbicara dengan tamunya.

"Bukankah kita tadi sudah sepakat bahwa besok baru kita bertemu lagi?" tanya Lia begitu pemuda kaya itu sudah ada di depannya.

Dua orang pengawalnya menanti di dekat pagar, tidak jauh dari dua buah mobil hitam yang parkir berjejeran.

"Aku tahu, tapi si raja iblis telah mengancamku."

"Apa maksudmu?" balas Lia.

"Aku telah membuat perjanjian dengan si raja iblis karena ia telah menyelamatkanku dari kematian," sahut Antonio mencoba menjelaskan.

"Lalu apa hubungannya denganku?"

"Namanya Luis. Ialah yang sebenarnya menyembuhkan ayahmu".

Lia mendekap mulutnya dan matanya membeliak mendengar apa yang baru saja dikatakan Antonio.

"Kamu melibatkan iblis dalam hal ini?" serunya dengan ekspresi masih tidak percaya.

Lia berjalan mondar mandir menunjukkan kecemasannya. Sekelebat wajah Robi melintas di angannya.

"Aku terlanjur bersumpah untuk mengabdi padanya aku tidak bisa menghindar darinya. Kalau aku melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang Luis mau, maka taruhannya adalah nyawaku."

"Apakah nafas kehidupanku juga akan menjadi taruhan disini, karena ayahku yang disembuhkannya?"

"Apa hal berharga ketiga yang kamu pilih? Luis menginginkan sesuatu darimu." Antonio menyinggung topik inti yang ia sudah nantikan jawabannya sejak dari rumahnya.

"Apakah iblis bisa membaca pikiran kita?"

"Ia tidak bisa membaca apa yang kita pikirkan, tetapi ia paling lihai dalam mempengaruhi pikiran kita. Di tangan iblis, segala sesuatu yang tidak mungkin kita pikirkan akan ia manipulasi sehingga terlihat benar dan kita hanyut dalam rencana iblis tersebut. Walaupun kita yang memikirkannya tapi itu dibisikkan oleh iblis."

"Apa yang ia inginkan dariku?"

"Katakan dahulu hal berharga Apa yang kamu pikirkan?"

"Suaraku!" ucap Lia lirih lalu duduk kembali ke tempatnya semula.

"Syukurlah! Hal itu juga yang diinginkan oleh Luis."

Tapi Antonio tidak menyampaikan bahwa Luis juga akan mengambil suara Adelia dan membuatnya menjadi bisu.

"Kamu harus ikut dengan aku sekarang, kita tidak punya banyak waktu."

"Aku tidak bisa karena tidak ada yang menjaga adik-adikku. Aku harus menunggu sampai Ibuku pulang ke rumah."

"Bawa saja adik-adikmu untuk ikut denganmu ke istanaku."

"Tapi bagaimana kalau ibuku mencari mereka?

"Kamu akan dihubungi oleh ibumu, jika ia akan pulang ke rumah."

"Apa yang akan kami lakukan di istanamu?"

"Mulai sekarang kamu akan tinggal denganku seperti perjanjian kita.

Aku tidak suka dibantah. Akan ada kamar khusus untuk dirimu dan adik-adikmu."

Lia tidak menanggapi ucapan Antonio hanya menyimak dengan ekspresi wajah masih tak percaya.

"Aku tunggu lima belas menit saja untuk kamu bersiap-siap. Kita berhadapan dengan raja iblis sehingga kita boleh kalah langkah dengannya."

"Aku bingung aku harus buat apa."

"Justru itu, ikut denganku supaya kamu aku lindungi."

"Bukankah kalau aku mengikutimu artinya aku akan semakin dekat dengan Luis si raja iblis?"

"Ayolah, kita tidak punya banyak waktu sekarang untuk berdebat. Nanti aku jelaskan semuanya di rumahku, sebaiknya kalian segera bergegas.

Kita bisa mengantar adik-adikmu lagi ke sini, kalau ibu dan ayahmu sudah keluar dari rumah sakit."

Walaupun masih tidak mengerti sepenuhnya maksud dari Antonio pemuda yang baru dikenalnya ini Adelia menuruti perkataannya.

Biduanita muda itu masuk ke dalam kamarnya untuk menyiapkan perlengkapan yang harus dibawa ke rumah Antonio. Ia juga memasukkan beberapa potong pakaian dari kedua adiknya sehingga mereka bertiga bisa pergi bersama Antonio dengan mobilnya.

Lia mampir pamit ke rumah tetangga mereka, ibu Tejo yang suka membantu dititipkan kedua adik Lia.

Adik-adik Adelia hanya bisa mengikuti kakaknya tanpa banyak bertanya. Mereka bertiga dibantu oleh pengawal Antonio untuk masuk ke dalam mobil duduk di jok tengah.

Rumah mereka telah Lia kunci dan semua kuncinya ia bawa. Sebelumnya Lia sudah memberitahu ibu Tejo kalau ia pergi dengan adik-adiknya dan rumah mereka kosong.

Memasuki kawasan rumah dari Antonio, kedua adik dari Lia terlihat bahagia dan tersenyum setelah melihat suasana di sekitarnya yang baru dan jarang mereka lihat langsung.

Antonio membukakan pintu dan semuanya menapakkan kaki di tanah perlahan-lahan. Begitu turun, adik Lia yang paling bungsu langsung berlari senang karena pemandangan yang asri dan luas sehingga ia tidak merasa bosan.

Kebersamaan mereka tidak luput dari pantauan Luis.

Sudah saatnya bagi Luis untuk masuk ke dalam raga Antonio.

Tidak mungkin ada penolakan dari Antonio karena Luis sudah memegang teguh perjanjiannya dan mencoba untuk melaksanakannya.

Luis harus menetap sampai ia bisa meraih kunci keabadian yang bisa membuatnya berubah ke dalam dua wujud, sesuai apa yang ia mau, dan di mana pun ia mau.

Antonio agak kehilangan fokus beberapa detik karena tubuhnya kembali dikuasai oleh Luis.

Namun, ia cepat menyesuaikan diri dan memanggil salah satu pelayannya untuk bisa menemani adik-adiknya.

"Tolong jaga mereka lalu antar ke kamar tamu yang sudah ditandai dan dibersihkan."

"Baik Tuan. Ada lagi?"

"Itu saja, terima kasih."

Lia kembali menghampiri Antonio setelah berbicara dengan kedua adiknya.

Pemilik rumah itu mengajak Lia ke ruang kerjanya untuk melanjutkan pembicaraan mereka beberapa jam sebelumnya, ketika masih berada di rumah Adelia.

Merasa keduanya sudah leluasa untuk berbagi cerita barulah Antonio menyampaikan apa pesan yang sebenarnya dari Luis.

Lia sangat terkejut dengan apa yang akan terjadi padanya. Ia nantinya menjadi bisu setelah empat puluh hari karena suaranya juga diambil oleh si raja iblis untuk diberikan pada pasangan pengantinnya.

Sementara Lia berbicara, Luis merecoki pikiran Antonio sehingga tidak berkonsentrasi pada ucapan Lia.

Beberapa kali Antonio meminta Lia untuk mengulang kembali apa yang sudah ia bicarakan.

Luis memberikan ide menikah dengan bisikan tanpa batas pada Antonio, agar secepatnya ia bisa meminang biduanita yang sudah ia boyong ke istananya sore ini. Selain itu juga, Luis ingin agar Antonio juga berjanji untuk menjelaskan semua keinginan Luis pada Adelia.

Antonio dengan serius meminta agar Lia bisa bekerja sama untuk menggunakan sisa waktu yang ada untuk belajar berkomunikasi tanpa suara.

Lia masih belum ada bayangan akan hal apa yang harus ia lakonkan.

*Bersambung*