Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kisah cinta satu malam

Aura_chan
--
chs / week
--
NOT RATINGS
19.4k
Views
Synopsis
Bermain dan menikmati masa muda adalah impian semua remaja di dunia ini,tidak terkecuali dengan Langit. Pemuda tampan bertubuh ideal dan berbakat itu. Namanya Langit Ardiansyah Santoso, putra bungsu dari pasutri yang bernama Bu Inggrid dan Pak Tono. Pak tono memiliki restoran besar yang cabangnya cukup banyak di berbagai penjuru Indonesia, tidak heran pada masa tuanya dia bisa menikmati ketenangannya karena usaha nya yang maju dan tentunya di bantu oleh salah satu anaknya. Sedangkan Bu Inggrid adalah seorang ibu rumah tangga yang juga memiliki butik yang cukup terkenal , sayangnya sampai sekarang Bu Inggrid belum memiliki seseorang yang mampu di beri tanggung jawab untuk menjalankan usahanya itu. Sementara itu, Bintang Ardianto Santoso. satu satunya kakak yang Langit punya, Bintang memiliki prestasi yang tinggi dan memiliki bakat dalam bidang kuliner seperti Ayahnya sehingga dia di percaya untuk melanjutkan usaha ayahnya. sedangkan Langit, dia adalah anak yang suka berpergian dan sampai sekarang belum pernah memiliki kekasih karena baginya menikmati masa masa mudanya lebih penting daripada sebuah hubungan yang tidak jelas. Kedua orang tua mereka saat menginginkan seorang menantu terlebih lagi Bu inggrid yang sangat khawatir dengan kondisi anaknya terutama pada Langit, sehingga dengan sangat terpaksa Bu inggris menjodohkan kedua anaknya itu. Bintang tidak keberatan karena baginya pilihan ibunya pasti yang terbaik, tapi berbeda dengan Langit. Baginya sekarang bukan waktu yang tepat untuk memikirkan hubungan yang kurang penting, jadi dia memutuskan untuk pergi ke pulau Bali untuk dua minggu tanpa mengabari orang rumah. "Aku tidak tau mengapa ibu memaksaku untuk menikah, tapi yang jelas aku tidak mau menikah !" suara Langit menggema memenuhi ruangan. Tepat 3 hari sebelum keberangkatan Langit, ibunya mengundang seorang gadis bernama Ayu yang merupakan anak dari sahabat dekatnya untuk datang kerumahnya. Agar Bu Inggrid bisa menjodohkan keduanya, hal ini pun sudah di setujui oleh sahabatnya itu. "Langit, kamu harus menikah apa kamu mau Ibumu ini mati tanpa menimang cucu !?" Bu Inggrid memasang raut wajah sedih dan kecewa. "Kalau begitu jangan mati sebelum aku menikah, apa susahnya?." Jawab Langit dengan tatapan dingin. "Langit !" Sergah Bintang yang mulai naik pitam karena adiknya berbicara tidak sopan. "Kenapa kalian semua hanya memikirkan hubungan, apa kalian semua pikir aku ini tidak normal ?" ujar langit. "Apa kalian pikir aku ini gay ?" lanjut Langit sambil menatap garis garis lantai di bawahnya. "Tidak nak, bukan begitu. Ibu cuma mau kamu bahagia." Sangkal Bu Inggrid setengah kaget, karena memang dia pernah menduga seperti itu dan dia menyesal telah mencurigai anaknya. "Kalau benar begitu, maka saya Langit Ardiasnyah menolak untuk menerima perjodohan ini." Ujar langit dengan tegas. Setelah mengucapkan kalimat terkahirnya, Langit memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya dan mempercepat keberangkatanya menjadi esok hari. Malamnya Langit menulis sebuah diary di buku ke tiganya yang dia punya selama hampir dua tahun semenjak dirinya memutuskan masuk kedalam kehidupannya yang sekarang. * * * Dear deary... Besok aku akan pergi dari rumah ini, entah apa alasanya aku merasa aku harus pergi kepulau itu dan aku juga tidak punya tujuan disana.Mungkin saja aku hanya merindukan air pantai dan gadis gadis bule itu atau memang ada sesuatu yang memang benar benar menungguku disana. maafkan aku ibu. Suatu saat aku pasti akan mengabulkan permintaanmu tetapi untuk sekarang rasa keingintahuan ku lebih besar, siapa tau nanti disana aku bisa menemukan jodohku mungkin dia orang yang ku kenal atau mungkin juga benar benar orang asing. Tetapi mungkin tidak keduanya, mungkin saja aku hanya ingin menenangkan diri disana dan mungkin liburan. * * * Langit terlelap dalam posisi duduk dengan kepala di meja, ditemani dengan suasana langit malam ini yang begitu gelap seperti namanya dia juga sedang merasa tersesat dengan tujuanya nanti.
VIEW MORE

Chapter 1 - PELARIAN 1

Hari ini tepatnya hari minggu di bulan juni, Langit akan pergi meninggalkan rumahnya tidak denga berpamitan dan tidak juga dengan memberi salam.

"Tak apa, aku merasa harus benar benar pergi walau tidak memberitau siapapun." Ujar Langit sembari membuang nafas berat.

"Okey bali, am coming."

.

.

.

"Silakan duduk di pesawat anda masing masing sesuai nomor urut kursi anda" Pandu seoarang pramugari.

"Patih!." panggil seorang pramugari yang berdiri depan pintu

"Iya, sebentar. baik terimakasih sudah mendengar panduanya semoga perjalanan kalian menyenangkan." ujar pramugari yang bernama Patih itu.

Keadaan pesawat mulai tenang, begitu hangat dan sunyi membuat para penumpang nyaman.

.

.

.

"Yunda, ono opo kok nyeluki Patih mau?" Tanya Patih menggunakan logat jawa.

"ndak ada apa apa kok Patih, Yunda cuma ingin di temani kalau Patih sudah selesai."Cengir pramugari bernama Yunda itu.

"Aku kira tadi ada apa, kita ini lagi di pesawat Yunda nggak mungkin kesepian soalnya pesawat nya rame." Senyum Patih.

"oiyo ya, yowes saiki kita masuk dulu pesawat udah mau berangkat arep mabur." cekikik Yunda.

"nggeh yunda, ayo gabung sama yang lain."

.

.

.

"Permisi mas, tolong perangkatnya di matikan dulu ya." ujar Patih sembari tersenyum ramah.

"Mending elu gausah sok kenal gua deh" Langit yang merasa terganggu langsung mematikan perangkatnya tanpa melirik Patih sedikitpun.

"Ah, iya mas maaf saya menganggu." Patih yang terkejut langsung buru buru pergi kebagian belakang.

.

.

.

dua jam berlalu dan penerbangan pun berakhir saat pesawat sudah mendarat di bandara.

"Yunda , aku duluan ya sampai ketemu di penerbangan selanjutnya !" Teriak Patih.

"Kabari aku nanti ya , Patih !"

Patih mendapat liburan dan akhirnya memutuskan berlibur di Bali.

"Entah karena apa, tapi aku merasa ada sesuatu yang membawaku kemari." Patih tersenyum senang mengamati lingkungan sekitarnya.

.

.

.

.

"Uwaw Bali, oke stop takjub nya pertama tama aku harus cari villa yang bisa aku huni selama dua minggu ke depan."

Langit mengotak atik ponselnya untuk memesan taksi online, tidak butuh waktu lama cukup 10menit taksinya sudah datang menghampiri.

"Atas nama Bapak Langit ?" tanya supir taksi tersebut.

"Ralat pak, Mas Langit hehe." kekeh Langit.

"Ah iya, Mas Langit silakan naik." senyum bapak itu ramah.

"Trims pak." Sahut Langit ramah.