Chereads / Kisah cinta satu malam / Chapter 3 - PELARIAN 3

Chapter 3 - PELARIAN 3

Tiga hari semenjak kepergian Langit dari rumah dan sebanyak lima puluh nontifikasi dari keluarganya masuk ke perangkatnya. tentu saja karena tidak ada kabar keluargannya menjadi khawatir dan membuat Bintang memutuskan untuk mencari adiknya yang seenaknya sendiri itu.

"Sialan !" teriak Bintang sambil membanting ponselnya ke kasur besar miliknya.

"Gua harus nyari dia, mungkin gua bisa nanyain soal dia ke teman tongkronganya." gumam Bintang sendirian.

*

*

*

"Halo, iya kak Bintang ?" Suara panggilan dari sisi lain.

"Halo, kevin gua mau ketemu bentar sama lu. bisa kan ?" Tanya bintang pada salah satu teman Langit itu.

"Bisa banget kak, mau ketemuan dimana ?"

" Ke cafe biasa, gua tunggu disana jam 09.00 pagi ini ." Tanpa basa basi lagi Bintang langsung memberi jam dan tujuannya.

"oke kak !." Jawab Kevin penuh semangat.

tut...tut.. tut... , Bintang mematikan sambungan panggilannya dan bergegas merapikan diri untuk menemui Kevin.

*

*

*

"Hoam...." Suara Langit yang baru bangun dari tidurnya.

"Oh my, aku yakin banget pasti kak Bintang lagi berusaha nyari aku." Ya, betapa terkejutnya dia melihat notifikasi yang cukup banyak masuk ke ponselnya.

"Yah..., siapa peduli lagipula aku harus menikmati liburan misterius ini." Ucap Langit sambil membuang ponsel nya ke meja dan segera bangkit dari hibernasinya.

Setelah selesai bersiap siap, Langit turun dari kamarnya dan memasak dua butir telur rebus untuk sarapannya pagi ini.

"Cocok untuk diet, aku harus buat kotak kotak ini menjadi delapan." senyum gilang sambil memegangi perutnya.

*

*

*

"Pagi ku cerahku, cari vitamin dulu !" Nyanyi Patih dengan semangat sambil berjalan melihat villa yang di tempati oleh Langit.

Berbeda dengan Langit, Patih sudah bangun sejak pukul 04:30 pagi tadi karena alarmnya masih sesuai waktu indonesia barat.

" Wah... nek misale aku foto disini pasti uapik hehe." Tanpa ragu Patih masuk ke halaman villa milik Langit yang ternyata pagar nya tidak terkunci.

*

*

*

"Eh..., anjir ada kunti !" Teriak Langit Kaget.

"Eh tapi kok kunti kakinya bisa nyentuh tanah ya." Langit terus melihat dengan penasaran , lalu dia memutuskan untuk menghampiri Patih yang dikiranya kuntilanak tadi.

"WOI !!!." Teriak Langit cukup keras sehingga membuat Patih terkejut.

"EMAK EMAK EMAK !" teriak Patih.

" Lah gua kan teriaknya woi kok lu latah nya emak emak emak ?" Bukanya langsung di introgasi Langit malah menanyakan hal yang kurang penting.

"Ta-tadi, saya itu lagi kangen sama mamak dirumah. jadi saya teriaknya emak emak emak bukan woi woi woi."Jawab Patih takut takut

"Ohh...bisa git-, heh lu siapa main masuk masuk ke villa gua !?" Akhirnya Langit kembali ingat maksud awalnya.

"Anu, saya penghuni villa sebelah pakde." Jawab Patih takut takut.

"PAKDE !? ,woi gua masi umur dua puluh empat tahun . emang gua belum nikah tapi enggak usah di panggil pakde pakde juga dong !" Langit terlihat kesal karena perempuan yang tiba tiba masuk rumahnya ini memanggilnya pakde.

"Eh iya maaf om." Jawab patih lagi.

"Mas !" Tegas Patih.

"Eh a-anu iya mas." Jawab Patih sambil menundukan kepalanya.

*

*

*

"Oh jadi nama lu Patih, kek babu raja ya." Langit bereaksi jujur dengan kesan pertama nama Patih.

Setelah kejadian tadi pagi, Langit merasa bersalah dan memutuskan untuk meminta maaf duluan lalu mengajak Patih untuk pergi ke Danau Bedugul yang kebetulan jaraknya tidak terlalu jauh dari villa yang di tempatinya.

"Mas sendiri, namanya Langit ya. apa mungkin tadi pagi langit nya lagi mendung ?" Balas Patih tak mau kalah, karena tidak terima namanya di samakan dengan babu raja.

"Mendung, gua kira tadi liat kunti." tatapan kesal dari Langit kembali di layangkannya.

"Dasar mas mas sok ganteng, tapi ya emang ganteng si eh tapi engga ah songong banget gantengan juga Itadori Yuji." Batin Patih dalam diam.

"kenapa lu diam, sariawan ?" Tanya Langit kebingungan.

"Engga kok mas, oiya mas suka makan apa ?" Tanya patih to the poin.

"Lah ngapain lu kepoin gua, udah lah gua mau cabut duluan." Jawab Langit sedikit ngeri, berjaga jaga dengan orang asing itu di perlukan.

"Lah saya mas ?" Tanya Patih masi tak mengerti.

"Ya terserah elu lah, mau bangun rumah di tengah danau juga gamasalah tuh." Jawab Langit acuh tak acuh.

"Lah emangnya bisa bangun rumah di tengah dana?" Sedangkan Patih, masih dengan ke-telmiannya memikirkan ucapan Langit.