Chereads / Aegis The Twins Bloodless - Re:Turn / Chapter 12 - Serigala Terkutuk

Chapter 12 - Serigala Terkutuk

Richard yang menggunakan sihir tingkat tinggi, sihir pembangkitan, membuat penonton sedikit ketakutan. Karena mereka tahu, jika sihir tersebut sampai salah sasaran, maka tamatlah sudah riwayat mereka. Sihir tersebut merupakan sihir yang benar-benar kuat, sihir pembangkitan hanya bisa digunakan oleh para ahli sihir kelas satu ke atas. Sihir tersebut juga merupakan salah satu syarat untuk naik tingkat dari ahli sihir kelas satu menuju ahli sihir kelas atas atau penyihir bintang.

Bisa di sebut jika saat ini Richard Moonford telah sejajar dengan ahli sihir kelas atas atau penyihir bintang 1. Aku tak yakin jika aku akan baik-baik saja seperti sebelumnya, ini benar-benar gawat. Sihir penguatku setidaknya bisa menahan serangan sihir kelas satu, tapi jika menahan serangan dari sihir pembangkit seperti ini … aku tak yakin bisa menghindar tanpa terluka sedikitpun. Bisa-bisa aku mati!

Bukankah seharusnya pertandingan ini di berhentikan?!!

Juri! Kenapa mereka hanya diam! Bahkan wasit pun hanya diam dan fokus kepada jalannya pertandingan! Sial! Ini benar-benar gila!

Richard mulai mengangkat panah apinya dan menarik sebuah anak panah yang tiba-tiba muncul begitu saja. Sebuah lingkaran sihir muncul tepat di ujung panah tersebut, lalu kemudian anak panah itu di lesatkan!

Aku bisa melihatnya! Anak panah itu tak secepat yang aku kira! Aku bisa menghindarinya—

BURGHSHHSHSHSHSSS!!

….?!!! Anak panah tersebut tiba-tiba melesat dengan cepat melewati samping kepalaku dan menghancurkan tribun penonton!

BURGHGHSHHSHS!!!

Serangan tersebut berhasil menggores pipi kiriku, jika saja aku tak bergerak … apa aku akan mati? Dan juga, serangannya itu sangatlah brutal! Untung saja para penonton sudah berhati-hati dan sedikit menjaga jarak, mereka juga sudah mengantisipasi diri mereka dengan sihir pertahanan. Bahkan sihir barrier atau penghalang yang sudah ada sejak awal untuk melindungi penonton pun telah hancur!

Semua orang mulai panik, meskipun begitu … beberapa penonton lainnya malah kembali bersorak! Mereka seolah tak peduli dengan apa yang terjadi dan apa yang akan terjadi! Mereka bahkan tak mempedulikan nyawaku yang sedang terancam disini!

Dan juga Richard!

Apa dia sudah gila?!

Tunggu … jangan bilang … jika dia sedang tak sadarkan diri!?!?!?!?!

Sial, ini benar-benar gawat! Kenapa panitia hanya diam saja?!

Richard kembali mengancang-ngancang, menarik busur api miliknya dan mengarahkannya kepadaku!

WUSHHHH!! Panah api itu melesat dengan cepat, namun aku bisa melihatnya dan aku dapat menghindarinya dengan mudah, tapi—

Kali ini aku akan mencoba menahannya! Jika tidak, penonton akan dalam bahaya!

Aku menyilangkan kedua tanganku memfokuskan seluruh kekuatan pada bagian lenganku dan—

BWHUSSSSS!!!!!

"AAARRGHHHH!!!!!"

Panah api tersebut begitu padat dan lebih panas dari sebelumnya! Serangannya itu membuatku terpental kebelakang!

Sa-sakit sekali!

Serangan yang dia keluarkan benar-benar berbeda dari sebelumnya!

Dan juga, serangannya itu membuat tangan kananku mendapatkan luka bakar! Sialan.

Tak lama kemudian, Richard kembali menarik anak panah dan bersiap menyerangku lagi, namun kali ini dia menarik 3 anak panah sekaligus! Dia pun melepaskannya! Tak hanya sampai di situ! Dia terus menembekannya secara berturut-turut tanpa henti! Lagi dan lagi, dan lagi!

Apa dia ingin menghancurkan tempat ini?!! Dia benar-benar telah kehilangan kesadarannya! Benar-benar merepotkan!

BURGGGH!!!

BURGHSHS!!!!!!!!

Sialan!! Kenapa menjadi seperti ini?! Turnamen ini bahkan tak terlihat seperti turnamen yang diadakan oleh sekolah, bahkan arena yang awalnya terlihat biasa-biasa saja, kini terlihat menyedihkan. Beberapa tribun penonton hancur dan di penuhi dengan kobaran api, beberapa penonton mengalami luka kecil, dan diantaranya mengalami luka bakar.

Dia benar-benar gila, dan juga … benar-benar menyakitkan! Sial.

Tubuhku saat ini dipenuhi dengan luka, terutama luka bakar.

Serangannya itu terasa seperti terkena tombak besar yang terbuat dari besi yang masih panas!

Sial.

Panitia, juri, OSIS, guru, murid, mereka hanya diam setelah melihat semua ini.

Mereka sudah tak waras.

Apalagi pria itu, Red Scarlett.

Aku yakin jika dia yang mengusulkan jika pertandingan ini untuk terus di lanjutkan.

Ada apa dengannya?

Dia bahkan terlihat lebih banyak menyimpan sejuta rahasia dari pada anggota OSIS.

Sial!!!

Apa aku harus menyerah? Supaya semuanya berakhir.

Sepertinya memang begitu, aku lebih baik mengalah dan menyerah, jika tidak kerusakan akan terus bertambah, bahkan penonton tak hanya akan mengalami luka, bisa-bisa mereka mati di tempat. Tak hanya itu, nyawaku juga bisa terancam jika terus seperti ini.

"Wasit, aku menye-"

"Woy!! Jangan menyerah!" teriak seseorang yang bearada di tribun.

"Dino?"

"Apa kau sudah lupa dengan masalah yang kau buat denganku? Berdirilah! Dan lawan! Dasar anjing kampung sialan! Apa kau sudah lupa siapa kau sebenarnya?!" teriak Dino yang terlihat sangat marah kepadaku.

Di-dino?! Apa dia bermaksud untuk menyemangatiku? Entah kenapa tapi omonganya itu malah menyakiti hatiku. Meskipun begitu apa yang dia ucapkan ada benarnya, sial! Aku malah diceramahi oleh orang sepertinya! Ha…h aku memang tak punya pilihan lain selain melawannya dan menggunakannya, teknik kutukan sialan ini.

Sebuah lingkaran sihir muncul di bawah kakiku dan di atas kepalaku, aura hitam biru yang berapi-rapi yang menyelubungi tubuhku kini semakin membesar dan terus membesar. Seluruh penonton yang ada di arena tersebut merasakan efeknya, sebuah angin besar yang berhembus ke setiap penjuru tribun.

Saking besarnya, angin tersebut menghempaskan ikat kepalaku hingga ke tribun penonton. Rambutku yang selalu ku ikat kini terurai keluar, aku tak ingat sudah berapa lama aku tak memotong rambutku sehingga sudah panjang seperti ini. Meski rambut Richard masih lebih panjang dariku sih … tapi ya … eh … lupakan, tidak penting.

Sadar jika aku sedang melakukan teknik perubahan ke tingkat selanjutanya, Richard tanpa henti menembakan panah apinya tersebut kearahku. Apa dia tak takut kehabisan mana? Jika mananya habis dan terus di paksakan, akan berakibat fatal.

BRUGGSS BURGHHSSHH BRUGSSHHH!!!

Serangannya sangat kuat dan tepat sasaran! Tapi, tak ada satu pun dari serangannya yang mengenai tubuhku. Hembusan angin yang keluar dari efek sihir perubahanku lebih kuat dari serangannya. Saat perubahanku selesai, kedua tanganku berubah menjadi sedikit besar dan berbulu, bulunya berwarna biru tua yang bercampur dengan warna hitam. Jari di tangan dan kakiku kini memiliki cakar yang sangat tajam. Mataku kini telah berubah menjadi mata serigala yang berwarna kuning dengan titik hitam di tengahnya, aku bahkan memiliki taring yang tajam. Telingaku kini menjadi telinga serigala, dan ekorku kini nampak terlihat jelas keluar dari celanaku. Postur tubuhku semakin membesar, dan itu membuat seragamku menjadi sobek! Arghh!! Sialan! Itulah kenapa aku membenci teknik kutukan ini. Kini aku telah benar-benar berubah menjadi seekor monster.

Beberapa orang sedikit terkejut setelah melihat penampilanku, mungkin dalam pikiran mereka … mereka tak akan pernah menyangka akan bertemu dengan ras manusia serigala sepertiku, karena desaku terkenal dengan orang-orang yang tak pernah meninggalkan desanya. Kami adalah ras penyendiri, kami berusaha menutupi diri kami dari dunia luar, karena beberapa alasan, dan salah satunya adalah kekuatan ini. Meski sudah banyak orang yang tahu, kami hanya tak ingin menunjukannya di depan siapapun.

Richard, aku benar-benar membencinya.

Jika bukan karenanya aku tak akan pernah menunjukan teknik menjijikan ini kepada siapapun. Kekuatan serigala kutukan ini terus berbisik dan terus berbisik kepadaku, aku merasa jika di dalam diriku ada jiwa lain yang bersemayam, entahlah.

Sadar jika serangannya tak mempan, kali ini Richard melakukan sesuatu yang berbeda. Lingkaran sihir yang cukup besar muncul di depan panah apinya, lalu tak lama kemudian terlihat sebuah cahaya yang seolah-olah tersedot ke dalam lingkaran sihir tersebut. Kalau diibaratkan bagiku … cahaya tersebut terlihat seperti jurus ultraman! Tapi ya … lupakan.

Saat serangan itu ditembakan, terlihat seperti burung phoenix keluar dari lingkaran tersebut, serangannya itu melesat dengan cepat ke arahku.

Tak perlu berpikir panjang, aku mengepalkan tangan kananku. Aku mengaktifkan sihir penguat pada kepalanku. Sebuah lingkaran sihir pun muncul tepat di depan kepalanku.

Tanpa basa basi aku maju menghadapi serangan tersebut dengan pukulanku!

Kami pun beradu serangan!

Saat kedua sihir tersebut saling bentrok, terjadi getaran yang luar biasa yang menghancurkan lantai dan tembok di seluruh area tersebut! Angin dari hasil bentrokan tersebut berhembus sangat kencang menerbangkan benda-benda yang ada disekitarnya!

BURGSHSHSHSHSSSSSS

Serangan dari Richard secara perlahan mulai melemah, dan di saat itu juga seranganku berhasil menembus sihirnya yang kuat tersebut!

Pukulanku tepat mengenai wajahnya Richard hingga membuatnya terpental menabrak, dan menembus tembok penonton hingga hancur! Dia bahkan terus terdorong hingga keluar dari arena pertandingan.

Richard pun tak sadarkan diri, dan aku memenangkan pertandingan tersebut.

Beberapa penonton yang masih menyaksikan pertandingan seketika terdiam.

Tak lama kemudian, satu persatu orang mulai bertepuk tangan.

Lalu setelah itu, semua orang berdiri dan kembali bersorak!

Aku menang.