Saat aku bangun, aku tak melihat satu orang pun di dalam ruangan ini kecuali aku seorang diri.
Aneh sekali, tak seperti biasanya. Meskipun sejak kecil aku sudah terbiasa sendiri, hanya saja saat ini, entah kenapa terasa sangat aneh. Saat biasanya di ruangan ini selalu ada banyak orang, kini sangat sunyi dan terasa sangat sepi bagiku.
Sepertinya pertandingan selanjutnya sangat menyita banyak perhatian.
Dari kejauhan aku dapat mendengar teriakan dari para penonton yang sedang menyaksikan pertandingan semi final ke dua antara Dino dan Ragnar. Bahkan aku bisa merasakan getaran-getaran yang dihasilkan dari pertarungan tersebut, aku semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Aku pun bergegas pergi menuju arena pertandingan. Ketika aku memasuki tribun penonton, kondisi dari tempat bertarung tersebut sudah tak normal lagi! Banyak sekali area yang sudah hancur berantakan!
Dino dan Ragnar saling mengadu pukulan satu sama lain. Aku pikir ini adalah turnamen sihir, di mana orang akan mengadu sihir mereka, tapi yang kulihat saat ini hanyalah mengadu kekuatan fisik. Meskipun begitu, aku juga salah satu peserta yang berfokus pada serangan fisik. Entah perasaanku saja atau memang begitu, tapi hampir semua kontestan di turnamen ini menggunakan kekuatan fisik mereka sebagai kekuatan utama.
Tapi jangan salah, serangan fisik pun masih ada kaitannya dengan sihir, contohnya adalah sihir penguat sepertiku. Masih banyak tipe sihir lainnya yang banyak sekali menggunakan fisik sebagai kekuatan utama. Orang-orang di desaku adalah salah satunya yang seperti itu.
Tak lama setelah mereka berdua beradu serangan fisik, tiba-tiba aku merasakan kekuatan sihir yang luar biasa dari ke dua orang tersebut!
"Akhirnya, ini yang di tunggu-tunggu," gumam seseorang yang duduk di depanku.
"Maaf, apa kau tahu sesuatu?" tanyaku kepadanya.
"Ya tentu saja aku tahu, mereka memiliki aturan pertarungan sendiri."
"Aturan sendiri?"
"Ya, mereka ingin mendapatkan hasil yang memuaskan bagi mereka, mereka ingin menentukan siapa yang terkuat diantara mereka dalam segala aspek, mulai dari fisik, stamina, dan tentunya sihir. Fisik, dan stamina sudah mereka buktikan walaupun hasilnya seri, mereka berdua mengalami luka yang sama, dan sama-sama kelelahan. Kali ini, mereka akan melakukan duel sebenarnya, mereka akan menggunakan sihir mereka."
"Apa mereka bodoh?"
"Ya mereka bodoh, tapi itulah mereka, seorang pria. Tu-tunggu! Ka-kau?! Rey? Rey kan? Benarkah itu?" tanya orang itu dengan wajah yang sedikit terkejut.
"Ya … ada apa? Apa aku mengenalmu?"
"Aku Kael dari guild Bintang Utara, kalau kau berniat untuk menjadi seorang petualang, kau bisa mendapat lisensi petualangmu itu di umurmu saat ini, aku bisa mengaturnya untukmu. Asalkan kau bergabung dengan guild kami."
Hah…?
"Rey? Kau bilang Rey?! Oi Rey! Masuk guild kami!"
"Tidak, guildku saja!"
"Oi oi oi oi! Masuk guild ku!"
Entah kenapa tiba-tiba mereka semakin banyak! Mereka berbondong-bondong menghampiriku sambil memberikan tanda pengenal mereka masing-masing! Mereka berusaha merekrutku untuk memasuki guild mereka!
Dan tak lama kemudian, tiba-tiba mereka seperti terkejut!
Lalu satu persatu dari mereka mulai pergi.
Aku tak tahu apa yang terjadi, seolah-olah mereka tak bisa melihatku begitu saja.
"Hey."
"Elen?"
"Ikuti aku."
Otakku seketika berpikir dengan sangat keras. Begitu rupanya, ini adalah sihir nya Elen.
Elen membawaku ke tribun di mana anggota OSIS dan murid lainnya berada.
"Duduk."
"Baiklah."
Elen menyuruhku untuk duduk, tapi … aku tak melihat satu pun kursi yang kosong, satu-satunya kursi yang kosong di duduki oleh Elen sendiri. Entah kenapa aku merasa jika Elen seperti sedang marah kepadaku.
Tapi ya … biarlah, kami sudah biasa seperti ini.
"Reyyy."
"Re-reina?"
"Kemari … duduk bersamaku, aku bisa berbagi kursi denganmu."
"T-t-idak tidak, termakasih, aku berdiri saja."
"Hmm…. bukankah kita sudah pacaran? Baru saja kita menjalin hubungan apa kau sudah mau mencampakkan ku?" tanya Reina dengan wajah yang terlihat sedang memelas, di-dia benar-benar menjengkelkan sekali.
Dan juga … Elen, dan pengawal pribadinya Reina tiba-tiba memancarkan aura yang benar-benar menyeramkan kepadaku!
Mereka ini benar-benar aneh! Arghhhhhh!!!
Aku sudah tak peduli lagi, aku pergi-
Disaat aku berniat untuk pergi, tiba-tiba aku merasakan kekuatan yang besar di dalam arena. Dino yang saat itu sudah babak belur lemas berdiri seolah semuanya baru dimulai, aura berwarna putih ke biru-biruan muncul di sekitarnya.
Lalu tiba-tiba suhu di arena terasa lebih dingin dari biasanya.
"Dia sudah bisa melakukannya, teknik full body yang dimiliki Aegis," gumam Red.
Dino? Dia sudah menguasai teknik tersebut? Aku tak percaya.
"Tapi dia telat, jika saja dia melakukanya dari awal, dia akan menang dengan mudah."
Setelah merasakan kekuatan tersebut, para penonton menanggapinya dengan beberapa reaksi yang beragam. Ada yang cemas, ada yang senang kegirangan karena di tahun ini, sekolah sihir 1 Bandung memiliki angkatan baru yang benar-benar menyeramkan.
Nino menggenggam erat kedua tangannya dan berdoa.
Seolah merasakan sebuah kejadian yang terulang tahun lalu, Ragnar yang mengetahui jika keadaan ini tak bisa terus dia biarkan dengan cepat dia membuat sebuah keputusan.
Sebuah lingkaran sihir muncul tepat di belakang tubuhnya, dia membuat sebuah sihir dorongan. Kemudian dia meloncat, kedua kakinya menginjak lingkaran sihir tersebut, setelah itu Ragnar melesat dengan cepat menuju Dino!
Disaat yang bersamaan sebuah lingkaran sihir yang besar memenuhi seisi arena pertandingan!
Tiba-tiba es besar yang tajam muncul, dan menyerang Ragnar yang sedang berada di udara!
BURGSHSHSHSS!!
Beberapa es tajam tersebut mengenai tubuh Ragnar! Tapi serangan dari Ragnar sebelumnya tak bisa Dino hindari! Dia K.O seketika setelah menerima pukulan yang keras dari Ragnar. Ragnar pun memenangkan pertandingan tersebut dan akan melawan Reina Zecht.
Beberapa waktu setelah kemenangan Ragnar di umumkan, Ragnar pun jatuh tak sadarkan diri.
[Satu jam kemudian]
Ragnar memasuki arena dari sisi kiri. Sedangkan Reina Zecht, perempuang si rambut merah memasuki arena dari sisi kanan.
Penonton bersorak menyambut pertandingan final yang tak lama lagi akan dimulai.
Tak seperti biasanya, Red yang selalu menonton pertandingan turnamen ini, tiba-tiba tak ada di tribun penonton. Seolah dia sudah tahu siapa yang akan memenangkan pertandingan tersebut, Reina? Entahlah. Tak ada yang tahu sampai satu diantara mereka berdua kalah di pertandingan ini.
Pertandingan pun dimulai.
Tiba-tiba-
Langit mendung seketika. Suara petir yang menyambar terus terdengar tiada henti. Bulu kudukku terasa merinding. Semua orang yang menonton pertandingan final ini pun merasakan hal yang sama.
Tak lama setelah itu sebuah aura sihir yang sangat besar keluar dari tubuhnya Reina. Dan tiba-tiba seperti sebuah badai menyelubungi tubuhnya, sebuah angin topan besar yang disertai sambaran-sambaran petir kecil.
Badai tersebut benar-benar terasa sangat kuat! Jika bukan karena pelindung sihir dari arena tersebut, aku dan penonton lainnya mungkin akan terbawa angin tersebut. Tapi tetap saja, kami bisa merasakan tarikan dari angin besar tersebut.
Dan entah kenapa, badai tersebut tak kunjung mengecil, malah semakin lama semakin membesar!
Ragnar, dia benar-benar kuat! Dia bahkan tak bergerak satu centi pun! Dia menahan badai tersebut dengan sihir pertahanan miliknya.
Lalu tiba-tiba sebuah bayangan yang sangat besar terlihat dari dalam angin topan besar tersebut! Tak lama setelah itu kami pun mendengar sebuah raungan yang sangat menyeramkan!
Aku hanya bisa terdiam. Para penonton yang lainnya pun hanya bisa diam dan tak bereaksi apapun.
Siapa sebenarnya gadis ini?!
Badai pun mulai melemah, angin topan yang sebelumnya sangat besar kini mulai mengecil. Debu-debu dan asap masih memenuhi seisi arena, aku tak dapat melihat apapun.
Lalu saat debu mulai menghilang-
Nampak terlihat seekor naga besar berwarna merah kehitam-hitaman!
Semua orang sangat terkejut, dan panik seketika?!!
Reina?!! Apakah gadis itu Reina?!!
"Dia Reina, Reina Zecht, orang yang sama yang mengalahkanmu kemarin, aku tak tahu apa yang dia rencanakan. Tapi dia sudah menunjukannya, apapun jalan ia pilih aku hanya bisa mendukungnya," gumam si gadis pengawal setia Reina Zecht.
Makhluk terkuat … ini terlalu curang woi!
Dan juga, aku tak menyangka ada mahkluk seperti ini! Dia bukanlah orang yang seharusnya murid-murid ini lawan! Dia adalah makhluk terkuat di atas makhluk terkuat!
Ragnar yang mengetahui lawannya seekor naga, hanya bisa diam dan tak berkutik satu langkah pun.
Wasit yang berada di dalam arena pun lari ketakutan.
Juri pun dengan cepat turun kelapangan dan berdiri di depan Ragnar.
Mereka seolah seperti sedang melindungi Ragnar dari Reina.
Apa mereka akan menyerang Naga tersebut?!! Entahlah.
Aku masih tak mengerti dengan situasi saat ini! Kenapa para Juri malah mengarahkan sebuah gerakan tubuh yang seakan-akan ingin menyerang Reina?!