Ketiga wanita itu menoleh disaat yang bersamaan, terutama mama Cella. Matanya membelak, dan ia menatap asal suara itu dengan tajam. Seorang pria berusia sekitar tiga puluhan, dengan penampilan rapih, dan tampang yang cukup menawan. Mama Cella memandangnya atas bawah, dan mendapatinya dari penampilannya jika pria itu bukan dari kalangan biasa. Bisakah pria ini sponsor dari kedua gadis ini?
Cella tidak mengenal siapa pria itu, namun Cella menyadari jika ia bertatapan dengan Stacey untuk sesaat dan dapat menduga-duga.
"Ah," kekeh mama Cella. "Tentu kau membelanya. Dia adalah-"
"Istriku," jelas pria itu tajam. "Aku Bryan Aldrich, dan istriku adalah Stacey Elgrian. Jaga mulutmu, atau, tidakkah kau tahu keluarga Elgrian?" Tanyanya sinis membuat mama Cella terdiam terkejut.
"Aldrich? Elgrian?" Mulutnya membuka tutup tanpa suara. Keluarga Aldrich mungking tidak terlalu familiar untuknya, namun nama keluarga itu tidak asing di telinganya, terutama nama keluarga Elgrian. Keluarga Elgrian adalah keluarga yang bisnisnya mencakup fesyen kelas atas yang di impor kedalam negara. Keluarga ini tentunya familiar di telinganya mengingat saat itu, ia juga memegang beberapa kantong belanja dari brand-brand tersebut.
Ia menatap Cella tidak percaya. Bagaimana Cella yang bahkan tidak memiliki teman di masa sekolah bisa mengenal orang-orang ini?
Cella tidak mengerti banyak, akan tetapi melihat reaksi sang mama saat mendengar nama mereka membuatnya yakin kalau keduanya bukan orang biasa. Dan tentu saja tidak seharusnya ia terkejut mengingat ukuran rumah Justin, dan fakta bagaimana mudahnya ia dan Stacey dalam mengeluarkan uang saat membawanya berbelanja.
Mama Cella menatap mereka tidak percaya dan langsung berbalik. Namun Bryan tidak setuju dan kembali memanggilnya, menghentikan langkahnya.
"Lihatlah umurmu, tidakkah kau tahu tata krama?"
Cella menatap Bryan terkejut, tidak menduga ia akan memanggil sang mama, dan malah membicarakan orang yang usianya lebih tua darinya. Hal itu bukan hal lumrah bagi Cella.
Mama Cella menahan nafasnya, dan wajahnya memerah. Sebagai seorang wanita berumur, umur adalah topik sensitif untuknya, seperti bagi wanita lain seusianya. Tidak hanya pria itu lebih muda darinya, pria itu juga sedang menyindirnya. Akan tetapi ia tidak bisa marah. Tidak saat pria itu berdiri diatasnya.
"Aku tidak serius dengan ucapanku," ujarnya singkat, memicing pada Cella, dan kembali berbalik, kali ini melangkah lebih cepat, menolak untuk merendahkan harga dirinya untuk meminta maaf.
Bryan tampaknya geram, dan Stacey dengan cepat menghampirinya, melingkari tangannya di pinggang pria itu, dan mendongak untuk menatapnya, sedangkan Bryan menunduk untuk menemui tatapannya.
"Hei, sudahlah, biarkan saja," ujar Stacey menenangkannya. Cella bisa melihat tatapan pria itu melembut saat melihat Stacey, dan senyum Stacey kepadanya tampak menawan. Cella baru pertama kali melihat seperti apa orang yang sedang jatuh cinta, dan tidak yakin apa yang harus dirasakannya.
"Apa kau serius? Seseorang tiba-tiba datang menghinmu dan kau biarkan begitu saja?"
Cella dapat melihat bagaimana Bryan tampak mencoba untuk menunjukkan tatapan tajamnya kepada Stacey, namun hal itu tidak begitu berhasil.
"Asal kau tahu saja, aku dapat menyelesaikannya sendiri tanpa membawa nama keluargaku,"decak Stacey malas dan malah melepaskan dirinya dari Bryan, seolah tidak peduli. Malah pria itu yang meraih pinggang nya dan menahannya.
Stacey menatapnya tajam sebelum ia sempat mengatakan apapun, dan Bryan hanya tersenyum kepada Stacey, membuat Cella tidak percaya jika ia adalah pria yang sama yang sebelumnya dengan tegas menyindir orang yang usianya diatasnya.
"Ah," Stacey melepas dirinya dari Bryan dan berbalik menatap Cella, membuat Bryan akhirnya menatapnnya juga.
Di pandangan Bryan, Cella adalah seorang gadis yang cukup canggung, dan penampilannya sangat biasa. Bryan tidak mengerti mengapa Stacey akan mengasosiasikan dirinya dengan seseorang yang akan membuatnya di hina seperti sebelumnya, sampai saat Stacey memperkenalkan mereka.
"Ini Cella, kau tahu Cella, dan Cella, ini suamiku, Bryan, kakak sepupu Justin," ujar Stacey memperkenalkan mereka.
Tepat seperti observasi Bryan, Cella dengan canggung melempar senyum sopan kearahnya, dan mengucapkan halo. Tangannya terangkat dengan tidak pasti, dan ia memutuskan untuk menerima uluran tangan Cella sebelum Stacey kembali mempelototinya.
"Ayo, biar kita antar kau pulang," ajak Stacey menarik Cella dengan mereka, menyerahkan beberapa kantong belanja untuk Bryan bawa, dan berjalan didepan pria itu, menyeret Cella untuk mengikutinya. Bryan hanya menghela nafasnya dan mengikuti dalam diam.
Sepanjang perjalanan, Stacey sibuk berbicara denga Cella. Namun dalam penglihatan Bryan, hanya Stacey yang berbicara, sedangkan Cella cendrung diam. Ia tidak yakin jika Cella tidak mengerti apa yang Stacey bicarakan, membiarkannya bicara demi kesopanan, atau memang tidak banyak berbicara.
Bryan menyibukkan dirinya dengan pekerjaan kantornya, dan tidak lagi memperhatiakan apa yang akan dibahas kedua gadis itu.
Cella menatap sekilas ke arah Bryan yang diam dan dingin, sedangkan Stacey tampaknya tidak pernah kehabisan topik untuk dibicarakan. Stacey membicarakan tentang pakaian atau tas yang mereka temui, membicarakan tentang ia ingin membelinya, tetapi beberapa aspek kurang bagus dimatanya, atau sebagainya. Yang jelas untuk Cella, Stacey sangat mengerti menenai fesyen.
Cella menatap keduanya bergantian secara sekilas, dan tidak mengucapkan apa-apa. Akan tetapi, diluar dugaannya, Bryan tampaknya cukup sensitif untuk menyadari tatapannya, dan bertanya, "Mengapa? Ada yang ingin kau pertanyakan?"
122020