Stacey mengangkat kepalanya dan menatap Cella penasaran, tampaknya tidak terkejut sama sekali dengan pertanyaan Bryan, sedangka pria itu bahkan tidak menolehkan kepalanya untuk melihatnya. Ia hanya melihat Stacey untuk sekilas sebelum kembali memandang ke apapun yang sedang ia baca.
"Ah," Cella yang awalnya ragu untuk bertanya kini tidak memiliki pilihan lain selain untuk mengucapkannya. Ia tidak yakin bagaimana ia harus mengucapkannya. Ia tidak ingin tampak seperti ingin mencampuri urusan orang.
"Berapa jarak usia kalian?" tanya Cella akhirnya.
Stacey tersenyum, terkejut mendapati Cella ingin tahu akan hal itu, namun senang karena Cella bertanya. Artinya, gadis itu lebih terbuka kepadanya sehingga ingin tahu mengenai mereka.
"Ah, kami beda tiga tahun. Aku dua puluh lima seperti Justin, dan dia dua puluh delapan. Bagaimana menurutmu? Apa jarak umur kita berbeda jauh? Aku tahu, kadang Bryan memang bertingkah seperti orang tua, ia memang membosankan," ujar Stacey santai, sedangkan Bryan kini menatapnya berkedip.
"Ah tidak," ujar Cella terkejut. "Kurasa jarak kalian masih normal," jawab Cella yang memikirkan tentang jarak usianya dengan Justin. Apakah itu normal? Justin harusnya tahu dengan usianya, bukan? atau pria itu juga tidak menyadarinya? Apa yang akan terjadi nantinya jika mereka mengetahui usianya?
Stacey tidak menyadari Cella yang mulai sibuk di pikirannya sendiri. Ponselnya bergetar dan ia menemukan sebuah pesan dari Justin.
'Kembalikan Cella tepat waktu.'
Stacey mendecak dan mengetikkan sebuah balasan dengan cepat, 'Jangan cerewet seperti ibu-ibu.'
Justin yang terduduk di ruang tamu mendengus saat melihat balasan itu. Stacey memang keterlaluan. Jika saja kemarin ia tidak lupa untuk mendapatkan ponsel baru untuk Cella, ia tidak akan perlu menghubungi Stacey.
Sebelum ia sempat mengetikkan pesan balasan, ia mendapati pesan lain, dan membalasnya terlebih dahulu. Stacey mendorong pintu terbuka, dengan kedua orang lainnya masuk mengikuti dia.
Mendengar suara pintu, Jusin mendongak, dan mendapati jika mereka sudah kembali. "Kau bahkan menunggu di pintu masuk-"
Justin berdiri dari duduknya dan mendekati Cella. "Ayo," ajaknya, membuat Cella mentapnya bingung, sedangkan Stacey menjadi terdiam.
"Kau tidak menyambut tamumu?" tanya Stacey tidak percaya ke punggung mereka, dan melihat ke arah suaminya, mendapati Bryan hanya memandangnya dengan tatapan yang datar seperti biasanya. Stacey pun menghela nafas.
Justin menggiring Cella kedalam mobil yang berbeda dari yang ia gunakan sebelumnya. Dibanding dengan sebelumnya, mobil ini tampak lebih mewah di bagian dalam mobilnya. Cella terduduk dengan diam sementara Justin mengendarai mobil itu.
"Sudahkah kau makan malam?" Cella menangguk. Namun saat ia ingat jika Justin sedang mengemudi dan tidak dapat melihatnya, ia menjawab, "Ya, Stacey sudah mengajakku makan."
Justin mengangguk, dan mereka dengan cepat tiba di mall sebelumnya. "Kita belum mendapatkanmu ponsel," jelas Justin, keluar dari mobil diikuti oleh Cella. Justin memandang ke sekeliling da dengan cepat menemukan sebuah toko yang menjual beberapa macam ponsel.
Ia berjalan ke area ponsel yang dimilikinya, dan memilih sebuah model yang terbaru. "Apa kau suka model yang ini?"
Cella melihat ponsel itu dengan takjub. Ia tahu dari teman-teman sekelasnya bahwa ponsel itu cukup bagus, dengan harga cukup mahal. Dan oleh karena itu untuk sesaat ia tidak bisa mengatakan apapun. Namun tampaknya Justin sudah terlebih dahulu menyadari apa yang ada di pikirannya, dan langsung mengangguk kepada pegawai yang sedari tadi mengikuti mereka.
Dengan langkah yang panjang, Justin sudah tiba di kasir, dan menyerahkan kartu kepada sang pegawai. "Jangan lupa kartu telefonnya," ingatnya, yang di angguki oleh pegawai itu.
Pegawai itu sangat senang atas transaksi yang terjadi dengan sangat cepat, ia dengan cepat pula menginput data pembelian, dan melakukan pembayaran. "Tambahkan itu," tunjuk Justin ke sebuah case terpajang di belakang kasir.
"Warna apa yang kau suka?" tanya Justin, dan Cella memandang ke sederet piliihan yang tersedia.
"Yang transparan ini cukup bagus, dan walau tipis di genggaman, ia menggunakan bahan yang cukup bagus untuk bisa menahan saat ponsel anda terjatuh," jelas sang pegawai dengan cepat.
Justin mengangkat alis kepadanya dan Cella menggeleng. "Yang merah cukup lucu, sesuai dengan ponselnya," pilih Cella, yang langsung dipersiapkan dengan cepat. Kartu Justin sudah dikembalikan, dan ia dengan terlatih mengaktifkan ponsel Cella.
Cella menerima ponsel itu, dan mereka melangkah keluar dari toko itu. "Adakah lagi yang ingin kau beli? Apa kau masih ingin berjalan-jalan sebentar, atau kau sudah lelah dan ingin kembali?" tanya Justin yang membuat Cella menggeleng.
"Aku tidak ingin membeli apapun," ujar Cella dan Justin mengangguk. Justin menyuruh Cella mencoba fitur-fitur di ponsel barunya, dan ia tidak menemui suatu masalah apapun, mungkin karena ia tidak terbiasa menggunakan ponsel seperti itu.
Perjalanan pulang sayangnya memakan waktu lebih lama dari saat mereka pergi karena jalanan cukup macet. Cella tiba-tiba saja mengingat dan menoleh menatap Justin yang sedang mengecek ponselnya.
"Justin."
Justin mengangkat kepalanya dari ponselnya dan menatap Cella.
"Berapa usiamu?" tanya Cella, sebelum akhirnya mencoba untuk memikirkan kata lain untuk di ucapkan. Ia rasa tidak seharusnya ia bertanya seperti itu.
"Aku hanya ingin tahu, semenjak kau tampak cukup mapan. Lagipula apa pekerjaanmu?" tanya Cella lagi, yang membuatnya tiba-tiba mengetuk kepalanya. Bukankah tidak sopan mempertanyakan pekerjaan orang seperti itu? ah..
Namun Justin yang menerima pertanyaan tersebut malah tersenyum.
"Bryan yang menghadiahkan rumah itu untukku saat ia menikah. Dulunya itu adalah rumahnya, namun setelah mengenal Stacey, ia mendapatkan rumah di daerah lain yang lebih cocok untuk mereka. Namun mobil ini adalah hasil kerja kerasku. Aku hanya bekerja di perusahaan keluarga, itu saja," jelas Justin.
"Ah, dan jika aku memberitahu kau umurku, akankah kau lari?" ujar Justin dengan senyum di wajahnya, yang membuat Cella memerah entah kenapa.
"Menurutmu berapa usiaku?"
"Ah, Stacey sempat mengatakan jika kau seusia dengannya, jadi dua lima? Menurutku kau tampak seperti berusia dua empat, dua lima," ujar Cella, membuat Justin kembali tersenyum.
"Dan kau delapan belas. Apa kau bermasalah dengan itu?" Cella mentapnya sesaat dan menyadari jika Justin bermaksud mengenai hubungan mereka, dan wajah Cella kembali memerah.
"Mengenai itu..."