Chereads / Suamiku pilihan ayah / Chapter 6 - 6. Keterkejutan Jihan

Chapter 6 - 6. Keterkejutan Jihan

Di tempat lain kini jihan telah sampai di depan perusahaan Company Fernandez Group, langsung Jihan keluar dari dalam mobilnya setelah mobil berhenti di parkiran perusahaan.

Setibanya di dalam ruangan jihan menatap layar laptopnya kembali untuk melanjutkan pekerjaannya, yaitu membalas email kerja sama antara perusahaan lain.

Hampir beberapa menit berkutat di tombol keyboard laptop nya terlihat kini Jihan mematikan laptop nya dan langsung beranjak dari kursi kebesaran nya menuju lantai bawah perusahaan company fernandez.

Sesampainya di lantai bawah Jihan menuju mobilnya, Saat sampai di mobil Jihan masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Hampir setengah jam mengendarai mobilnya akhirnya jihan tiba dirumah sakit, langsung Jihan keluar dari dalam mobil setelah mobil terparkir, kini terlihat Jihan jalan melewati koridor rumah sakit menuju ruangan Wisnu di rawat, hampir beberapa menit melangkah kan kakinya tampak tiba berada di depan kamar sang ayah.

Dengan langkah perlahan- lahan jihan membuka pintu kamar Wisnu sang ayah.

Ceklekkk

Jihan mengedarkan pandangannya melihat seisi ruangan wisnu, betapa terkejutnya jihan melihat sang ayah yg menatapnya dan jihan juga menatap manik mata sang ayah terlihat sayu dan sedikit pucat.

"Ayah...ayah sudah sadar?" tanya jihan tak percaya.

"Iya sayang, ini ayah? ayah sudah sadar sayang".ucap wisnu lemah.

"Ayah?"Jihan menghampiri wisnu lalu memeluk nya.

"Iya sayang."ucap Wisnu membalas pelukan Jihan.

"Ayah, Hiks..hiks...hiks." ucap Jihan dengan tangisan nya.

"Sayang, sudah jangan menangis."ucap Wisnu lemah melepaskan pelukan Jihan lalu berganti menghapus air mata sang putri tercinta.

"Jihan nangis karena bahagia ayah sudah sadar." ucap Jihan melihat Wisnu.

"Iya sayang."ucap Wisnu lemah.

Setelah melihat Wisnu sang ayah, jihan mengedarkan pandangannya melihat asih dan alex sekretaris sang ayah.

"Ibu asih...paman alex? kenapa gak beritahu jihan kalau ayah sudah sadar?" tanya jihan lalu di sambut Wisnu.

"Jihan sayang, ayah yg menyuruh alex dan asih tidak memberitahu mu sayang." ucap wisnu melihat Jihan.

"Kenapa ayah menyuruh paman dan ibu asih tidak memberitahu jihan, ayah?" tanya jihan penasaran.

"Ayah takut pekerjaanmu jadi berantakan di perusahaan sayang, kalau asih dan Alex beritahu jihan pasti secepat mungkin kamu pasti datang kesini sayang sementara diperusahaan membutuhkanmu sayang." ucap wisnu lemah.

"Ayah, pas kebetulan hari ini jihan tidak begitu sibuk di perusahaan." ucap Jihan melihat Wisnu .

"Sayang, ayah pikir kamu sibuk di perusahaan jadi ayah menyuruh alex dan asih tidak memberitahu kamu sayang, jadi maafkanlah ayahmu ini sayang." ucap wisnu dengan merentangkan tangannya ingin dipeluk jihan.

"Ayah, kenapa ayah minta maaf sama Jihan?"ucap jihan memeluk sang ayah terbaring lemah.

"Karena ayah tidak memberitahumu sayang kalau ayah sudah sadar, ayah merasa bersalah sama kamu sayang". ucap wisnu dengan suara lemah.

"Sudahlah ayah, jangan dipikirkan lagi jihan tidak apa- apa ayah, yg terpenting ayah sudah sadar." ucap Jihan melepaskan pelukan dari wisnu.

"Baiklah sayang, ayah tidak akan memikirkannya lagi, sayang?" panggil wisnu tersenyum melihat Jihan.

"Iya ayah, ayah butuh sesuatu?" tanya Jihan melihat sang ayah.

"Tidak sayang, ayah tidak butuh sesuatu,ayah hanya bilang kenapa jihan kok bau keringat, ya". ucap wisnu bercanda dengan sang anak .

"Ayah, masak jihan bau keringat sih? padahal jihan wangi gini dibilang bau keringat." ucap jihan sambil mencium bajunya.

"Hehehe... Ayah hanya bercanda sayang".ucap wisnu dengan tawa kecilnya.

"Ayah, bisanya ayah becanda dalam keadaan

begini?" ucap jihan dengan wajah cemberut.

"Jangan cemberut dong sayang, ayah hanya becanda supaya alex dan asih tersenyum." ucap wisnu melihat alex dan asih.

Alex dan asih sedari tadi hanya diam di dekat Wisnu, mereka berdua hanya mendengar kan percakapan ayah dan anak tersebut.

"Ayah, memang paman alex dan ibu asih kenapa yah gak seperti biasanya Jihan lihat?" tanya Jihan heran melihat keduanya.

"Mereka tidak apa- apa sayang." ucap Wisnu melihat asih dan alex.

"Memangnya kami terlihat berbeda ya nona?" tanya Alex melihat Jihan.

"Iya, sedikit berbeda tidak seperti biasanya."ucap Jihan melihat Alex.

"Perasaan, nona saja itu."ucap asih menimpali.

"Mungkin ibu asih, perasaan Jihan saja."ucap Jihan melihat Alex dan asih.

Alex dan asih terlihat senyum melihat Jihan.

"Ayah...ayah istirahat lah dulu? biar ayah cepat sembuh."ucap jihan melihat Wisnu.

"Baiklah sayang." ucap wisnu melihat jihan.

"Selamat tidur ayah." ucap Jihan mencium pipi Wisnu.

"Iya, ayah tidur ya." ucap Wisnu memejamkan kedua matanya.

Jihan tak menjawab perkataan Wisnu, ia hanya tersenyum melihat sang ayah yang sudah memejamkan matanya. setelah puas melihat sang ayah, jihan beranjak dari kursi disebelah Wisnu untuk menghampiri alex dan asih.

"Paman, kapan paman sampai?" tanya jihan melihat alex.

"Tadi Jihan, sekitar jam 1 siang paman sudah tiba di bandara Soekarno Hatta dan paman langsung ke sini."ucap alex.

"Paman, biasanya paman kalau pulang dari luar kota selalu datang terlebih dahulu ke perusahaan, tetapi hari ini kenapa paman langsung datang kesini?" tanya Jihan heran.

"Paman tadi ingin ke kantor terlebih dahulu tapi paman ingin sekali bertemu pak wisnu, semalam paman dapat kabar dari asih kalau pak Wisnu masuk rumah sakit, jadi paman langsung datang kemari dulu untuk menjenguk pak wisnu." ucap alex berbohong.

"Ooo, begitu." ucap jihan percaya.

"Iya Jihan."ucap Alex singkat.

"Paman sama ibu asih kenapa tidak seperti biasanya, apa ibu asih dan paman alex menutupi sesuatu dari jihan?" tanya jihan menatap asih dan Alex menyelidik.

"Tidak jihan, kami tidak menutupi sesuatu dari Jihan ?" ucap alex bohong.

"Ooo, baiklah paman jihan percaya sama

paman dan ibu asih". ucap jihan menatap wajah Alex dan asih satu persatu.

"Iya Jihan". ucap alex.

"Ibu asih?" panggil jihan melihat asih.

"Iya Jihan." ucap asih menutupi kegugupannya.

"Ibu asih kenapa dari tadi diam saja, ibu asih sakit?" tanya jihan penasaran.

"Tidak jihan, saya baik- baik saja Jihan, saya diam hanya karena saya belum mengisi perut saya ." ucap asih bohong.

"Ibu asih belum makan?" tanya Jihan serius.

"Belum Jihan ." ucap asih menahan kegugupannya.

"Ya sudah kalau gitu jihan pergi dulu cari makanan, jihan titip ayah sama paman dan ibu asih." ucap jihan pamit kepada alex dan Asih.

"Baiklah Jihan, kami akan menjaga pak wisnu". ucap asih langsung disambut Alex.

"Baik Jihan." ucap alex.

"Terima kasih, ibu asih...paman Alex." ucap Jihan.

"Iya Jihan."ucap asih melihat Jihan.

Alex hanya mengangguk kan perkataan Jihan.

Setelah berpamitan, jihan pergi dari ruangan Wisnu menuju keluar rumah sakit untuk membeli makanan.

Setelah jihan benar-benar Wisnu memanggil Alex dan asih, sebenarnya wisnu sedari tadi tidak tidur ia mendengarkan ucapan putrinya.

"Asih?" panggil wisnu lemah.

"Iya pak". ucap asih mendekati wisnu.

"Kamu jangan terlihat gugup di

mata jihan, jihan terlihat curiga dengan kamu?" ucap wisnu melihat asih.

"Saya tidak tega berbohong sama jihan pak". ucap asih menunduk.

"Asih tadi kan kita sudah sepakat untuk menutupinya dari jihan?" ucap wisnu lemah.

Flashback

Sekitar jam 9 pagi wisnu sadar dari masa kritisnya, asih segera memanggil dokter dan dokter menghampiri dan mengecek keadaan wisnu ,setelah mengecek keadaan wisnu dokter berkata.

"Keadaaan pak wisnu ini bisa saja kritis kembali dan mungkin bisa saja tiba-tiba saja pak wisnu meninggal dunia.

Dari perkataan dokter tadi, wisnu menyuruh asih untuk segera menghubungi alex untuk segera pulang ke Jakarta, alex pun langsung memesan tiket pulang ketika asih memberitahu bahwa wisnu ingin bicara dengannya.

Setibanya alex dirumah sakit, alex langsung masuk ke ruangan Wisnu dirawat sebelumnya alex tanya.kepada resepsionis rumah sakit dimana letak ruangan Wisnu .

Sesampainya di ruangan wisnu, Alex langsung menghampirinya wisnu, sebelum Alex bicara Wisnu seketika langsung bicara kepada alex tentang kondisinya yg disampaikan oleh dokter, sontak alex terkejut mendengar perkataan wisnu bosnya.

Setelah menyampaikan perkataan dokter, Wisnu terlihat menyuruh alex menemui Reza Malik Surya pemilik dari perusahaan Malik Surya Grup untuk menyuruh reza datang kerumah sakit ada yang ingin di sampaikan nya ke pada reza, Wisnu ingin Reza menjadi pendamping hidup putrinya itulah alasan wisnu memanggil Reza, supaya jika wisnu tiba- tiba meninggal ada yg menjaga putrinya.

Wisnu juga mengatakan kepada asih dan alex jangan memberi tahu jihan tentang kondisinya , mereka berdua pun sepakat tidak mengatakan nya kepada jihan, dan alex pun mengiyakan keinginan wisnu untuk bertemu dengan Reza Malik Surya.

flashback off

"Iya pak, saya tidak akan mengulanginya lagi sebisa mungkin saya tidak akan terlihat gugup dimata nona". ucap asih melihat Wisnu.

"Terima kasih aish, jihan jangan sampai curiga dengan kamu lagi?" ucap wisnu.

"Baik pak."ucap asih.

"Asih, kamu tadi sengaja bilang kalau kamu belum makan untuk menutupi ke gugupanmu?" tanya wisnu Penasaran.

"Iya pak, saya minta maaf pak karena saya gugup jadi saya mengalihkannya dengan saya belum makan." ucap asih merasa tak enak.

"Baiklah, tidak apa - apa asih untung kamu punya ide seperti itu, kalau tidak jihan bisa curiga sama kamu?" ucap wisnu.

"Iya pak".ucap asih menunduk.

"Alex? "panggil wisnu.

"Iya pak wisnu".ucap Wisnu melihat wajah Wisnu.

"Kamu harus bertemu dengannya alex secepatnya, karena saya sudah merasa tidak lama lagi di dunia ini?" ucap Wisnu sedih.

"Pak wisnu tidak boleh berkata seperti itu, pak wisnu harus tetap semangat demi nona Jihan". ucap Alex.

"Saya tidak tau Alex dengan keadaan saya sekarang ini?" ucap Wisnu lemah .

"Tapi nona jihan membutuhkan pak wisnu". ucap Alex serius.

"Jihan tidak akan membutuhkan saya lagi alex, kedepannya Jihan akan bersama suaminya". ucap Wisnu melihat alex.

Tampak Alex tak menjawab perkataan Wisnu, tak selang lama Alex kembali bicara.

Flashback off

Maaf ya kalau author ada kesalahan 🙏

Komen yang positif ya biar author tambah semangat dalam berkarya.

Terima kasih